Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cuci Darah Lewat Perut, Minim Spesialisasi Minim Sosialisasi

13 Agustus 2021   19:30 Diperbarui: 13 Agustus 2021   19:38 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: RS Kasih Ibu

Banyak referensi yang menyebutkan bahwa penggunaan PD bisa bertahan hingga 15-16 tahun. Luar biasa memang. Sangat membantu. Sayangnya pasien GGK jarang mengeuhkan apa yang dirasakan sehingga sudah parah baru ke RS untuk mendapatkan penanganan medis. Termasuk yang terjadi pada Paman Harto. Beliau sempat menggunakan PD selama dua tahun. Maklumlah selain kondisinya sudah tua, secara fisik juga lemah. Di samping tentu saja keadaan ginjalnya yang sudah gagal kronis.

Yang jadi masalah saat ini adalah, menurut Indonesian Renal Registry (IRR, 2018), jumlah dokter spesialis untuk CAPD (KGH) hanya 144 orang, jumlah perawatnya yang bersertifikat 5336 orang (70% dari seluruh perawat yang bekerja di unit Dialisis). Yang terbanyak ada di Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Bali. Terdapat sekitar 80 unit CAPD diseluruh Indonesia. Jika mengacu kepada WHO, dengan total pasien GGK yang melapor 2.750.000 di Indonesia (1% dari angka kesakitan GGK), tentu saja jumlah professional dokter dan perawat yang menangani kasus PD ini jauh dari cukup. Oleh sebab itu dibutuhkan langkah-langkah konkrit.

Yang 'murah' adalah dengan promosi menggunakan media masa elektronik seperti WA, FB, Twitter dll. Bisa juga dengan menyelenggarakan seminar atau workshop online ke masyarakat umum. Yang ini sangat jarang terjadi karena minimnya penyelenggara seminar/webinar yang tertarik atau tidak tahu tentang PD ini. Padahal sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.

Perlu juga adanya kerjasama lintas kementrian, khususnya Kementrian Kesehatan dan Pendidikan dan Kebudayaan. Perlu diadakan program pelatihan yang intensif, kontinyu dan berkelanjutan. Peran sertifikasi juga sangat penting. Lebih bagus lagi jika dicetak perawat-perawat spesialis tingkat Pascasarjana sehingga bukan hanya dokter spesialis KGH saja yang memperoleh gelar spesialisasinya. Memang butuh duit, tetapi ini investasi!  

Ke depan, kasus GGK kronis terus bertambah. Jumlah tenaga spesialisnya minim, baik dokter maupun perawat. Fasilitas RS juga kurang memadai jumlahnya. Jika ini tidak difikirkan, kita, orang-orang kecil ini hanya bisa mengelus dada. Mau cangkok ginjal tidak mampu, mau HD antrian panjang dan harus di kota besar, mau PD minim informasi. Ditambah Covid-19 yang berkepanjangan. Sungguh mengenaskan!

Makassar, 13 August 2021

Ridha Afzal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun