Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rumah Sakit Masa Depan di Dekat Tempat Wisata

1 Agustus 2020   16:28 Diperbarui: 1 Agustus 2020   16:28 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Ticadoc.com
Sumber: Ticadoc.com

Investor

Medical Turism kita masih kalah start dengan India, Malaysia, Singapore, Thailand dan China. Mereka duluan berjalan. Akan tetapi bukan berarti kita tidak bisa memulai. Hanya saja, kita mungkin butuh bantuan investor.

Orang Indonesia ini sebetulnya di satu sisi kaya ide. Di sisi lain, miskin ide. Misalnya, sampah. Sesudah dibuang, masih dibongka-bongkar lagi, dicari mana yang masih bisa dimanfaatkan. Kelapa, dari pohon, buah, akar, daun, hingga lidi, semuanya dipakai. Demikain pula dengan singkong. Kita sangat kaya dengan ide memberdayakan.

Hanya saja dalam hal tententu kita terlalu saklek dan tidak mau membuat inovasi. Di antaranya pendirian RS. Dari dulu mengapa harus di kota? Kita juga berasumsi bahwa RS itu identik dengan biaya mahal. Padahal tidak demikian. Kalau kita lihat cara-cara pengobatan dan keperawatan ala India, sangat murah dan terjangkau rakyat kecil.

Untuk tahap awal, mungkin kita butuh investor, karena kita belum punya pilot project terkait Medical Tourism ini. Investor dibutuhkan sebagai pioneer, pemberi contoh. Ini penting, sekaligus digunaan sebagai pemantik. Agar yang lain bisa menyontoh. Namanya juga investor, bisa dari orang asing. Soalnya, orang kita kadang lebih suka 'iklan gambar asing' ketimbang diri sendiri.

Tantangan

Pemerintah pusat dan Pemda belum terlalu serius hingga saat ini terkait potensi wisata kesehatan ini. Sebagai contoh pengobatan dan perawatan tradisional tidak terdengar gemanya. Padahal, itulah milik kita. Seperti lulur, pijat refleksi, pijat bayi, akupuntur, serta aneka jamu tradisional. Itu bukan berarti pengobatan konvensional tidak dapat dukungan. Mereka tetap jalan.

Persepsi public yang lekat hingga kini adalah pengobatan dan perawatan modern itu mahal dan medical tourism itu lebih mahal. Ini yang harus disosialisasikan oleh aparat Pemerintah. Caranya bisa dengan membuat pilot project. 

Misalnya menunjuk beberapa Puskesmas yang kinerjanya bagus sebagai pengelola Wisata Kesehatan. Dibantu oleh dinas Pariwisata dalam promosi iklannya. Tawarkan jenis layanannya sambil menikmati wisata alamnya.

Pada tahap awal, barangkali terasa berat, karena belum mendapat dukungan sepenuhnya mungkin bahkan dari professional kesehatan sendiri yag lebih suka suasana 'kota' dari pada 'pedesaan'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun