Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama FEATURED

Jangan Bikin Satu CV untuk Semua Jenis Pekerjaan apalagi Tujuan Seumur Hidup

17 Juli 2020   06:52 Diperbarui: 6 April 2021   19:38 6858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Curriculum Vitae / CV (Sumber: www.shutterstock.com via money.kompas.com)

Mengikuti Pelatihan

Saya mengenal istilah Curriculum Vitae (CV), berasal dari bahasa Latin, dalam bahasa Inggrisnya disebut Course of Life. Vitae berarti Hidup, Curiculum artinya "keseluruhan". Saya memahaminya sesudah mengikuti pelatihan, tepatnya pada tahun 2014, saat masih di pertengahan kuliah, semester lima.

Waktu itu, saya mendapatkan kesempatan mengikuti sebuah program Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia di Denpasar, Bali. 

Pada kesempatan yang sama, kami bertemu dengan salah satu pembicara dari Malang. Pada saat yang sama, di tengah obrolan kami, saya diundang untuk mampir ke Malang jika ada waktu.

Sebetulnya waktu kami cukup padat dengan kuliah dan tugas kampus. Namun demikian, saya juga tidak ingin kehilangan kesempatan yang sangat berharga ini. 

Sesudah memikirkan berbagai pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk memenuhi undangan beliau datang ke Malang.

Bersama beberapa rekan asal Jawa Timur, kami berangkat dengan naik bus dari Denpasar menuju Surabaya. Perjalanan darat yang melelahkan sekaligus mengasyikan. 

Saya bisa menyaksikan dari dekat pemandangan alam di tengah hutan Banyuwang-Situbondo dan indahnya pesisir Pantai Utara Pulau Jawa Bagian Timur.

Berada di Malang selama 4 hari, saya ditawari beliau mengikuti Pelatihan Program Penempatan Kerja di Luar Negeri (Overseas Placement Preparatory Program-OP3). 

Sebuah pelatihan yang sejatinya hanya diikuti oleh mereka yang sudah lulus kuliah dan ingin kerja di luar negeri. Tidak ada salahnya saya mengikutinya. Lagian, kali ini free of charge.

Pelatihan diberikan selama 3 hari, akan tetapi waktu itu terlambat sehari. Saya bisa mengikuti pada hari ke dua dan ke tiga. Alhamdulillah ini tidak mengurangi makna. Ada delapan peserta waktu itu, hanya saya yang statusnya sebagai mahasiswa, sekaligus "tamu", karena yang lain murni sebagai peserta pelatihan.

CV Bukan Daftar Riwayat Hidup

Mulanya saya menganggap bahwa Curriculum Vitae (CV) itu sepele. Orang kita menerjemahkan sebagai Daftar Riwayat Hidup (DRH). CV ini sering dimaknai sebagai DRH, padahal sebetulnya kurang tepat. CV itu bukan daftar, melainkan susunan informasi tentang riwayat hidup.

Menurut KBBI, daftar adalah catatan sejumlah nama atau hal lain yang berderet dari atas ke bawah atau dengan dipisahkan tanda koma. CV bukanlah daftar nama atau daftar barang, daftar angka, hadir, isian, istilah, dan lain-lain. Jadi, hemat saya, kita telah menggunakan istilah yang kurang tepat.

CV itu istilah asing. Karena istilah yang kita tidak punya padanan yang tepat, alangkah baiknya menggunakan istilah yang sama. Biarlah seperti itu, sebagaimana aslinya. Dengan demikian kita tahu bahwa istilah tersebut memang punya orang asing. Bukan istilah milik kita. Ini sekaligus membelajarkan kita untuk jujur. Ini penting karena CV itu produk impor.

Meski demikian, tidak mengurangi makna, apalagi menurunkan harga diri kita. Justru kita akan terhormat, lantaran menempatkan produk asing sebagaimana aslinya. Mungkin lebih tepat disebut "biodata". 

Biodata, menurut kamus yang sama (KBBI) merupakan catatan singkat riwayat hidup seseorang (Bukan Daftar).  Ada lagi yang menyebutnya sebagai "resume" dari bahasa Perancis yang artinya "summary" atau "ringkasan". Ketiga-tiganya disusun dan berisi tentang data pribadi, riwayat pendidikan, pelatihan serta pekerjaan. Itulah inti dari CV, biodata atau resume.

Ada beberapa pendapat yang berbeda antara resume dan CV. Di antaranya resume lebih menekankan keterampilan, digunakan untuk melamar kerja di industri non profit atau pemerintahan, sedangkan CV untuk tujuan pendidikan, akademik atau biasiswa (fellowship). 

Contoh curriculum vitae (Dokumentasi pribadi)
Contoh curriculum vitae (Dokumentasi pribadi)
Ada lagi pendapat yang menyebutkan bahwa resume, karena ringkasan, umumya lebih pendek, cukup satu lembar. CV bisa lebih detail, lebih lengkap dan tentunya lebih panjang informasinya, bisa 2-3 lembar atau lebih. Pada intinya, mereka sama, yakni berisi informasi tentang data pribadi, pendidikan, pelatihan serta pekerjaan.

Tidak Diajarkan di Kampus

Ilmu terkait CV ini sangat penting bagi masa depan mahasiswa, sayangnya tidak diajarkan di kampus bahkan menjelang wisuda. CV dianggap remeh, padahal sangat besar peranan bagi perolehan kerja dan jenjang karir di masa depan.

Saya tidak mengerti mengapa kampus tidak membekali ilmu ini. Materinya singkat, murah dan tidak susah. Mestinya menjadi perhatian pihak manajemen kampus sebagai bekal menjelang wisuda. Apa karena template CV banyak tersedia di Google, Internet, jadi kita tinggal copy paste, sehingga tidak perlu repot-repot menyontohnya? Wallahu a'lam.

Yang pasti, kenyataan membuktikan bahwa memang kita semua bisa bikin CV. Teman-teman saya punya CV semua, namun semuanya nyontek yang ada di internet. 

Ini sebagai bukti bahwa rata-rata jebolan sarjana sekalipun, tidak kompeten bikin CV mandiri, kecuali menyontoh yang sudah ada.

Oleh sebab itu, sebaiknya mahasiswa menjelang wisuda dibekali soft skills ini sebagai ilmu yang sangat berharga. Sesudah pelatihan, saya merasa bahwa meskipun belum pernah bekerja, bukan berarti saya tidak memiliki sesuatu yang "bisa dijual" untuk menyebut diri sebagai potential candidate saat melamar kerja. CV saya Alhamdulillah menarik dan memiliki nilai "layak jual" dilihat dari kontennya.

Pengalaman mengikuti pelatihan di Malang saya tularkan ke teman-teman mahasiswa di Aceh. Tentu saja mereka sangat senang. Sebua ilmu yang nampaknya remeh, tetapi memegang peran besar dan bermanfaat untuk jangka panjang.

Manfaat

Jujur saja, saya lebih suka menulis CV dalam bahasa Inggris. Saya gunakan di dalam maupun luar negeri tidak masalah. Saya yakin semua karyawan yang tugasnya di HDR memahami dan tidak sulit meski tertulis dalam bahasa Inggris yang sebenarnya sangat sederhana. 

Pengalaman saya, HRD di Indonesia tidak ada yang keberatan. Bahkan mungkin "lebih senang" khususnya di sector Penanaman Modal Asing (PMA).

Konten yang saya tuliskan di dalamnya mencakup personal information, tujuan penulisan singkat (posisi atau jenis kerja), riwayat pendidikan, pelatihan, pekerjaan, tugas dan tanggung jawab utama di tempat kerja, atau kompetensi, serta informasi lain. Hemat saya informasi yang saya susun ini sangat bagus dan dilirik oleh HRD.

Pengalaman saya selama 3 tahun menggunakan CV dengan template yang menarik, konten actual, informative, objective, tidak bertele-tele, cukup berhasil dan memuaskan. 

Setidaknya, saya selalu mendapatkan respon positif dari tempat di mana saya melamar kerja. Minimal dipanggil untuk interview. Dalam arti kata lain, tujuan awal penulisan CV ini tercapai.

Pelajaran berharga yang ingin saya sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa, fresh graduate atau siapa saja yang sedang mencari kerja, pelajari cara pembuatan CV yang baik, jangan asal susun riwayat hidup.

Saya memiliki 4-5 CV dengan isi yang berbeda (terutama tujuan dan kompetensi) menyesuaikan sasaran untuk apa CV ini dibuat dan ditujukan kepada siapa.

Intinya, jangan bikin satu CV untuk semua jenis pekerjaan. Apalagi untuk tujuan seumur hidup.

Malang, 17 July 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun