Dari sisi studi juga mendukung berdirinya pusat-pusat studi seperti wisata, air, pertanian, perkebunnan, kelautan, perhutanan, hingga wisata. Mendorong lahirnya professional-profesional muda yang bergerak di berbagai bidang pendidikan.
Dari sisi penelitian juga mendorong adanya penelitian-penelitian baru karena luasnya lahan wisata ini sekaligus membuat mereka yang menekuni bidang penelitian merasakan besarnya peluang pengembangan area penelitian yang tidak hanya terjadi di kota-kota besar. Mahasiswa banyak dikirim ke daerah-daerah wisata guna menyelenggarakan KKN sekaligus bisa mengadakan penelitian di sana.
Hanya saja selama masa pademi Covid-19 di berbagai tempat wisata mengalami kelesuhan, termasuk yang ada di Malang. Dampaknya sangat besar terhadap masyarakat, khususnya yang menggantugkan penghasilannya dari wisata ini, misalnya pondokan, hotel serta bisnis kuliner. Â Kasihan juga mereka.
Alhamdulillah beberapa pekan terakhir ini sepertinya mulai terasa normal. Di Malang padat sekali pada akhir pekan, dari Jumat sore hingga Minggu sore. Terlebih ini sudah masuk masa-masa liburan.
Bagi masyarakat yang menetap di dekat tempat wisata, akan terganggu jika kurang suka dengan keramaian. Jalan-jalan nyaris tidak pernah sepi saat akhir pekan, dari pagi hingga malam hari. Macetnya bukan main. Ramai sekali pengunjung yang mondar-mandir. Kecuali bagi yang sudah terbiasa.
Awal-awal terjadinya pandemic kemarin masyarakat banyak yang kuatir terjadi penyebaran penyakit. Ini bisa dimaklumi karena berada di dekat tempat wisata. Ancaman varian Omicron ini juga menyisakan kekuatiran masyarakat walaupun tidak seperti Covid-19 lalu gemanya.
Bagaimanapun, tinggal di daerah dekat tempat wisata itu enak-enak susah. Relatif saya menyebutnya karena karakter manusia yang berbeda.
Kalau saya sendiri lebih milih tempat pemukiman yang nyaman tidak terlalu ramai. Terlebih, harga tanah dan rumah di daerah-daerah seperti ini selangit. Terkadang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bisnis lahan ini yang tidak jarang dianggap 'aji mumpung' oleh mereka.
Makassar, 19 December 2021
Ridha Afzal Â