Pujian juga datang dari Anggota Fraksi Golkar DPR Firman Soebagyo. Kata dia, terkendalinya inflasi di masyarakat tak lepas dari kerja Kementan dan memastikan pasokan pangan.
"Kinerja Amran dalam menjaga pasokan pangan sehingga harga stabil telah kita rasakan bersama. Dua tahun terakhir, saat Puasa, Idul fitri, Idul adha, Natal, dan Tahun Baru pasokan aman dan harga stabil," puji Firman.
Keberhasilan ini, lanjut Firman, juga amat membantu masyarakat miskin. Akses mereka memperoleh pangan dengan harga terjangkau relatif terjaga. Hasilnya, kemiskinan menurun signifikan. Masyarakat di desa bisa lebih sejahtera. Hal ini bisa dilihat dari data BPS yang menunjukkan jumlah penduduk miskin perdesaan Maret 2018 yang sebesar 15,81 juta jiwa. Angka ini turun 10,88 persen dibandingkan Maret 2013 yang sebesar 17.74 juta jiwa.
"Saya lihat (petani) sudah sejahtera. Indikatornya bisa dilihat dari tingkat kepemilikan kendaraan bermotor di masyarakat pedesaan. Saat ini, rata-rata petani tidak cukup hanya memiliki satu motor, tapi dua. Malah, sekarang di pedesaan sudah banyak mobil. Itu kan bukti bahwa roda perekonomian bergerak," katanya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan juga menilai bahwa kinerja Pemerintah mengendalikan inflasi sangat efektif. Buktinya, inflasi selalu mampu terjaga dengan baik dan selalu di bawah dua digit.
"Salah satu prestasi Pemerintah kita saat ini adalah inflasi yang terkendali dan harga bahan pangan tidak terlalu bergejolak. Semua masih di bawah dua digit kan. Sebelumnya, setiap hari-hari raya selalu ada kenaikan. Tapi, pengalaman 2-3 tahun ini, (inflasi) setiap hari raya bisa dikendalikan dengan baik," kata politisi muda PKB ini.
Menggenjot Produksi dengan Memanjakan Petani
Mekanisasi pertanian menjadi salah satu jalan yang ditempuh pemerintah dalam menggenjot produksi komoditas pertanian. Penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan) diyakini akan menekan angka kehilangan (_losses_) hasil panen yang sebelumnya bisa mencapai 10%. Karena itu, Kementan mendongkrak pemanfaatan Alsintan hingga mengalami kenaikan 2.000%. Bahkan saat ini Kementan sudah mengembangkan traktor yang bisa dioperasikan secara otomatis.
"Petani bisa melakukan tanam dan panen dari rumah, semuanya sudah diprogram, tanpa harus dikemudikan sendiri. Jadi sambil bercengkerama di rumah, tanam dan panen tetap bisa jalan," kata Amran.
Terobosan lain yang dilakukan di era pemerintahan Jokowi-JK adalah asuransi pertanian. Melindungi petani dari risiko kerugian akibat kegagalan panen karena bencana alam dan serangan hama. Tidak hanya itu, program asurasi juga sudah diperluas ke sektor peternakan, dengan adanya asuransi bagi ternak sapi.
Di sisi lain, sebagai negara agraris, Indonesia punya potensi yang sangat besar, sehingga berani menargetkan untuk menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.