Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pilih: Disimpan Jadi Dendam atau Diikhlaskan Jadi Rahmah

7 Agustus 2020   06:55 Diperbarui: 7 Agustus 2020   07:04 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: businessinsider.com

Jika anda yang memberi hutang, jangan terbuai dengan janji-janji orang yang mau hutang meskipun saudara sendiri atau teman dekat. Kita tidak tahu bagaimana kondisi mereka aslinya. Oleh sebab itu, bila kita punya rejeki meskipun lebih, jangan diberikan hutang kepada orang-orang yang sekiranya berat mengembalikan dalam jumlah banyak.

Hutang itu sangat enak dan ringan karena hanya lewat mulut. Sedangkan mengembalikan itu berat sekali. Itu kenyataan. Pihak yang hutang, karena merasa sangat membutuhkan, aneka omongan manis bisa saja dilontarkan. Itu sangat umum dan wajar.

Jangan terbuai dengan janji meski saudara sendiri atau teman dekat. Kalau ada apa-apa, hubungan saudara dan persahabatan bisa rusak hanya karena duit yang tidak seberapa.

Oleh karenanya, berikan sesuai kemampuan dia, juga saku kita. Jangan karena niat menolong, ternyata kita sendiri kelabakan. Begitu juga mereka yang kita hutangi. Kalau perlu, sekiranya rejeki kita ada dan berlebihan, berikan saja secukupnya. Ikhlaskan pemberian ini sebagai sedekah. Bukan hutang.

Beratnya Melunasi

Seorang senior saya pernah cerita. Dia kehilangan teman baik karena hutang ini. Si Fulan, teman senior saya ini punya teman baik yang sering datang berkunjung ke rumahnya. Kunjungan Fulan ini dianggap tulus. 

Karena itu, saat suatu hari si Fulan mengemukakan niatnya untuk hutang, senior saya tidak keberatan. Fulan menjanjikan uangnya akan digunakan untuk bisnis dan bersedia berbagi keuntungan. Dikembalikan dalam jangka waktu sebulan.

Satu bulan sesudah waktu yang dijanjikan tiba, Fulan tidak nongol. Dua bulan berikutnya tidak pernah lagi. Senior saya barus sadar, ternyata Fulan menipunya. 

Dia menyesal bukan karena duitnya hilang, namun persaudaraan itu lenyap seketika hanya karena uang yang bisa dicari. Walaupun jumlahnya cukup besar untuk ukuran keluarga sederhana.

Melunasi hutang itu ternyata sangat berat.

Sikap yang ditempuh oleh senior saya adalah mengikhlaskan. Memohon kepada Allah SWT untuk memberi ganti yang lebih baik sekiranya sikap yang diambil adalah tulus, ikhlas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun