Mohon tunggu...
Ridho Adi Wicaksono
Ridho Adi Wicaksono Mohon Tunggu... Tutor - Tutor, Penulis, & Wirausaha

Saya ridho penulis baru yang akan membuat karya melalui tulisan cerpen dan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Eneng Jagoan Kampung Asem

21 Maret 2024   23:22 Diperbarui: 21 Maret 2024   23:24 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Judul: Cerpen Dongeng Si Eneng Jagoan Kampung Asem
Karya: Ridho Adi Wicaksono

Di sebuah kampung yang sunyi dan sepi, Hiduplah seorang gadis yang cantik bernama Eneng.

Ia memiliki ayah bernama, Babe Rojak dan ibunya bernama Enyak Romlah. Babe rojak pekerjaan sehari-harinya sebagai pedagang soto betawi sedangkan Enyak Romlah berjualan gado-gado.

Si neng merupakan anak satu-satunya dari keluarga babe rojak dan nyak romlah, meskipun eneng adalah gadis cantik di kampungnya, tetapi Ia sangatlah pandai menguasai ilmu bela diri Pencak Silat.

Eneng diwariskan oleh babe rojak yang selain pekerjaannya sebagai pedagang soto betawi, Ia juga dikenal memiliki perguruan silat yang ada di kampungnya yaitu dengan nama kampung asem, dan tidak sedikit rata-rata di kampungnya adalah murid dari babe rojak.

Babe rojak mewarisi ilmu silat kepada anak satu-satunya yaitu eneng supaya ketika babenya sudah pensiun dan sudah lanjut usianya, Ia dapat menggantikan peran dari babe rojak untuk dapat memimpin perguruan silat miliknya yang sudah bertahun-tahun lamanya ia rintis.

Bahkan kemampuan silat yang dimiliki oleh eneng justru jauh lebih kuat dibandingkan dengan murid-murid babe rojak yang selama ini ia latih dan ajarkan.

Disaat babe rojak memasuki usia tua, Ia menyerahkan perguruan silat miliknya kepada eneng yang adalah anaknya sendiri.

Di suatu ketika terdapat 3 pemuda yang berada di sebelah kampung dari babe rojak sebut saja Bandit, Bocil & Bento.

Mereka bertiga terkenal di kampungnya yaitu suka membuat onar dan bahkan suka mengancam warga yang ada disekitarnya, sampai pada akhirnya 3 pemuda ini Bandit, Bocil, & Bento mendatangi kampung  dimana eneng dan babe rojak serta nyak romlah tinggal untuk membuat onar karena itulah pekerjaan mereka sehari-harinya.

Sesampainya mereka bertiga di kampung asem Bandit, Bocil, & Bento berkata dengan nada yang garang dan juga sombong:

"Kenalin...! Bandit, Bocil, & Bento dari kampung anjay menantang kalian semua berduel dan siapa keluar sebagai pemenangnya maka kampung asem tersebut menjadi milik kami, tetapi jikalau kalian kalah kami bertiga yang akan keluar dari kampung asem ini...!"

Warga yang melihat mereka bertiga justru gemetar dan ketakutan padahal hampir setiap warga di kampung asem itu adalah murid dari babe rojak, tetapi tidak ada satupun warga yang berani maju dan menerima tantangan dari mereka bertiga, karena warga kampung asem justru sudah mengenal sosok ketiga pemuda ini, Bandit, Bocil, & Bento merupakan salah satu murid dari mantan teman seperguruan babe rojak yaitu richard dan kemampuannya setingkat dengan babe rojak.

Disaat itu mereka bertiga bertanya kembali dengan suara yang kuat dan berkata "Sekali lagi kami bertiga bertanya siapakah ada orang ditempat ini yang berani untuk berduel dengan kami!"

Sampai suatu ketika ada salah satu seorang warga berdiri dan maju untuk menerima tantangan dari mereka bertiga tersebut. Pada waktu Bandit, Bocil dan Bento melihat hal tersebut, Bento justru terlebih dahulu untuk berduel dan salah satu seorang warga kampung asem yang menerima tantangannya tersebut dikalahkan olehnya.

Mereka bertiga bertanya kembali "Siapa Yang Berani Menerima Tantangan Duel Kami Kembali!"

Mendengar hal tersebut ada satu lagi warga kampung asem menerima tantangan dari mereka bertiga, ketika mereka melihat ada satu warga kampung asem kembali yang menerima tantangan mereka, Majulah si bocil tersebut tanpa memberi ampun warga tersebut dikalahkan oleh si bocil ini.

Dan, untuk ketiga kalinya mereka kembali bertanya "Siapa lagi yang berani maju!" ternyata ada 1 orang anak kecil menerima tantangan tersebut dan berdiri di depan mereka bertiga, berkatalah Bandit, Bocil, dan Bento "Ah, jangan becandaaa kamu ini masih kecil lebih baik pulang saja ke rumah..., Cuci tangan cuci kaki dan tidur..." Mendengar ejekan mereka bertiga, anak kecil ini melemparkan salah satu batu di depannya dan mengenai kepala dari salah satu mereka bertiga yaitu Bandit, bandit adalah salah satu yang paling kuat memiliki tubuh yang tinggi dan besar. Ia langsung menghampiri anak kecil tersebut serta mengangkat pakaiannya dengan satu tangan sambil dengan raut wajah yang marah...

Tiba-tiba datanglah eneng dan berkata, "Hai yang ada disana apakah hanya berani kepada anak kecil saja... "

Mendengar hal tersebut, Bandit berkata "Siapa Kamu!"

Dengan wajah yang terpasang amarah dan melihat orang-orangan yang ada disekitarnya sambil memegang dan mengangkat satu tangan anak kecil tersebut, Ia melihat sosok gadis mendatanginya berkata eneng "Lawan gue, anak dari babe rojak!" mendengar hal tersebut bocil dan bento lantas berbisik kepada bandit, "Bos lebih baik kita pergi dari sini." mereka berdua teringat bahwa ada satu keluarga yang merupakan teman seperguruan dari gurunya tersebut sehingga mengingatkan untuk dapat meninggalkan tempat tersebut.

Bandit lantas tidak mau mendengar saran dari Bocil dan Bento. ia langsung menurunkan anak kecil tersebut dan segera berlari menuju ke arah eneng untuk dapat menyerangnya, tetapi justru neng dapat mengalahkannya dengan sangat mudah.

Melihat bandit dikalahkan olehnya, bocil dan bento ikut membantu untuk menyerang eneng tetapi justru dapat dikalahkan dengan satu dan dua kali jurus pukulan dan bantingan...

Pada saat mereka dikalahkan, bersoraklah warga kampung asem dengan sambutan yang meriah dan seketika itu datanglah guru mereka bertiga yang bernama Richard teman seperguruan dari babe rojak menghampiri eneng dan berkata "Eneng anak dari babe rojak, saya sebagai guru mereka bertiga dan dari kampung sebelah memohon maaf yang sudah membuat onar di kampungnya tersebut dan berjanji tidak akan ada lagi semua murid-muridnya bersikap buruk kepada warga kampung asem dan mendengar hal tersebut datanglah babe rojak, ayah dari eneng dan berkata "Okelah kalau begitu gue dan warga yang ada dikampung ini beserta anak gue eneng memaafkan kesalahan mereka bertiga dan ello urus deeh murid ello dengan bener."

Sejak saat itulah kehidupan kampung asem dapat kembali dengan aman, damai dan juga tentram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun