Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Aura PKS Pasca Kegaiban Anis Matta dan Fahri Hamzah

25 Agustus 2020   15:51 Diperbarui: 25 Agustus 2020   16:05 10051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: indopolitika.com

PKS identik dengan Islam. Nuansa ini harus 'digeser'. Islam itu rahmatan lil-alamin. Saya setuju pendapat ini. Tetapi masyarakat belum 'siap'. Kita masih kayak Turki zamannya Kemal Attaturk dulu. Orang kita masih 'phobia' dengan Islam. Sisa-sisa Word Trade Canter, Teroris, Osama Bin Ladin, Bom Bali hingga Jilbab, masih saja dijual oleh media massa. Sedihnya, masih laris.

Tapi kita sudah mulai memperlihatkan kedewasaan cara pandang terhadap Islam melalui, misanlya Bank Syariah, Hijab para artis dan sekolah Islam Moderen. Memang pelan-pelan masuknya. Misalnya masuknya Wayang dulu lah melalui Wayangnya Wali Songo di Jawa.

Ketakutan publik dengan nuasa Islami ini butuh waktu panjang. Butuh pendidikan serta butuh kerja nyata. Harus ada keharmonisan tokoh-tokoh antara apa yang diomongkan, difikirkan dan apa yang dikerjakan.

Jangan yang diomongkan tidak sama dengan yang dikerjakan. Orang akan menjauh. Kalau itu yang terjadi, tidak ada bedanya antara PKS dengan partai 'liberal' atau 'demokrat' lainnya.  

Saingan PKS di Pemilu 2024

Hengkangnya Anis Matta dan Fahri  dari PKS harus diakui bisa menjadi 'ancaman' tersendiri. Anis Matta dan Fahri Hamzah adalah taring PKS yang cukup kuat gigitannya dalam menarik minat masyarakat untuk bersuara di dalamnya. Makanya, kekalahan PKS di tahun 2024 berupa menurunnya suara perolehan, factor terbesarnya karena hilangnya pengaruh Anis Matta (AM) dan Fahri Hamzah (FH)

Selain itu, potensi saingan berat PKS lainnya yang dihadapi dalam Pemilu mendatang yaitu Partai Demokrat, PAN sebagai saingan lama. Sementara partai-partai warna hijau, tetap harus dipikirkan oleh PKS. Mereka juga ingin meraup suara dari umat Islam.

PKS kini tidak sama dengan PKS tahun 2012-an semasa AM dan FH masih bercokol di sana. AM yang ide-idenya lebih bersifat praktis dan modern, berhadapan dengan orang-orang dengan konsep tradisional masa kini di PKS dari akademisi. Ketidak-cocokan inilah yang membuat PKS kehilangan motor sekuat Anis yang tidak lain 'mentor'nya FH.

AM dan FH kini memiliki corong baru. Walaupun ke depan ada kemungkinan tetap berkoalisi dengan PKS, tetapi secara prinsip, orang-orang yang setia pada AM dan FH, akan memindahkan suaranya di Pemilu mendatang dari PKS. Mereka merasa bahwa PKS kini sudah berubah, sebagaimana yang mereka pernah harapkan dulu.

Masyarakat banyak yang merasa, walaupun tidak sekelas Erdogan pencapaian tujuan PKS, tetapi kehilangan AM dan FH, PKS beda banget aromanya.

Malang, 25 August 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun