Di dunia ini, negara demokrasi terbesar adalah India. Di tengah populasi yang begitu besar, 1.38 miliar jiwa, tentu tidak mudah menata demokrasinya. Mayoritas penganut agamanya Hindu. Namun tiga orang Presiden India ternyata muslim: Dr. Zakir Husain, Fahrudin Ali Ahmed dan Dr. Abdul Kalam. Populasi muslim 10%.
Di tengah kemajemukan masyarakatnya, ternyata India juga membuka peluang bagi orang asing. Sonia Gandhi, istri mendiang Perdana Menteri Rajiv Gandhi yang tewas terbunuh, menjadi politisi terkenal, didaulat jadi orang nomer satu di Congress Party. Padahal, Sonia asli Italia, bernama Edvige Antonia Albina Mino. Nyatanya bisa diterima secara aklamasi oleh orang India.
Dalam kehidupan sehari-hari, bukan di film, orang India sangat sadar akan hak-haknya. Mereka sangat terbuka dan berani sekali menghadapi politisi atau polisi, yang di kita sangat jarang.Â
Di India, tidak ada iuran-iuran masyarakat RT RW untuk membangun fasilitas umum meski menguntungkan rakyat, sekiranya mereka fikir itu tugasnya pemerintah.
Sedemikian kuat rasa memiliki 'kebebasan' individu sebagai bagian dari demokrasinya, sehingga tidak jarang terjadi bentrokan antara masyarakat dan pihak keamanan/berwajib di sana. Â
Makanya, India merupakan salah satu negara yang demo dan bentrokannya paling banyak di dunia.
Saya tahu banyak tentang India karena punya beberapa kenalan orang India, juga Pakistan yang bercerita tentang negaranya. Â
Terlepas dari maraknya konflik yang dihadapi India, mereka tetap bangga disebut sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, yang bahkan mengalahkan sistem yan tidak terjadi di negeri yang konon sebagai the God Father of democratic country: The USA.Â
Di Amerika Serikat yang mengklaim paling demokrasi selama 300 tahun, belum ada ceritanya orang Islam jadi Presiden. Walaupun ada Negro yang jadi presiden. Bukan karena tidak ada yang layak. Tetapi demokrasi, terkadang sedikit 'crazy'.