Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Manis Pahitnya Mukim di Area Wisata

19 Desember 2021   05:45 Diperbarui: 20 Desember 2021   10:15 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi wisata alam di Malang. (Dokumentasi Bukit Nirwana via kompas.com)

Saya tinggal di Singosari sewaktu berada di kota Malang. Malang dikenal selain sebagai sentranya mahasiswa, juga disebut sebagai Hub nya wisata. 

Sebagai sentra studi, di kota Malang ada lebih dari 50 kampus, negeri dan swasta. Kampus Universitas Negeri Malang (UM), Brawijaya, Politeknis Negeri Malang, Poltekkes Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim adalah empat kampus besar yang cukup membuat kota Malang padat.

Belum lagi kampus swasta tersohor sekelas Universitas Muhahammadiyah Malang (UMM), Universitas Merdeka, Universitas Islam, ITN dan lain-lain. Semuanya menambah populasi kota Malang bertambah sesak, dari seluruh Indonesia. Di sisi lain juga menambah tiingkat perekonomian warga.

Yang namanya bisnis kos-kosan dan kuliner misalnya, Malang merupakan tempat yang menjanjikan. Mungkin bisa disamakan kurang lebih dengan Yogyakarta. 

Bedanya, udara dan suasananya. Walaupun Malang tidak sedingin di era 80-an, kota Malang tetap menawarkan daya tarik yang luar biasa. Ratusan tempat wisata yang berada di kota dan Kabupaten Malang. 

Malang memiliki puluhan jenis wisata, mulai dari Agro, pantai, upacara adat, wisata berbasis alam, wisata andeman, rest area, agro krisan, kopi, durian, apel, pantai, jeruk, rafting, sumber air, taman buah,  budaya wisata kuliner, taman wisata air, pemancingan, gunung, mainan anak-anak dan lain-lain.

Wisata  Air di Malang.
Wisata  Air di Malang.

Pokoknya kalau mau rekreasi ke Malang saat liburan, seminggu tidak cukup, saking banyaknya tempat rekreasi yang ada.

Harganyanya pun sangat bervariasi, dari yang paling murah hingga yang berkelas seperti terjun payung cukup mahal untuk ukuran masyarakat kelas menengah ke bawah. Di sana tersedia lengkap, tinggal milih. Saking murahnya, ada yang boleh dibilang hanya bayar parkir saja.

Sewaktu saya ke Wisata air di Waduk Dempok (Bendungan Dempok) beberapa waktu lalu misalnya, bahkan tidak bayar sama sekali. Banyak orang, masyarakat sekitar yang jualan ikan segar dan harganya sangat murah. Tiga kilogram Ikan Mujair besar hanya Rp 35 ribu.

Kulinernya jangan ditanya. Saat musim durian baru-baru ini, banjir durian. Di sepanjang perjalanan dari Batu ke Ngantang hingga Pare Kediri, ramai orang jualan aneka durian yang sangat menggoda selera. 

Ditambah dengan berjajarnya ratusan pedagang apel, aneka sayuran serta jeruk yang sedang musim saat ini memberikan daya tarik yang unik.

Tempat mainan anak yang juga segudang membuat anak-anak betah, tinggal duitnya saja. Dari wisata Jatim Park 1, 2, 3 ; Musium Angkot, Salju, pemandian air panas, rafting, camping, dan mandi air panas di Cangar Batu, semuanya ada. 

Belum lagi aneka makanan rakyat yang ada di banyak pasar tradisional di setiap kota kecamatan yang tesebar di lebih 30 lebih kecamatan di kota dan kabupaten Malang. Malang memang tempatnya.  

Malang juga gudangnya usaha akomodasi. Usaha penyediaan akomodasi adalah usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. 

Usaha penyediaan akomodasi di Malang  berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.

Hotel di Malang rata-rata  menyediakan akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam satu bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan atau fasilitas lainnya. Namun ada juga akomodasi bulanan dalam bentuk Guest House yang ramai sekali  di pemukinan masyarakat, dengan harga yang sangat terjangkau.

Kalau begitu apa enaknya rumah dekat dengan tempat wisata seperti Malang?

Dari sisi ekonomi, masyarakat sangat diuntungkan. Dengan banyaknya wisatawan, domestic maupun luar negeri, merangsang masyarakat untuk berkarya dan menjajakan ke pengunjung. Mulai dari makanan, mainan anak-anak, souvernir hingga penginapan. Usaha ini otomatis membantu peningkatan kesejahteraan materi masyarakat sekitar.

Dari sisi bisnis, terjadi persaingan yang sehat, di mana orang-orang berbondong-bondong untuk memberikan pelayanan yang terbaik. 

Berbagai event ditawarkan yang membuat masyarakat rajin berburu ide-ide baru yang inovatif tentang bagaimana caranya agar pembeli bisa tertarik. Bisnis entrepreneurship laris manis.

Wisata Pantai di Malang Selatan. Dokpri
Wisata Pantai di Malang Selatan. Dokpri

Dari sisi studi juga mendukung berdirinya pusat-pusat studi seperti wisata, air, pertanian, perkebunnan, kelautan, perhutanan, hingga wisata. Mendorong lahirnya professional-profesional muda yang bergerak di berbagai bidang pendidikan.

Dari sisi penelitian juga mendorong adanya penelitian-penelitian baru karena luasnya lahan wisata ini sekaligus membuat mereka yang menekuni bidang penelitian merasakan besarnya peluang pengembangan area penelitian yang tidak hanya terjadi di kota-kota besar. Mahasiswa banyak dikirim ke daerah-daerah wisata guna menyelenggarakan KKN sekaligus bisa mengadakan penelitian di sana.

Hanya saja selama masa pademi Covid-19 di berbagai tempat wisata mengalami kelesuhan, termasuk yang ada di Malang. Dampaknya sangat besar terhadap masyarakat, khususnya yang menggantugkan penghasilannya dari wisata ini, misalnya pondokan, hotel serta bisnis kuliner.  Kasihan juga mereka.

Alhamdulillah beberapa pekan terakhir ini sepertinya mulai terasa normal. Di Malang padat sekali pada akhir pekan, dari Jumat sore hingga Minggu sore. Terlebih ini sudah masuk masa-masa liburan.

Bagi masyarakat yang menetap di dekat tempat wisata, akan terganggu jika kurang suka dengan keramaian. Jalan-jalan nyaris tidak pernah sepi saat akhir pekan, dari pagi hingga malam hari. Macetnya bukan main. Ramai sekali pengunjung yang mondar-mandir. Kecuali bagi yang sudah terbiasa.

Awal-awal terjadinya pandemic kemarin masyarakat banyak yang kuatir terjadi penyebaran penyakit. Ini bisa dimaklumi karena berada di dekat tempat wisata. Ancaman varian Omicron ini juga menyisakan kekuatiran masyarakat walaupun tidak seperti Covid-19 lalu gemanya.

Bagaimanapun, tinggal di daerah dekat tempat wisata itu enak-enak susah. Relatif saya menyebutnya karena karakter manusia yang berbeda.

Kalau saya sendiri lebih milih tempat pemukiman yang nyaman tidak terlalu ramai. Terlebih, harga tanah dan rumah di daerah-daerah seperti ini selangit. Terkadang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bisnis lahan ini yang tidak jarang dianggap 'aji mumpung' oleh mereka.

Makassar, 19 December 2021
Ridha Afzal  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun