Aku menduga bahwa perawatku kasihan akan penyakitku.
Aku menduga bahwa Tuhan itu tidak adil.
Aku menduga bahwa keajaiban itu tidak ada.
Aku merasa bahwa dirikulah yang terlemah.
Aku tidak menyadari akan sekitarku, bahkan perawatku.
Air mataku membasahi pipiku. Aku menangis seorang diri. Dibawah sinar mentari pagi yang hangat. Dan aku merasa menyesal. Akan semuanya.
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!