Pada era 1970–1980 komputer berkembang pesat sehingga mengubah proses produksi berita. Memasuki era 1990an teknologi komputer sudah semakin canggih dengan sudah adanya teknologi wireless, dan akses pengiriman berita melewati internet atau via satelit yang memudahkan wartawan untuk meliput dimana saja.
Pada era 2000an mulai banyak situs-situs pribadi yang menuliskan laporan jurnalistik pribadi pemiliknya (blog). Walaupun tidak semua menuliskan karya jurnalistik, tetapi tetap banyak yang melaporkan karya jurnalistik bermutu juga. Senior editor online Journalism Review, J.D Lasica pernah menulis bahwa blog merupakan salah satu bentuk jurnalisme dan bisa dijadikan sumber berita.
A.) Jurnalistik Generasi Pertama: Cetak
Generasi pertama jurnalisme dimulai dari hadirnya media cetak (print media) surat kabar atau koran, diikuti dengan kemunculan tabloid dan majalah. Surat kabar (newspaper) merupakan media cetak yang terbit setiap hari secara teratur, tulisannya dalam bentuk berita, artikel, feature, tajuk, dll. dengan beragam topik. Surat kabar melahirkan ukuran media yang lebih kecil, yakni tabloid dan majalah (magazine), dengan topik khusus, namun ada juga berupa tabloid/majalah berita bertema umum.
Tabloid dan majalah umumnya mengutamakan gambar. Tabloid umumnya terbit seminggu sekali (mingguan) dan majalah sebulan sekali (bulanan).
Kelebihan majalah adalah mampu menyajikan informasi yang tidak hanya menjawab 5 W + 1H, tapi juga secara tuntas dengan bahasan dari berbagai sisi, dicetak dengan kertas yang menarik dan berkualitas sehingga mampu menampilkan gambar-gambar yang lebih menarik dan mampu disimpan pada jangka waktu yang sangat lama.
Dalam jurnalistik media cetak ada rangkaian proses pemberitaan yang disebut Newsprocessing meliputi:
News Planning –perencanaan isi, rapat redaksi, pemilihan tema, penugasan.
News Hunting –reportase: observasi, wawancara, riset data/litertur.
News Writing –penulisan berita/naskah.
News Editing –penyuntingan, seleksi naskah, penentuan naskah layak muat (fit to print).
Layouting/Setting –tata letak, penenempatan headline, cover, foto utama, rubrikasi.
Printing –percetakan.
Distirbuting –distribusi, sirkulasi, penyebaran, penjualan.
Proses panjang penerbitan media cetak membuat sebuah berita memiliki kecermatan yang terjaga dengan baik.
Sebelum sampai kepada pembaca, berita melalui “banyak tangan” yang sengaja atau tidak disengaja turut melakukan penyuntingan. Sang layouter, misalnya, seringkali menamukan judul atau kata/kalimat yang salah ketik (typo) ataus salah eja. Karena proses yang rumit itu pula, karya jurnalistik cetak lebih dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan (kredibilitas dan akuntabilitas).
Karakter lain, penggunaan bahasa jurnalistik dalam jurnalistik cetak diberlakukan secara ketat karena keterbatasan halaman/ruang atau sangat memengaruhi layout/tata letak
B.) Jurnalistik Generasi Kedua: Elektronik (Penyiaran)
Penemuan radio dan televisi (TV) memunculkan jurnalistik generasi kedua.
Radio yang awalnya sebagai media hiburan musik (lagu) turut andil dalam pemberitaan. Lahirlah jurnalistik radio (radio journalism).