Tetapi tidak bisa berjalan tanpa satupun perawat. Demikian pula di kampung terpencil, tenaga kesehatan yang paling sederhana yang bahkan ada yang bersedia tidak dibayar, digaji terlambat, tidak disediakan fasilitas, hanya perawat.Â
Tetapi banyak juga perawat personal yang tinggal di hotel mewah berbintang lima karena pasiennya ada di sana. Gaji besar dan dibayar harian tidak sedikit yang bisa kita temui di ibu kota Jakarta.
Kedelapan, jadi perawat itu tidak ubahnya long life profession dengan berbagai spesialisasi. Perawat terus berkembang seumur hidup. Dari sejak lahir hingga ajal menjemput, orang butuh perawat.Â
Makanya spesialisasi pelayanan keperawatan ada mulai dari sejak dalam kandungan (keperawatan maternitas) hingga keperawatan gerontik atau manusia lanjut usia (Manula).Â
Ada keperawatan jiwa, penyakit bedah, dalam, anak, syaraf, pendidikan, kanker, kesehatan masyarakat, industry dan lain-lain, yang 100 lebih jenis spesialisasinya di USA. Keren kan?
Yang terakhir, kesembilan yang saya temui adalah, jadi perawat itu selalu mendapatkan respek. Kalau ada perawat yang merasa kurang dihargai oleh orang lain, ada baiknya introspeksi.Â
Pengalaman saya mengajarkan, di mana-mana perawat kita mendapatkan penghargaan dari masyarakat, kelompok atau organisasi, terlebih saat Covid-19 ini.
Kesimpulannya, jangan menyesal jadi perawat. Kerjanya enak jika bisa menikmati. Gajinya besar jika dicermati. Keren dan enak banget jika mau menggeluti. Asal pandai-pandai memilih spesialisasi dan menyikapi, jadi perawat itu, serunya pasti.......!!!
Aceh, 25 October 2021
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H