Mohon tunggu...
ridho pahlawan
ridho pahlawan Mohon Tunggu... Tutor - sma negeri 3 tanah abang

belajar hingga akhir hayat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Koneksi Antar Materi Modul 1.4

31 Mei 2024   20:54 Diperbarui: 31 Mei 2024   21:34 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 1.1. budaya positif murid/dokpri

Saya merasa sangat senang dan termotivasi untuk menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah, dan saya berharap dapat berbagi praktik baik ini dengan para sesama guru di sekolah saya. Selain itu, saya telah merasa lebih mampu dalam mengendalikan emosi dan diri saya, serta merasa lebih dekat dengan para murid daripada sebelumnya.

Setelah memahami teori kontrol dengan lebih baik, saya merasa terdorong untuk mengimplementasikan peran saya sebagai manajer dan menerapkan pendekatan segitiga restitusi dalam menangani masalah-masalah yang melibatkan murid. Dengan mengambil peran manajer, saya memberikan kesempatan bagi murid untuk bertanggung jawab atas perilaku mereka dan mendukung mereka dalam menemukan solusi untuk permasalahan yang timbul.

Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Setelah menerapkan prinsip-prinsip budaya positif dalam proses pembelajaran, yang menjadi hal positif adalah munculnya motivasi intrinsik pada murid untuk menjalankan budaya positif sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang telah dibangun bersama. 

Namun, terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki, terutama dalam menggeser peran guru dari yang biasanya berposisi sebagai Penghukum dan Pemberi Rasa Bersalah, menjadi lebih menempatkan diri ke posisi sebagai Manajer. Selain itu, perlu juga perbaikan dalam cara guru menyampaikan nilai-nilai kepada murid, dengan menekankan bahwa disiplin positif dilakukan untuk menghargai diri sendiri dan orang lain, bukan semata-mata untuk menghindari hukuman atau mencari penghargaan.

Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?

Sebelumnya, saya sering mengambil peran sebagai pembuat rasa bersalah dan pemantau dalam menangani masalah disiplin. Pada waktu itu, saya berkeyakinan bahwa memberikan konsekuensi ketika murid melanggar kesepakatan adalah pendekatan yang paling efektif untuk mengatasi perilaku yang tidak sesuai, dengan harapan agar mereka tidak mengulanginya lagi. Namun, ternyata masalah tersebut sering terulang berulang kali. Kini, saya berusaha untuk menjalankan peran sebagai seorang manajer dalam menyelesaikan masalah murid dengan menerapkan pendekatan Segitiga Restitusi.

Saat ini, saya merasa lebih mampu mengendalikan emosi saya dan merasa bahagia karena dapat membimbing murid-murid dalam menemukan solusi atas permasalahan mereka sendiri. Perbedaan yang paling signifikan adalah dalam hal emosi, di mana saya sekarang lebih baik dalam mengendalikan diri, dan juga dalam respon murid-murid terlihat mereka tampak lebih bahagia dan tidak terbebani.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Dalam menangani masalah atau kasus yang melibatkan murid, saya secara tidak sadar telah menerapkan langkah-langkah Segitiga Restitusi, terutama dalam upaya menstabilkan identitas dan mengvalidasi tindakan yang salah. Namun, satu aspek yang belum saya lakukan adalah menanyakan keyakinan murid, sehingga mereka dapat benar-benar memahami dan menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam diri mereka, sehingga di masa depan mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun