Mohon tunggu...
Ridhony Hutasoit
Ridhony Hutasoit Mohon Tunggu... Auditor - Abdi Negara

Aku ini bukan siapa-siapa, hanya terus berjuang meninggalkan jejak-jejak mulia dalam sejarah peradaban manusia, sebelum kelak diminta pertanggungjawaban dalam kekekalan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengenali Pinjaman Online (Pinjol) Bodong

23 Mei 2019   07:26 Diperbarui: 22 April 2021   09:23 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, jikalau ada Pinjol yang dalam menu aplikasinya tidak meyajikan informasi di atas (tertutup atau ambigu), atau misalnya langsung menawarkan penempatan dana dengan bunga tinggi tanpa ada bentuk mitigasi risiko dalam penyalurannya, atau menawarkan pembiayaan secara instan tanpa ada bentuk pengamanan atau perlindungan, atau menagih dengan cara tidak wajar/kasar, maka kemungkinan besar Pinjol tersebut bodong. 

Oleh sebab itu, masyarakat wajib mengecek izin Pinjol tersebut sebagaimana dijelaskan dalam poin kedua di atas.

Kemudian sering muncul pertanyaan, bagaimana dengan bunga tinggi dalam Pinjol? Persepsi besaran bunga sebenarnya relatif. Seperti saya jelaskan di atas, Pinjol menawarkan kecepatan dan kemudahan akses pembiayaan. 

Di mana pun lokasi kita (sepanjang terkases dengan internet) dapat berpeluang memperoleh pendanaan bahkan tanpa agunan. 

Pengurusan dokumen dalam Pinjol pun paperless alias minim kertas. Untuk menyediakan fasilitas seperti itu tentu Pinjol membutuhkan investasi yang besar. Ya, seperti "jalan tol" tadi, kita perlu bayar lebih bukan untuk menggunakannya? 

Perlu masyarakat ketahui, tidak selamanya Peminjam akan dapat bunga tinggi atau maksimal. Umumnya Pinjol yang legal menyediakan kebijakan pengenaan bunga yang berbeda berdasarkan tingkat risiko/ nilai rating si Peminjam tadi. Makin berisiko tinggi, makin besar bunganya, begitu juga sebaliknya.

Jadi, marilah kita cerdas menggunakan layanan atau produk sektor jasa keuangan. Kalau bisa sih, gunakan untuk aktivitas ekonomi yang produktif demi peningkatan kesejahteraan diri sehingga kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.

Semoga informasi di atas bermanfaat ya Sob!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun