Manusia adalah makhluk sosial. Hal ini memandakan interaksi dengan sesama adalah salah satu energi signifikan yang dibutuhkan agar dapat bertahan hidup dan menikmati keindahan Bumi. Saya ingat empat bulan yang lalu, seorang staf di kantor menunjukkan suatu video. Video tersebut meliput tentang satu sekolah kecil, seperti gubuk, dan terpencil. Fakta keberadaan sekolah itu sungguh menggugah hati saya. Sekolah itu bernama Sekolah Luar Biasa (SLB) Kusuma Bangsa.
Sebagai Change Partner (CP), saya segera menjadikan SLB Kusuma bangsa sebagai sasaran program budaya kerja OJK Provinsi Sulawesi Tenggara (OJK Sultra). CP memiliki kewajiban untuk mendesain dan mengkordinasikan setiap kegiatan dalam program-program budaya kerja dapat terlaksana. Dalam program OJK Inspiratif, kami mendesain kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, berupa Paket Edukasi Keuangan (PEKA) atau OJK Mengajar, dan Aksi Berbagi dengan Kasih (ABDI).
Kamis, 22 Maret 2018, OJK Sultra menelusuri wilayah Andonohu yang cukup terpencil menuju SLB tersebut. Untungnya, wilayah tersebut dapat dilewati mobil. Â Sekolah satu petak ini ternyata menampung siswa spesial dari SD hingga SMA. Sekolah ini didirikan oleh Yafsin Yaddi sejak tahun 2013. Sekolah ini berisikan 12 murid dengan 12 guru yang silih bergantian mengajar dengan upaya ektra lain, agar anak-anak mau bersekolah, yaitu jemput-antar anak didik. Tujuan SLB ini didirikan agar siswa disabilitas, mulai dari tunarungu hingga tunagrahita, dapat terakses pendidikan.Â
Tantangan mengajar dalam sekolah ini, bukan hanya mempersiapkan bahan ajar sesuai keterbatasan kondisi anak didik, melainkan sarana dan prasarana pendidikan masih minim. Maka sangat pantas, SLB Kusuma Bangsa menjadi pilihan kami untuk sedikit berbagi berkat Tuhan dan ilmu yang kami miliki.
Bagi saya, senyum mereka adalah kekuatan tersendiri untuk kami terus sadar bahwa Tuhan dapat memakai siapa saja untuk menyalurkan kasih-Nya tanpa henti. Semangat anak-anak ini untuk belajar adalah cahaya masa depan bangsa, sehingga kita harus jaga dan peduli terhadapnya. Ada satu tarikan nafas syukur memenuhi sanubari, ketika saat mengajar pertama  tadi, pengelolanya berkata bahwa selama 3 tahun berdiri, OJK Sultra merupakan  instansi pemerintah pertama yang datang untuk melaksanakan kegiatan seperti ini.Â
Dalam senyum yang hangat, Yafsin berkata penuh harap: "Semoga OJK Sultra menjadi pembuka kepedulian dan kebaikan lain bagi sekolah ini.". Sampai saat ini, SLB ini sudah banyak dikunjungi dan bahkan masuk dalam satu liputan TV. Sungguh, tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini, bukan? Satu energi kebaikan dapat menarik energi-energi lain untuk peduli dan turut berkontribusi, bahkan harapan kami, energi-energi tersebut akan semakin kuat dalam mendukung keberlanjutan dan pengembangan SLB Kusuma Bangsa ini.
Terima kasih Tuhan karena kami masih diberikan kesempatan berharga ini. Semoga apa yang kami lakukan dapa menjadi energi yang baik untuk kehidupan. Akhirnya, kami tutup kisah sederhana ini dengan satu buah puisi berikut ini: