Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jika Pemerintah "Gebyah Uyah" Kebijakan Corona, Jurang Resesi akan Menganga

18 Agustus 2020   08:14 Diperbarui: 19 Agustus 2020   08:18 1795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ancaman resesi ekonomi Indonesia. (Sumber: monitor.co.id)

Seharusnya, ada batasan yang jelas namun fleksibel. Memang, pencegahan itu lebih baik daripada pengobatan. Masyarakat juga tahu, bahwa nyawa jauh lebih berharga daripada uang. Uang bisa diselamatkan. Nyawa, bisa beli di mana? Hanya saja kita perlu sadari, ekonomi itu juga penting demi kelangsungan hidup orang banyak.

Batasannya adalah, kalau di RS,  Key Performance Indicators (KPIs) nya harus disepakati dulu. Karyawan yang bertugas di front terdepan harus terlatih dan menguasai KPI ini. Misalnya, jika ada 60% dari 7 gejala yang ada, perlu diperiksa lebih detail. Kemudian 90% jika terdeteksi, baru disarankan opname. Bukannya masih 10% kemudian harus diperiksa seluruhnya, 40% harus opname. Ini terkesan diktator.

Saat ini, karena saran RS yang terkesan 'menakutkan' masyarakat, akibatnya mereka yang meskipun sakit, tidak pergi berobat ke RS. Kata Pak Didik, tetangga saya yang kerja sebagai Teknisi Gigi, instalasi Gigi di tempatnya bekerja hanya menerima tidak lebih dari 50% dari kunjugan pasien normal. Minimnya pasien membuat sebagian besar karyawan nganggur.

Akibat lainnya bisa diduga. Penerimaan RS menurun, tunjangan fungsional otomatis juga menurun, rakyat tidak medapatkan pelayanan kesehatan maksimal dan bukan tidak mungkin, akibat penyakit yang tidak terobati ini berimbas pada angka kesakitan makin tinggi serta angka kematian meningkat.

Demikian pula di sektor industri. Hendaknya jangan asal tutup atau berhenti berproduski sama sekali, hanya karena satu-dua orang yang sakit. Masyarakat tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang siapa sebetulnya yang bisa terjangkit Corona dan meninggal dengan cepat. Peran media juga sangat besar dalam menyebarkan isu yang tidak sehat.

Kalaupun ada yang meninggal karena Corona, itu sebuah kenyataan yang tidak bisa ditolak. Sebagaimana orang juga bisa meninggal karena Tifus, Diare, Difteri atau Penyakit Jantung. Namun harus diakui, tidak semua penderita yang sama meninggal dunia kan? Ini juga harus diberitakan. Jangan hanya yang sakit dan meninggal saja.

Jadi, ada baiknya prinsip pencegahan tetap berlaku. Namun bisnis juga tetap harus berjalan. Inilah cara menyelamatkan perekonomian.

Jangan lupa tetap berikan aturan Protokol Kesehatan yang ketat. Penting sekali di setiap perusahaan yang jumlah karyawannya lebih dari 100 itu ada minimal satu orang perawat. Regulasi ini banyak yang tidak dipatuhi oleh pemilik perusahaan. 

Kasus kesakitan ataupun kecelakaan kerja serta monitoring kesehatan karyawan tidak berjalan sebagaimana yang kita kehendaki karena perusahaan tidak patuh terhadap aturan keselamatan dan kesehatan kerja.

Cegah Resesi dari Bawah

Kita sebetulnya kita bisa kendalikan resesi sejak dini. Pemerintah yang buat regulasi, Pemerintah juga yang diharapkan berikan solusi. Bukannya bikin regulasi, tetapi rakyat disuruh mencari solusinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun