Mohon tunggu...
Ridho Aulia Rahman
Ridho Aulia Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Ridho Aulia Rahman, seseorang yang menyukain Teknologi, sekarang dirinya sibuk menggeluti syntax demi syntax

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Waterfall, Solusi Efektif atau Tantangan dalam Pengembangan Web untuk Bisnis Kecil?

30 September 2024   21:13 Diperbarui: 30 September 2024   21:41 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh, pada tahun 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 77,02% dari total populasi, menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Peningkatan ini menandakan bahwa bisnis kecil semakin banyak menggunakan media online, termasuk situs web, untuk menarik pelanggan baru. Namun, dinamika pasar yang cepat berubah menuntut bisnis untuk bisa beradaptasi, baik dari segi konten maupun fitur situs web. Di sinilah kelemahan model Waterfall muncul. 

Jika bisnis kecil ingin menambahkan fitur baru di situs mereka untuk menyesuaikan dengan perilaku konsumen yang terus berubah, proses pengembangannya akan memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan metode yang lebih fleksibel seperti Agile.

Selain itu, Waterfall kurang cocok untuk proyek yang memiliki keterlibatan klien yang intensif selama proses pengembangan. Dalam bisnis kecil, seringkali pemilik usaha ingin memberikan umpan balik terus-menerus selama proses pembuatan situs web. Dengan Waterfall, umpan balik tersebut hanya bisa diberikan di akhir proyek, setelah tahap pengujian. Hal ini tentu menyulitkan jika ternyata ada bagian yang tidak sesuai dengan harapan.

Kesimpulan: Waterfall, Masihkah Efektif?

Pada akhirnya, model Waterfall bisa menjadi solusi yang efektif bagi bisnis kecil yang menginginkan proses pengembangan situs web yang terstruktur, terencana, dan minim perubahan di tengah jalan. Namun, untuk bisnis kecil yang bergerak cepat dan memerlukan fleksibilitas tinggi, Waterfall mungkin akan menjadi hambatan. Fleksibilitas dan kemampuan untuk merespons perubahan yang cepat menjadi hal penting di era digital ini.

Bagi pemilik bisnis kecil, keputusan untuk menggunakan Waterfall atau metode lain seperti Agile harus didasarkan pada kebutuhan spesifik dan kapasitas sumber daya yang tersedia. Jika bisnis Anda membutuhkan pendekatan yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan, Waterfall mungkin bukan pilihan terbaik. Sebaliknya, jika Anda ingin proses yang terstruktur dengan risiko perubahan yang minimal, Waterfall bisa menjadi solusi yang tepat.

Dengan pertumbuhan pengguna internet yang pesat di Indonesia, situs web sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi bisnis kecil untuk bertahan dan berkembang. Namun, keberhasilan pengembangan situs web tidak hanya ditentukan oleh model yang digunakan, tetapi juga oleh bagaimana model tersebut diadaptasi dengan kebutuhan bisnis Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun