Mohon tunggu...
Rizky Ridho
Rizky Ridho Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Nama saya Rizky Ridho Pratomo, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta. Insyaallah menjadi penulis , peneliti, pembuat kebijakan, pengajar, dan penasehat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bangkitnya Prinsip Realisme

22 Oktober 2018   23:33 Diperbarui: 22 Oktober 2018   23:34 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lalu apa kaitannya fakta diatas dengan pertanyaan penulis? Persoalan ini muncul karena faktor rasionalitas yang sekarang mulai berlaku. Penilaian rasionalitas tentunya berasal dari pemikiran manusia yang tentunya berdasarkan fakta empiris. Selama bertahun-tahun, klaim Liberal bahwa tatanan merekalah yang terbaik mulai diruntuhkan dengan rasionalitas kaum populisme sayap kanan atau katakanlah prinsip nasionalisme.

Ekonomi pasar bebas yang menjadi andalan liberalisme tidak mampu menyelesaikan stagnansi ekonomi dunia dan lebih membawa kerugian karena batas-batas dalam perdagangan pun hilang sehingga negara merugi. Kerugian ini pun pada akhirnya akan bermuara pada lapangan pekerjaan dan penghasilan sehingga pada akhirnya merugikan masyarakat. Rasio ini mungkin yang digunakan Trump apalagi dengan jargonnya "Make American Great Again", Trump termotivasi untuk membuat jargon tersebut menjadi kenyataan.

Masalah imigran di Uni Eropa menjadi pelik ketika beberapa negara mulai menutup perbatasannya dan membatasi jmigran yang masuk. Padahal, dalam hukum internasional, imigran pun harus diperlakukan sama tanpa adanya diskriminasi karena mereka juga manusia yang wajib untuk dilindungi.

Akan tetapi, mereka tetap menutup perbatasannya dengan dalih keamanan, apalagi dengan serangan teroris di negara seperti Prancis dan Spanyol. Selain itu, dengan banyaknya imigran yang masuk akan membuat ekonomi menjadi tidak stabil.

Jika kita mengaitkan fenomena ini dengan sisi rasionalitas yang berlaku di dunia internasional saat ini, ada fragmentasi dan munculnya nilai atau prinsip yang nasionalistik. Dalam artian, bahwa tatanan dunia liberal, tidak membawa keuntungan bagi negara dan justru mengurangi kedaulatan Negara.

Pudarnya perbatasan negara, kedaulatan dalam membuat peraturan yang berkurang membuat Negara berpikir untuk mengembalikan kedaulatan mereka dari tangan institusi internasional sehingga negara bebas untuk mengelola kedaulatannya sesuai kebutuhan. Apakah dengan kerangka berpikir seperti ini, ada sebuah kemunduran sejarah jika menggunakan diskursus Hegel?

Negara adalah aktor yang sangat kompleks tetapi rasional. Mereka adalah aktor yang dipenuhi oleh prinsip maupun nilai yang menjadi pedoman Negara. Dan tentunya, kita kembali lagi dengan fungsi utama negara sebagai aktor yang menjaga masyarakat di dalamnya tetap aman dan menyejahterakan masyarakat.

Bagi penulis, Negara tidak mempedulikan tatanan macam apa yang berlaku, namun selama tatanan itu bisa memenuhi fungsi utama negara, mereka tidak akan mempermasalahkan itu. Akan tetapi, jika suatu tatanan tidak membawa negara memenuhi fungsinya, bahkan tatanan liberal sekalipun akan ditolak dan ditinggalkan.

Terlebih, negara dikendalikan oleh kumpulan orang cerdas yang sebenarnya merupakan manusia, yang memiliki keterbatasan. Apalagi, mereka dipilih oleh rakyat sehingga memiliki tanggung jawab yang sedemikian besar. Rasionalitas manusia pun dapat berubah tergantung situasi yang berkembang.

Bagi penulis, ini bukan merupakan kemunduran sejarah kalau misalkan mengacu pada pemikiran bahwa sejarah bergerak linear dan semakin rasional. Kasarnya, dengan Negara memikirkan masyarakatnya, justru negara bersikap lebih rasional karena mereka memikirkan bagaimana nasib sejumlah populasi rakyatnya.

Tetapi, ini akan menjadi pertarungan yang menarik antara rasionalitas prinsip liberalisme dengan realisme dalam dinamika dunia internasional. Pemenangnya pun mungkin akan menasbihkan dirinya sebagai prinsip yang lebih rasional dibandingkan yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun