Covid-19 telah melanda dunia sejak beberapa bulan yang lalu. Dari pernyataan Kementerian kesehatan RI, Covid-19 adalah penyakit yang biasanya diderita oleh manusia dan hewan yang mengakibatkan penyakit infeksi saluran pernapasan. Jenis penyakit baru ditemukan pada manusia di Wuhan pada desember 2019.Â
Sejak diumumkannya penyakit menular ini di Indonesia, segera pemerintah Indonesia menetapkan seluruh berbagai kegiatan baik dalam sektor ekonomi, pendidikan serta pemerintahan ini diminta untuk siaga dan waspada akan dampak dari penyakit mengerikan ini.Â
Setelah itu, berbagai kegiatan baik kegiatan pendidikan atau perekonomian diminta untuk dilakukan di rumah secara daring (work from home and online learning). Tentu saja dengan adanya kebijakan ini timbul beberapa keresahan dan penolakan dari masyarakat karena kegiatan tersebut adalah kegiatan baru dan tabu yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia dalam sejarahnya.
'' Pembelajaran jarak jauh terasa kurang mampu dicerna karena materi yang terbatas dan belajar daring harus menggunakan internet yang terkadang sulit jika digunakan di daerah pelosok.'' (Desi, 18 tahun seorang mahasiswi).
 '' Pembelajaran jarak jauh ini, membuat anak sulit memahami pelajaran yang ada. Biasanya hanya absen serta tugas dan kendala pembelajaran orangtua ikut andil dalam permasalahan ini.'' (Yatilah, 49 tahun seorang ibu rumah tangga).
'' Khusus yg dirasakan secara bapak pribadi selaku guru. Sedih, waktu yg seharusnya untuk keluarga berubah jadi derita untuk pekerjaan yang semakin banyak. Tadinya maghrib sampai jam sepuluh malam untuk anak dan  istri jadi dipakai untuk penginputan atau pembelajaran daring. Hal ini juga membuat guru tidak seutuhnya mampu memberikan materi karena keterbatasan.'' (Ahmad, seorang guru SMA).
Berbagai pernyataan dan keluh kesah berbagai lapisan masyarakat terus bersuara mengenai pembelajaran jarak jauh di era pandemi seperti sekarang ini. Dilihat dari pernyataan dan pendapat di atas ada beberapa pokok permasalahan yang menjadi masalah mengenai pembelajaran jarak jauh atau yang lebih dikenal dengan sebutan belajar daring atau online (online learning).
Pada bidang pendidikan, pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka langsung (luring) diubah menjadi kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan teknologi internet (daring).Â
Perubahan tersebut diberlakukan disemua jenjang pendidikan baik TK, SD, SMP, SMA sampai Univeristas. Sudah tidak ada lagi jumpa dan belajar di kelas dan bertemu teman-teman secara langsung, melainkan jumpa dan belajar secara virtual.Â
Perubahan yang terjadi ini membuat murid dan guru terpaksa menggunakan teknologi komunikasi internet seperti Zoom, Google Meet, Whatsapp dan media komunikasi online lainnya.
Dengan menggunakan teknologi sebagai penunjang pembelajaran murid di Indonesia, sebenarnya bukanlah hal yang tidak biasa. Namun, hal tersebut dilakukan dengan  cara yang tergesa-gesa sehingga menimbulkan beberapa permasalahan. Seperti manusia yang mengalami cultural shock, perubahan ini memberi kejutan perubahan budaya baru yang menjangkit kepada pendidikan di Indonesia baik secara teknis, moral dan kebiasaan.
 Sementara itu tidak ada cara lain untuk mengurangi angka korban virus ini selain mengurangi berkumpulnya massa di lingkungan masyarakat, menggunakan masker selalu, mencuci tangan setelah melakukan kegiatan, senantiasa menerapkan protokol kesehatan (social distancing) dan menjaga pola makan yang sehat dan bergizi (vitamin, sayur, buah dan daging).
Sebenarnya problematika pendidikan ini tidak hanya dirasakan oleh peserta didik saja. Tetapi juga dirasakan oleh tenaga pengajar seperti guru dan dosen dan orangtua juga ikut merasakan problematika pendidikan di masa pandemi seperti sekarang ini. Berikut adalah problematika yang dirasakan pada dunia pendidikan saat ini.
MASALAH YANG DIHADAPI PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI RUMAH
- Masih banyak anak murid dari jenjang TK-SMP yang masih menganggap bawa rumah adalah tempat untuk bersantai bukan untuk sekolah. Benar saja, rumah adalah salah satu tempat rehat dari berbagai peliknya kegiatan duniawi. Namun sejak pembelajaran dari rumah banyak anak murid yang mengalami guncangan perbedaan ini. Terutama pada anak TK-SMP dimana kebanyakan dari jenjang ini masih diikuti dengan awasan dari orangtua dan masih banyak juga yang mengerjakan tugas dibantu dengan orangtua. Kegelisahan muncul dari para wali murid yang selalu dipertanggung jawabkan atas tugas anaknya karena anak seusia itu masih bergantung pada orangtuanya. Apalagi ditambah dengan kebanyakan dari orangtua yang tidak paham mengenai teknologi.
- Masalah ini juga menghadapi tenaga pengajar, dimana banyak sekali materi-materi yang tidak bisa tersampaikan dengan baik seperti olahraga atau kesenian yang membutuhkan ruang belajar yang luas. Selain itu, tenaga pengajar juga masih bersifat repetitif dalam pengajaran karena sulitnya mencari perkembangan bagaimana cara pengajaran yang efektif dan mampu membangkitkan minat peserta didik. Masalah lain dimana internet jadi pertimbangan, tak jarang internet yang tidak stabil dan kekurangan paket data yang tidak memadai mampu menghambat terjadinya pembelajaran secara daring ini. Terlebih masih banyak pengajar atau peserta didik yang sulit akan ekonominya untuk membeli kuota.
- Peserta didik juga merasakan hal yang sama. Mulai dari paket internet, internet yang tersedia terkadang sulit (terlebih di daerah pedesaan), kondisi rumah yang terkadang kurang kondusif dan radiasi layar handphone atau laptop merupakan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Oleh karena itu banyak sekali peserta didik yang sulit untuk berkonsentrasi dan menangkap simakan atas materi yang telah disampaikan. Â Jadi dapat disimpulkan berbagai permasalahan itu meliputi sulitnya jaringan internet yang tersedia (terlebih peserta didik di pelosok daerah), kesulitan perekonomian untuk membeli kuota pembelajaran, peran orangtua yang ikut serta dalam pembelajaran daring sampai pada pengajar yang sulit memberikan materi karena keterbatasan waktu dan ruang yang tersedia. Banyak sekali problematika sebagai dilema bagi pendidikan Indonesia bahkan dunia.
Tetapi seperti kata pepatah ''Di balik musibah pasti ada hikmahnya.'' Sama seperti problematika pendidikan jarak jauh ini. Ada juga sisi positif yang bisa didapatkan dari pembelajaran jarak jauh ini yang juga meliputi sebagai tambahan ilmu dan wawasan bagi peserta didik, pendidik dan  wali murid.
SISI POSITIF PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI RUMAH
- Mendapatkan wawasan dan ilmu baru di bidang teknologi. Dengan pembelajaran jarak jauh ini peserta didik, pengajar bahkan wali murid dituntut untuk mempelajari bagaimana teknologi internet dan komunikasi itu bekerja. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan Zoom sebagai alat komunikasi pembelajaran dan penggunaan aplikasi pembelajaran seperti quiziz. Dan mengeksplor ilmu dari teknologi lainnya, sehingga tidak hanya games saja.
- Peserta didik memiliki banyak waktu di rumah. Dengan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan di rumah, makin banyak kesempatan anak sebagai peserta didik untuk mengenal lebih dekat dengan orangtuanya dan mampu menghabiskan waktu bersama
- Orang tua menyadari dan mengetahui bagaimana seharusnya mereka bertindak sebagai orang tua dalam mengajari anak-anaknya dalam dunia pendidikan formal
- Pengajar termotivasi untuk menciptakan sebuah pelajaran menjadi lebih menyenangkan dan sesuatu dalam memajukan pendidikan di era pandemi ini sekalipun terbatas pada beberapa hal.
Jadi di balik itu semua problematika ini bisa menjadi pemecah masalah. Yang dahulunya tidak mengerti teknologi menjadi paham betul apa itu teknologi, sebelumnya anak tidak bisa dekat dengan orang tua dengan adanya pandemi bisa lebih lekat dengan kasih sayang orangtua dan pengajar yang dahulu repetitif dapat acuan untuk berinovasi dalam pengajaran yang dilakukannya.
Begitulah problematika yang ada terkait pembelajaran jarak jauh ini. Banyak sekali dampak atas terjadinya pembelajaran jarak jauh. Tetapi walau dalam keterbatasan itu kita seharusnya tetap bersemangat dalam mengajar dan belajar tentang hal-hal yang baru. Dengan adanya pandemi, bukan saatnya untuk undur diri dari realita kehidupan tetapi harus majulah kedepan dan bekerja sama untuk menghadapi tantangan yang ada. Dibalik musibah pasti ada hikmah di balik itu semua. Semoga manusia Indonesia bisa saling bahu-membahu memerangi pandemi dan pemerintah tetap bisa membantu masyarakatnya.Â
Doa terbaik untuk kita semua, jangan surut asa mari kita bekerja sama. Semoga sektor pendidikan dan sektor lainnya akan kembali seperti sedia kala.
Terima kasih, mohon maaf apabila ada kesalahan.Â
Sumber Bacaan
Kemenkes.go.id, ''pertanyaan dan jawaban seputar corona virus'', maret 2020. Â (Diakses pada Jumat, 11 Desember 2020 pukul 13.41).
Walsyukurniat Zendrato, 2020. Gerakan Mencegah Daripada Mengobati Terhadap Pandemi  Covid-19. Jurnal STKIP Nias Selatan. Vol.8 No.2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H