Ethiopia merupakan tempat pertama kali ditemukannya kopi pada abad ke-9 an dan dikenal sebagai kefa atau kaffa. Menurut sejarah, Kaldi merupakan orang yang pertama kali menemukan kopi di dataran tinggi Ethiopia, Kaldi merupakan seorang pengembala kambing yang berasal dari Abyssinian. Ketika Kaldi sedang menggembala kambing di dataran tinggi sekitar biara, kambing-kambing dari Kaldi ini mulai bertingkah aneh tidak seperti biasanya dan bahkan menjadi lebih energik.Â
Mengetahui kejanggalan tersebut, Kaldi langsung mencari tahu penyebab dari kejanggalan tersebut, Kaldi menemukan penyebabnya bahwa kambing-kambingnya mulai bertingkah aneh dikarenakan memakan buah beri berwarna merah dari pohon. Kaldi yang penasaran pada akhirnya mencoba untuk memakan buah tersebut dan merasakan sensasi yang berbeda dari buah yang lain.Â
Dengan penemuan tersebut Kaldi melapor kepada kepala biara setempat, kepala biara yang mengetahui berita tersebut sontak mengirim berita kepada seluruh biksu yang ada di biara. Dengan penyebaran yang cepat, berita tersebut mulai menyebar ke penjuru dunia khususnya daerah timur dan sehingga penyebaran kopi mencapai semenanjung Arab, dari situ perjalanan biji kopi menyebar hingga ke seluruh dunia.
Pada abad 21, kopi menjadi salah satu jenis minuman yang digemari oleh seluruh kalangan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan maraknya kedai kopi yang tersebar di penjuru daerah seluruh dunia. Kopi disinyalir dapat memberikan banyak manfaat baik bagi tubuh sehingga dapat meningkatkan energi bagi penikmatnya, menurunkan berat badan, hingga mengurangi risiko penyakit jantung pada manusia.Â
Dengan penyebaran kopi hingga penjuru dunia, Indonesia merupakan salah satu negara produksi kopi yang besar, dengan tren kedai kopi yang merebak di sejumlah kota besar, salah satunya adalah di Wonosobo. Wonosobo menjadi wilayah yang cocok untuk dijadikan sebagai tempat nongkrong. Wilayah Kabupaten Wonosobo diapit oleh Gunung Sumbing dan Sindoro sehingga dengan potensi tanah yang subur sangat cocok untuk pengembangan tanaman kopi Arabika dan Robusta.Â
Secara geologis Wonosobo memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar dan beraneka ragam, Salah satunya adalah desa Kapencar lebih tepatnya dusun Sontonayan yang0 memiliki produksi UMKM kopi yang sudah mulai menunjukan eksistensinya sebagai UMKM yang bisa bersaing.
Kapencar merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan kertek, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa Kapencar ini memiliki dua dusun yaitu dusun Kapencar dan dusun Sontonayan. Menurut masyarakat setempat, dusun Sontonayan memiliki potensi UMKM yang sangat beragam, salah satunya adalah kopi.Â
Bapak Muji merupakan salah satu penggiat usaha kopi di dusun Sontonayan. Mengutip perkataan pak Muji mengenai asal usul UMKM kopi di dusun Sontonayan bermula pada tahun 2001, dimana bantuan bibit kopi masuk ke desa Kapencar, setelah bantuan masuk dari pemerintah kelompok tani yang ada di dusun Sontonayan ini berinisiatif untuk melakukan penanaman biji kopi hingga pada akhirnya bibit kopi menghasilkan biji merah dan berkualitas bagus. Melihat ladang yang subur dan memiliki potensi pak Muji pada tahun 2007 membuka usaha pengolahan biji kopi sendiri dan dimulai dari proses green bean, dengan pengetahuan mengenai kopi yang terbatas pak muji mendapatkan bantuan ilmu dan wawasan dari para senior kopi di daerah Wonosobo untuk mengelola kopi pada tahun 2016.
Dalam menjalankan usahanya, pak muji memiliki beberapa jenis proses terkait pengelolaan biji kopinya, diantaranya:
- Natural
Proses ini merupakan proses yang dikenal sebagai dry process. Proses ini merupakan salah satu teknik yang paling tua dalam sejarah proses pengolahan kopi. Setelah ladang mengalami panen, biji kopi akan ditempatkan beralaskan plastik dibawah sinar terik matahari. Saat penjemuran berlangsung, biji-biji ini harus dibolak-balik secara berkala agar biji kopi dapat mengalami pengeringan yang merata.
- Semi WashDi Indonesia metode ini lebih dikenal dengan sebutan giling basah, Semi wash merupakan proses yang tidak melibatkan tahapan pencucian buah kopi yang terlalu banyak, ketika sudah menjadi biji kopi nantinya sekilas tidak terlalu terlihat perbedaan antara keduanya, namun untuk rasa yang dihasilkan nantinya semi wash ini memiliki body yang jelas dan cenderung akan dijadikan sebagai sajian espresso
- Full Wash
Berbeda dengan semi wash, full wash merupakan proses yang akan banyak mengalami tahapan proses pencucian biji kopi, pada awalnya ketika buah kopi dipanen, buah kopi tersebut akan dimasukan kedalam bak besar yang berisi air dan jika buah kopi sudah matang maka akan tenggelam dan untuk buah kopi yang belum matang akan mengapung. Kemudian dilanjutkan dengan memisahkan biji kopi dari buah kopi dengan bantuan mesin, akan tetapi meskipun sudah dibantu dengan alat mesin, biasanya biji kopi masih ada sisa-sisa kulit sehingga harus dilakukan metode fermentasi dan juga pencucian air agar biji menjadi lebih mudah diolah secara sempurna
Dengan berbagai proses yang dilakukan untuk menghasilkan UMKM kopi yang berkualitas, pak muji selaku penggiat UMKM kopi mengalami berbagai kendala yaitu adanya hambatan terkait alat yang lebih modern guna bisa menghasilkan produksi kopi yang lebih berkualitas, dan perihal kendala lainnya adalah terdapat kurangnya ladang yang luas sehingga hasil produksi kopi terbatas.Â
Perangkat desa sudah melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh UMKM kopi ini, perangkat desa mengupayakan guna mengajukan proposal kepada pemerintah Wonosobo akan tetapi tetap mengalami kendala terkait proses penerimaan proposal sehingga hingga saat ini perihal produksi menjadi sebuah hambatan bagi penggiat UMKM kopi di dusun Sontonayan.Â
Walaupun dalam menekuni UMKM kopi pak muji mengalami banyak kendala, akan tetapi tidak menjadikan kelompok tani yang ada di Sontonayan tidak kehilangan semangatnya, pak muji menyampaikan semangat kepada kelompok tani yang ada di Sontonayan "walaupun kita berdiri sendiri, jangan pernah mengharapkan bantuan kepada siapapun, kita harus buktikan bahwa kita berdiri sendiri tanpa bantuan sedikitpun"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H