Mohon tunggu...
Ridho Antaber
Ridho Antaber Mohon Tunggu... Freelancer - Spearfisher, Furniture Assembler

Memiliki minat pada konten-konten sosial budaya, pendidikan, psikologi, self improvement dan humor.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Berdamainya Rusia-Ukraina karena Sapu dan Jeruk Bali

14 April 2022   15:31 Diperbarui: 14 April 2022   15:45 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : www.liputan6.com

Di suatu malam sekitar jam 9 PM. Rusia bareng dua kerabatnya Turki dan Iran tengah duduk mengadakan pertemuan di sebuah warung bakso. Rusia menceritakan pada dua dewan penasehatnya itu kalau ia tengah berseteru dengan bestie-nya, si Ukraina.

Rusia mengaku konflik mereka sudah cukup serius, bahkan mereka sudah saling meluncurkan rudal cair. Sekarang dalam fase gencatan senjata, saling diam dan tak ada yang mengambil langkah damai.

Sebenarnya Rusia ingin berdamai kembali, namun masih dibalut rasa gengsi bila harus mengulurkan tangan duluan. Rusia mengaku ingin berdamai sebelum Festival Pendidikan Ukraina dimulai.
Festival pendidikan yang rencananya akan dilaksanakan dalam beberapa hari lagi.

Rusia ingin memberi hadiah dan ucapan selamat seperti yang dilakukan Ukraina padanya ketika Festival Pendidikan Rusia pada waktu lalu.

Parahnya lagi, ternyata selama ini semua dana APBN Ukraina dipercayakan disimpan di bank Rusia. Jadi, selama mereka konflik, gak tau Ukraina dapat sokongan dana dari mana & bagaimana pontang-pantingnya ia memenuhi keperluannya. Bagaimanapun hebatnya  gejolak pertikaian, tetap saja itu menjadi beban moral bagi Rusia.

"Saya harus gimana ? Apa yang mesti saya lakukan ?" Rusia mengadu galau pada dua kerabatnya.

"Gak pa pa untuk mulai pendekatan duluan, bilang aja kamu gak suka dalam keadaan kalian yang sekarang ini, barangkali Ukraina juga lagi nunggu kamu untuk berdamai, nanti kalau hanya sama-sama nunggu, gak jadi, harus ada yg mulai duluan" saran sok bijak dari Iran.

"Tapi gengsii.." jawab Rusia.

"Makan tuh gengsii..!" Turki menimpali.

"Kasih reward donk" canda Rusia.

"Haa. Oke.. kalo kalian berhasil damai, nanti aku kasih jeruk bali" jawab Iran.
Turki pun menyepakati akan memberi hadiah bila mereka berhasil rujuk kembali.

Rusia mengutarakan idenya untuk memulai misi perdamaian dengan berencana memberi hadiah berupa kue untuk cemilan ketika Ukraina begadang mempersiapkan festival. Idenya itu didukung oleh Turki dan Iran.

Esok harinya, persiapan misi damai sudah matang, kue hadiah sudah dipesan dari Mesir, Turki sudah menyerahkan reward duluan berupa tas sandang, Rusia pun siap-siap pulang menemui Ukraina untuk berdamai.

Setelah sampai, Rusia menelepon Iran sambil menangis. Ia menceritakan bahwa selama ini mereka kongsi sapu ; satu berdua, dan sekarang ia melihat ada sapu baru di pintu masuk negara Ukraina. Ukraina sudah beli sapu baru, artinya Ukraina memang sudah siap berpisah dan tak mau lagi berurusan dengannya. Rusia merasa benci melihat sapu baru itu, ia ingin Ukraina tetap memakai sapu yang selama ini mereka pakai sama-sama.

"Ah, bisa aja itu sapu negara tetangga yang dipinjamnya, ayoo. Segera temui aja" kata Iran.

"Duuh, gerogii.. "

"Tak apa, dia juga lagi nunggu tuh untuk berdamai" dorong Iran.

Akhirnya Rusia mengetuk pintu kamarnya dengan suara gerogi, Ukraina membukakan pintu sambil nyengir. Pertemuan tengah malam itu dihiasi pelukan, tangis dan tawa bahagia karena indahnya perdamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun