Sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal yang akomodatif terhadap perekonomian merupakan kunci pemulihan ekonomi. Kebijakan moneter melalui instrumen suku bunga harus mampu mewujudkan efek kesejahteraan (wealth effect) dalam mengurangi ketimpangan pendapatan. Kebijakan fiskal melalui instrumen perpajakan dan transfer tunai harus mampu secara langsung mempengaruhi disposable income.
Untuk itu, seluruh komponen bangsa harus bersatu padu mengantisipasi ancaman resesi. Stabilitas makro merupakan kunci utama dalam kerja sama antara Pemerintah dengan Bank Sentral. Tidak hanya terbatas pada stabilitas makro fiskal saja seperti pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, tetapi juga stabilitas makro moneter seperti inflasi dan nilai tukar.Â
Sinergi dan koordinasi kebijakan pemerintah dan BI merupakan tulang punggung yang harus dibangun guna menciptakan optimisme ke depan. Dalam konteks ini, gotong royong antara kedua otoritas harus tercipta untuk terus menjaga stabilitas ekonomi sehingga kepercayaan pasar tetap terpelihara. Gotong royong sejak pandemi diharapkan akan terus berlanjut pada tahun 2023 dengan melibatkan lebih banyak pihak seperti perbankan dan pengusaha-pengusaha, sehingga cita-cita menjadi negara maju di 2045 dapat terwujud. Semangat gotong royong bangkit bersama wujudkan indonesia maju harus terus digaungkan dalam menatap ekonomi 2023 dengan optimisme di tengah tantangan resesi ekonomi global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H