Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Iming-iming Untung Menggiurkan Jadi Youtuber

13 Juli 2020   10:50 Diperbarui: 13 Juli 2020   11:04 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita memasuki zaman yang luar biasa cepat. Seperti yang dikemukakan oleh Astrid Savitri (2019) dalam karyanya 'Revolusi Industri 4.0'. Internet telah merevolusi cara kerja dunia begitu cepat. Lebih dari 20 miliar perangkat pintar akan terkoneksi pada tahun 2020 ini. 

Dengan terhubungnya perangkat pintar dari Smartphone, smarthome, asisten virtual, hingga mesin produksi yang banyak di pabrik-pabrik, menandakan era baru sudah di ambang pintu. Internet of Things (IoT) telah berkembang secara masif.

Kata Astrid selanjutnya, "Gaya hidup yang digambarkan seperti Tony Stark (Iron Man) dalam fim Avengers sebentar lagi benar-benar menjadi kenyataan. Kecanggihan Jarvis sebagai asisten pribadi virtual yang dapat melakukan banyak hal, dari menyalakan lampu, mengatur suhu ruangan, hingga melakukan prediksi, nyaris sudah dapat dilakukan oleh AI besutan beberapa raksasa teknologi seperti Assistant Google, SIRI hingga Cortana. Semuanya hanya butuh perintah suara."

Pergeseran teknologi sebagaimana yang dikatakan Astrid ini, berpengaruh terhadap gaya hidup di Indonesia. Revolusi Industri mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat, terutama di usia produktif. Dari cara berkomunikasi, mencari hiburan, mendapatkan pekerjaan hingga bagaimana memperoleh penghasilan tambahan dengan cara mudah. Misalnya, apakah bisa dapat duit banyak dengan mudah lewat penggunaan You Tube?

You Tube Trend

Jumlah penduduk usia produktif di Indonesia mencapai 68.7%, atau sekitar 185.22 juta jiwa. Zaman ini, nyaris sulit ditemui usia remaja khususnya dan usia produkif pada umumnya (15-65 tahun) yang tidak memiliki Handphone (HP). Mereka gunakan HP untuk berbagai kepentingan. Cara efektif pemenuhan kepentingannya adalah dengan menggunakan internet lewat HP ini. Pengguna internet di Indonesia 175.2 juta jiwa (Detik.com). 

Angka ini menjadi gambaran jumlah penduduk yang memiliki HP. Meskipun tidak semua yang punya HP memiliki akses Internet, tapi pengguna HP bisa jadi target pasar yang empuk. Sebuah jumlah pasar yang luar biasa. Pasar untuk jualan HP, asesori, pulsa, internet hingga marketing, baik untuk tujuan pribadi maupun usaha.  

Lewat internet ini kita bisa memperoleh akses untuk melihat video. You Tube merupakan akses yang paling populer. Google mengatakan 57% pengguna You Tube mencari konten hiburan, 86% mengatakan terbiasa mengunjungi situs tersebut untuk mempelajari informasi baru. Sebanyak 92% pengguna Indonesia menyatakan You Tube adalah tujuan pertama mereka ketika mencari konten Video. 

Walaupun ada yang untuk tujuan lain, misalnya menambah penghasilan, atau hanya iseng, apakah dengan You Tube bisa menjadikan penghasilan utama tanpa kerja keras?

Maraknya You Tuber di negeri ini menjadi bahan diskusi menarik di banyak kalangan. Di antara generasi muda, You Tube dianggap lahan paling enak, cepat, praktis, ringan, untuk memulai bisnis kecil-kecilan. Sambil menghibur diri, inginya dapat penghasilan. Lumayan kan?

Yang dilakukan oleh pengguna You Tube di usia produktif adalah mencari figure yang bisa menjadi inspirasi bagi mereka untuk coba-coba mengembangkan bakal, memulai bakat baru. Kemudian mereka belajar bagaimana merekam video, hingga sekedar bertaruh, siapa tahu nasib ini menuai keuntungan.

Mayoritas pemula, menganggap bahwa dengan main You Tube, bisa otomatis mendapatkan keuntungan cepat dalam jumlah banyak tanpa kerja keras. Persepsi ini yang perlu diluruskan.
   
You Tube Indonesia dan di dunia

Sebanyak 5 miliar video ditonton setiap hari. Ada 5 negara pengguna You Tube terbesar di dunia. Negara-negara pengguna You Tubeter terbanyak di dunia adalah USA termasuk jumlah Gamers terbanyak (180.7 juta orang). Kedua, di Brazil (69.7 juta), ketiga Russia (47.4 juta), keempat Jepang (46.8 juta) dan kelima India (21.2 juta).  

Papan atas You Tube di antaranya, T-Series  merupakan channel You Tube yang mencatat lebih dari 107 subscribers. Disusul oleh  PewDiePie, subscribernya mencapai 102 juta. Channel di India mencapai 100 juta subsribers. You Tube top dunia didominasi oleh Prankster, vlogger. Di Indonesia, kita mengenal nam-nama Atta Halilintar, Ria Ricis, Raditya Dika, Raffi, Baim Paula, dan Deddy Corbuzier sebagai Youtuber yang tidak asing bagi kita.

Indonesia menjadi salah satu negara pengakses You Tube terbesar se-Asia Pasifik. Atta Halilintar, di usia 24 tahun, menduduki posisi 15 dari 30 You Tuber dunia dengan pelanggan 1.983.555 tahun 2019 lalu. Dia membuat You Tube mulai pada 26 Januari 2014. Atta sudah mengoleksi 848.056.336 video views dan memiliki 11.045.221 pelanggan dari 391 video yang diunggahnya (Sidonews.com, 2019). 

Social Blade mengkategorikannya sebagai pria yag bekerja keras, pedagang, traveler, content creator dan influencer di Grade A. Penghasilan per harinya mencapai antara Rp. 19-314 juta per hari dari You Tube.

Source: Detik.com. Atta Halilintar, Top Youtuber
Source: Detik.com. Atta Halilintar, Top Youtuber
Tidak Semudah Membalik Tangan

Generasi kini adalah generasi Crazy You Tube. Betapa tidak. Anak-anak muda banyak yang 'gila', dengan 'iming-iming' You Tube. Dengan hanya merekam video, kemudian upload videonya di You Tube, cari pengunjung, untuk subscribe, comment and share, difikir akan bisa kaya mendadak.

Baim, yang memiliki lebih dari 9.2 juta subscriber, menyuguhkan konten vlog, prank video hingga social experiment, mengatakan tidak mudah mecapai posisi ini. Misalnya menggarap videonya sendiri pada tiga bulan pertama. Dia juga sempat bingung mau upload vlog apa. Sering membuat percobaan. Jadi You Tuber, katanya harus mengikuti trend. Ini butuh waktu dan proses.  

Demikian pula yang dirasakan oleh Reza Arap Oktavian. Butuh perjuangan keras dilakukan untuk jadi Youtuber. Dia harus nulis sendiri link You Tube dan dikasih ke orang-orang. Dia merasa berlomba-lomba menjadi Youtuber guna menambah popularitas, butuh kerja keras.

Sementara Deddy Corbuzier, yang banyak kita kenal sebagai artis multitalented, dia berangkat bukan dari keluarga kaya. Dia mulai karirnya dengan mengenal sulap sejak berumur 8 tahun. Dia suka menyaksikan acara sulap di TV. 

Sejak tahun 1999 merambah di dunia sulap. Sesudah itu dia mencoba dunia presenter tahun 2010. Dia besar di Youtuber karena sudah punya akar kuat sejak dirintisnya 21 tahun silam. Bukan waktu yag singkat. Ternyata, konten yang Deddy buat dalam Youtube harus dia bayar degan pengalaman dua decade lebih.

Berapa sih Dibayar?

Dunia You Tube digeluti Deddy sesudah menempuh perjalanan panjang. Deddy diikuti oleh 6.82 subscriber, dengan pendapatan sekitar Rp.2.1- Rp.33.8 milliar setahun. Dia mengaku jadi YouTuber tidak gampang. 

Butuh perjuangan dan kerja keras untuk menghasilkan konten-konten yang menarik. Saingan juga banyak. "Tidak semua orang bisa sukses di You Tube. Tidak semua bisa jadi Influencer." Kata pemandu acara Hitam Putih yang Mualaf ini.

Pada intinya, zaman ini, banyak orang yang sudah gila, kata Deddy. Sebenarnya, orang gila sudah ada sejak zaman dulu. Bedanya, dulu tidak ada medianya. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras.

Kalau hanya main You Tube, jangan harap bisa dapat penghasilan. Jangankan hasil, penonton pun, tidak ada. Padahal, untuk mendapatkan honor dari You Tube butuh minimal 40.000 jam tayang, minimal setahun setahun jadi subscriber, dan ditonton paling tidak 250.000 viewers.

Itupun, video tampilan harus bagus, konten menarik, isinya mengajak penonton untuk berkomentar, jadi subscriber, mampu memberi judul dan deskripsi, yang sering bikin video, mampu mempublikasi dan mensosialisasikann ke semua medsos. 

Di samping, tidak boleh copy and paste konten, jangan melanggar Terms of Services You Tube. Satu lagi, barangkali hanya sebagai sekedar penyemangat. Honor anda sebagai You Tuber bila video dilihat oleh 1000 view itu kira-kira US$ 1 atau sekitar Rp. 14.000.

Dengan iming-iming di atas, tanpa bermaksud mendemotivasi anda sebagai penggemarnya, apakah masih ngotot mau jadi You Tuber?

Malang, 13 July 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun