"Haa. Oke.. kalo kalian berhasil damai, nanti aku kasih jeruk bali" jawab Iran.
Turki pun menyepakati akan memberi hadiah bila mereka berhasil rujuk kembali.
Rusia mengutarakan idenya untuk memulai misi perdamaian dengan berencana memberi hadiah berupa kue untuk cemilan ketika Ukraina begadang mempersiapkan festival. Idenya itu didukung oleh Turki dan Iran.
Esok harinya, persiapan misi damai sudah matang, kue hadiah sudah dipesan dari Mesir, Turki sudah menyerahkan reward duluan berupa tas sandang, Rusia pun siap-siap pulang menemui Ukraina untuk berdamai.
Setelah sampai, Rusia menelepon Iran sambil menangis. Ia menceritakan bahwa selama ini mereka kongsi sapu ; satu berdua, dan sekarang ia melihat ada sapu baru di pintu masuk negara Ukraina. Ukraina sudah beli sapu baru, artinya Ukraina memang sudah siap berpisah dan tak mau lagi berurusan dengannya. Rusia merasa benci melihat sapu baru itu, ia ingin Ukraina tetap memakai sapu yang selama ini mereka pakai sama-sama.
"Ah, bisa aja itu sapu negara tetangga yang dipinjamnya, ayoo. Segera temui aja" kata Iran.
"Duuh, gerogii.. "
"Tak apa, dia juga lagi nunggu tuh untuk berdamai" dorong Iran.
Akhirnya Rusia mengetuk pintu kamarnya dengan suara gerogi, Ukraina membukakan pintu sambil nyengir. Pertemuan tengah malam itu dihiasi pelukan, tangis dan tawa bahagia karena indahnya perdamaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H