Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tutut Soeharto dan Puan Maharani, Dua Srikandi Fenomenal

7 September 2020   21:43 Diperbarui: 7 September 2020   22:10 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pepnews.com dan Agolf.com

Masa Depan

Mbak Tutut sudah 71 tahun umurnya, sementara Puan masih 47 tahun. Tutut (sepertinya) sudah tidak begitu antusias lagi meneruskan perjuangan karirnya di politik. Puan yang relatif muda, tentu peluangnya masih sangat luas. Terlebih, Megawati masih berkuasa. Puan sangat membutuhkan Mega dalam sepak terjangnya selagi ibunya duduk di puncak kepemimpinan.

Polemik yang dihadapi Puan terkait Sumatera Barat kemarin bisa jadi Boomerang bagi Puan khususnya dan nama baik PDIP pada umumnya, manakala Puan tidak memiliki corrective action. Ini kedala terbesar yang dihadapi oleh Puan selama karir politiknya.  

Hanya saja, mengoreksi perkataan itu tidak sama dengan koreksi tulisan. Kalau tulisan masih bisa dihapus. Sedangkan perkataan yang suda dilontarkan, tidak mungkin ditarik ulang.

Apa yang dialami oleh Puan ini tidak pernah dilakukan oleh Tutut. Di sinilah bedanya.Tutut yang lebih terlihat dewasa, ketika duduk di kursi jadi MPR kemudian jadi Menteri, lewat gemblengan ayahnya sendiri saat Soeharto jadi Presiden.

Sementara Puan yang terjun langsung masuk di dunia politik, memang kadang tidak bisa dikendalikan oleh Megawati, terutama saat ngomong, yang bisa saja terpeleset lidahnya.

Tutut yang sudah malang-melintang di dunia soial dan politik, tentunya paham bagaimana harus menjaga 'lidah' dalam meniti karirnya. Kalaupun saat ini tujuan politiknya tidak tercapai bersama adiknya dalam Partai Berkarya, mungkin nasibnya memang sampai di sini. Tantangannya berat.

Kalau Puan, sebetulnya tantangannya tidak seberat yang pernah dipikul Tutut. Puan kini sudah  berada di puncak dan, untungnya, beban beratnya dipikul bersama oleh orang-orang sekitar yang sangat patuh pada perintah Ibunya. How lucky Puan is......

Malang, 7 September 2020
Ridha Afzal  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun