Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

75 Tahun Merdeka, Kapan Masa Emas Perawat Indonesia?

22 Juli 2020   16:17 Diperbarui: 22 Juli 2020   16:48 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keperawatan dipandang sangat unik dan menjanjikan walaupun penuh tantangan. Seminar dan workshop ada di mana-mana. Topik yang laris dibicarakan adalah STR, MEA, area praktik, regulasi dan kiprah perawat era global.

Era Kelima

Sesudah tahun 2015, kita mulai masuk era baru. Di era ini jenjang pendidikan doctoral mulai menyebar. Banyak perawat pintar yang berhasil mengantisipasi perubahan era-era keperawatan ini. Lahir doktor dan profesor keperawatan. Tidak sedikit perawat yang bingung bagaimana harus menyikapinya. Perawat banyak yang tergerak menyelami pendidikan non-keperawatan, seperti pendidikan umum, hokum, computer, akupuntur, obat-obat tradisional, dll.

Di era ini perawat semakin 'berani' mengambil sikap guna menentukan nasibnya. Ribuan pula yang 'keluar dari profesi', ganti profesi lain. Jadi perawat dirasakan cukup berbelit prosedurnya. Prosedur perolehan STR paling banyak dijadikan alasan susahnya mencari kerja pada era pasca UU Keperawatan ini.  Ini kita rasakan hingga kini masih ada.

Kesimpulan

Mungkin sangat subyektik. Namun kalau ditanya Masa Emas Keperawatan Indonesia adalah di zaman SPK, tahun 1980-1990-an. Meski pendidikan rendah, lulusannya menikmati semua area praktis (perawatan Bedah, Dalam, Anak, Jiwa, Obstetri dan community health nursing). Sekolah gratis, hanya berbekal ijazah SMP, gampang mencari kerja, jadi PNS tidak rebutan, akses ke luar negeri gampang, hingga melanjutkan karir pun nyaris tanpa halangan.

Kapan kita meraih zaman keemasan lagi? Akan bergantung kepada pemegang kebijakan negeri ini dan perjuangan orang-orang pintar dalam profesi di masa yang akan datang.

Malang,  22 July 2020
Ridha Afzal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun