Mohon tunggu...
Muhamad Baqir Al Ridhawi
Muhamad Baqir Al Ridhawi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lagi belajar nulis setiap hari.

Blogku sepi sekali, kayaknya cuma jadi arsip untuk dibaca sendiri. Hohohoho. www.pesanglongan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Semoga Ini Dapat Membantumu Memutuskan Waktu Belanja Online

6 Juni 2021   20:53 Diperbarui: 6 Juni 2021   21:28 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

(Mungkin kalian agak bingung dengan kalimatku yang terakhir. Seandainya kalian pingin tahu lebih lanjut, soal penjiplak yang halal. Silakan kalian baca buku Steal Like an Artist, Austin Kleon.)

Menurutku, definisi kreatif itu ada dua, menurutku. (1) memindahkan apa yang sudah ada di tempat lain ke tempat kita. Hanya berpindah tempat menurutku sudah menciptakan kreasi baru. Misalnya, aku ke pasar baju grosiran. Lalu aku membelinya untuk dijual lagi di online. Hanya pindah dari offline ke online. (2) mengkombinasikan apa yang sudah ada. Misalnya, sesudah beberapa bulan aku jualan online dan laris keras, aku akhirnya memproduksi sendiri. Dan bisa memberi kesempatan orang lain untuk menjadi reseller-ku. Sehingga aku bisa menjual kodian secara offline, dan retail, atau eceran secara online.

Berarti kita tidak bisa menciptakan hal baru dong? Betul sekali. Kita hanya seolah menciptakan hal baru. Bukan menciptakan hal baru yang benar-benar baru secara hakiki.

Dan saran buat pembeli online dariku adalah jangan beli produk yang cover fotonya ngeblur. Karena kemungkinan besar dia adalah penjiplak, reseller/dropshipernya penjiplak. Kalau pihak toko resminya biasanya sih akan memberikan foto yang berkualitas kepada reseller/droshipernya. Nah, dengan demikian selain kamu mendukung pebisnis resminya, kamu juga akan mendapatkan produk yang berkualitas karena itu orisinil dari pelopornya. Bukan dari penjiplak. Dan yang namanya pelopor pasti tidak sembarangan dalam membuat produk yang hasilnya bagus---buktinya sampai ditiru orang banyak. Pasti ada riset, eksperimen, trial and error dalam proses penciptaannya yang membuatnya berkualitas.

Definisikan ulang keperluanmu belanja.

Dan juga, apakah barang itu, yang sudah kamu temukan sesuai keperluan dengan keperluanmu? Nah inilah yang aku rasakan saat berburu Hoodie. Tepatnya Hoodie Zipper Sage. Sebelumnya aku sudah timbang-timbang warna yang aku inginkan. Dan akhirnya kuputuskan warna Sage. Ini perpaduan warna antara hijau dan beige/krem tanah. Filosofinya adalah hijau berarti tumbuhan dan warna krem tanah adalah bumi. Sehingga artinya tumbuh ke atas tapi tetap membumi.

Namun sayangnya stoknya habis. Aku pun mulai mencari-carinya di toko lainnya. Dan ternyata tidak ada yang jual. Lalu tiba-tiba aku tertarik dengan sweater. Sebetulnya bukan tiba-tiba juga sih, ini lantaran sweater yang seringkali tersodor di layar HP untuk aku lihat. Biasanya toko penyedia Hoodie polos juga menyediakan Sweater polos.

Terus aku berpikir, sebenarnya apa sih yang aku butuhin. Jujur sweater aku tidak punya. Tapi niat awalku beli Hoodie Zipper Sage adalah untuk mengganti Hoodie Zipper-ku yang sudah buluk, atau buruk: warnanya kusam, di bagian ketiaknya jahitannya lepas, dan kepala resletingnya hancur dan copot. Tapi sebenarnya aku ada jaket lain sih, tapi bukan Hoodie Zipper melainkan Hoodie Jumper.

Dan sebetulnya, jika dipikir-pikir lagi, yang kuperlukan hanyalah jaket. Dan aku sudah punya meskipun tanpa zipper. Jadi kalau kriteria detailku tidak ada ya sudah, tidak usah saja. Masih ada jaket yang bisa dipakai kok, meski kurang nyaman---yang aku tidak suka dari jaket jumper adalah kesusahan waktu melepas jaket ini. Omong-omong, hoodie jumper ini saja aku tidak beli, ini pemberian kakakku.

Hari ini mungkin bukan rezekiku untuk dapat Hoodie Zipper Sage. Maka lebih baik nunggu tokonya restock lagi. Daripada aku beli warna lain, dan akhirnya besok aku tetap kemarin dan beli lagi.

Apakah kamu pernah punya pengalaman serupa? Beli barang A, tapi gara-gara tidak ada, kamu yang kena iming-iming terus barang B, jadi menginginkan barang B? Lalu bagaimana kamu mengambil keputusan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun