Mohon tunggu...
Ridhan
Ridhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sistem Inforrmasi

Mahasiswa Sistem Informasi yang penasaran akan banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Manfaat Tersembunyi dari Pajak untuk Pendidikan dan Kesehatan

30 Juni 2024   19:45 Diperbarui: 30 Juni 2024   20:10 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: Susenas KOR, BPS
Sumber: Susenas KOR, BPS

Pergi ke sistem kesehatan Indonesia, melalui pemeringkatan yang sama dengan Finlandia, sistem kesehatan kita berada di peringkat 39 dari 110 negara di dunia [7]. Salah satu program utama di sektor ini adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Program ini bertujuan untuk menyediakan perlindungan kesehatan universal bagi masyarakat Indonesia. JKN memiliki dua sumber pendanaan yaitu APBN dan Iuran Peserta [14]. Program ini terbukti semakin dimanfaatkan masyarakat dengan tren positif pada data beban jaminan kesehatan yang ditanggung oleh JKN dari tahun 2015 s.d. 2022. [15]

Sumber: Laporan Pengelolaan Program & Laporan Keuangan Tahunan BPJS Kesehatan
Sumber: Laporan Pengelolaan Program & Laporan Keuangan Tahunan BPJS Kesehatan

Kesimpulan

Kita telah pelajari bahwa kebahagiaan datang dari pengalaman komunal, bukan dari individu saja. Finlandia, negara paling bahagia sedunia tujuh tahun terakhir, menunjukkan pendidikan dan kesehatan berkualitas jadi alasannya dan itu berasal dari pajaknya. Di Indonesia, kedua sektor ini mendapat perhatian lebih. Pendidikan memiliki mandatory spending setiap tahunnya, salah satu hasilnya menurunnya angka putus sekolah. Lebih lanjut, sektor kesehatan kita memiliki sistem kesehatan gratis yang tersentralisasi (sama seperti Finlandia) dan masyarakat semakin banyak memanfaatkan program itu. Selain itu, kedua sektor ini juga mendapat tambahan anggaran di tahun 2025 yang menunjukkan komitmen pemerintah. Meski belum setara Finlandia, berdasarkan data-data sebelumnya penulis menilai bahwa dua sektor ini menuju arah yang benar.

Saat ini gen-z jadi generasi paling banyak di Indonesia [16] dan generasi yang paling stres [17]. Di zaman sekarang, masalah dapat ditemukan di mana saja, kapan saja, dan dari apa saja. Agar tetap waras dan produktif, bahagia jadi salah satu solusinya.

Terakhir penulis mengajak pembaca untuk taat melapor dan membayar pajak. Bahwa sektor pendidikan dan kesehatan gratis dan berkualitas berkontribusi pada kebahagiaan, membayar pajak adalah bentuk kontribusi kita. Seperti lapor SPT tahunan tepat waktu dan sesuai kenyataan. Meski banyak skeptisisme terhadap pemerintah namun “An eye for an eye will make the world blind”. Kalau kita membalas kesalahan dengan kesalahan, maka yang ada kebenaran akan hilang.

Referensi

[1] C. Citta, “Bahagia Itu Tidak Sederhana - dr. Ryu Hasan,” Youtube, Jakarta, 2024.

[2] W. Gading Perkasa, “Kenapa Generasi Z Lebih Sadar Masalah Kesehatan Mental?,” Kompas Lifestyle, 9 Desember 2022. [Online]. Available: https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/09/223815220/kenapa-generasi-z-lebih-sadar-masalah-kesehatan-mental?page=all. [Diakses 25 Juni 2024].

[3] N. Muhamad, “Negara Paling Bahagia di Asia Tenggara 2024, Indonesia Urutan Keenam,” 22 Maret 2024. [Online]. Available: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/03/22/negara-paling-bahagia-di-asia-tenggara-2024-indonesia-urutan-keenam. [Diakses 26 Juni 2024].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun