Saya jadi ingat bagaimana cerita Umar bin Khattab (RA), Sahabat Mulia Rasulullah Muhammad SAW, yang diusulkan oleh Abu Bakar Siddik, Khalifah I, untuk menggantikan kedudukan beliau, sepeninggalnya nanti. Namun apa kata Umar? Lebih baik memindahkan Gunung Uhud daripada menduduki jabatan ebagai Kepala Negara (Khalifah II).
Dalam Islam diajarkan, untuk tidak memberikan jabatan pimpinan kepada orang yang meminta jabatan. Itulah tolok ukur keikhlasan dan jiwa besar seorang pemimpin umat yang juga dimiliki oleh UAS atau HRS yang tidak menginginkan jabatan sebagai Presiden. Walaupun sebagai warga negara, untuk membangun negeri, tidak perlu diuji semangat dan kiprahnya.
Bukan karena mereka tidak mampu. HRS punya umat. Latar belakang pendidikan S3. Bahkan disertasinya tentang Pancasila. Habib Rizieq diketahui memiliki disertasi tentang Pancasila yang berjudul 'Pengaruh Pancasila terhadap Penerapan Syariat Islam di Indonesia'.
Tentu tidak diragukan komitennya. Saya tahu bagaimana dulu HRS yang datang membantu dan terjun langsung mengangkat mayat-mayat saat terjadi Tsunami di tempat kami, Aceh. Saya ingin tahu pemimpin modern negeri ini yang sekelas HRS.
Makanya, ketika ada banyak himbauan agar HRS bersedia maju dalam kontes pemilihan presiden 2024 nanti, karena kerendahan hati dan baiknya budi beliau tetap menolaknya. Demikian pula UAS.
Siapa Salut, Siapa Takut
Saat kaum Muslimin menguasai Mekkah, Rasulullah SAW memerintahkan untuk melindungi kaum Yahudi dan kaum Nasrani yang tinggal di dalamnya. Tidak ada pemaksaan agama. Bahkan Beliau SAW mengancam akan memberikan hukuman bagi siapa saja yang mengganggu orang-orang non-muslim ini.
Demikianlah harapan kaum Muslimin terhadap siapapun pemimpin negeri ini yang terpilih di dalam memperlakukan setiap warga negara, khususnya pada kaum non-muslim sebagai minoritas.
HRS yang memimpin organisasi FPI tidak pernah pilih kasih dalam memberikan bantuan bencana alam. Agenda tersebut tidak tertulis dan tidak berlaku dalam rencana kerja mereka. Tanpa bermaksud membelanya, saya harus fair. Jika mereka berlaku baik mengapa saya harus mencelanya? Â
Hanya orang-orang yang tidak tahu dan tidak paham tentang pribadi, sikap serta visi misi HRS yang membencinya.Â
Penilaian saya terkesan subyektif, karena mungkin keyakinan atau aqidah kami yang sama. Mereka takut negara Khilafah yang akan 'diusung' HRS, mereka ngeri hukum pancung, mereka takut alergi syariah. Tetapi tidak takut korupsi merajalela, kriminalitas marak, judi, prostitusi, narkoba menggurita. Ketakutan dan kekhawatiran yang sebenarnya tidak berdasar. Bukan karena apa-apa, karena kita memang tidak paham.