Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tempe Malang, Maskot Kebanggaan Warga

12 Juli 2020   06:59 Diperbarui: 12 Juli 2020   07:08 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun-Alun Kota Malang | dokpri

Bukan slogan, bukan iklan. Tapi diproduksi, dijual, dikonsumsi sebagai bagian dari kebutuhan hidup sehat. Ada di mana-mana, oleh siapa saja dan kapan saja. Tempe namanya. Tempe Malang tepatnya. Sebuah produk lokal yang menjadi kebanggan warga kota dan Kabupaten Malang. Sungguh luar biasa.

Saya sudah melihat dari dekat 23 kota kabupaten di Jawa Timur dari 30 kota yang ada. Berarti lebih dari 75% boleh dikata saya tahu bagaimana kehidupan orang Jawa Timur. Orang Jawa sepertinya sangat doyan kuliner. Doyan makan aneka masakan.

Ini terlihat dari, hampir di setiap daerah memiliki ciri, karakteristik makanan tersendiri. Sate Madura, Terasi dan Udang Sidoarjo, Soto Lamongan, Brem Madiun, Pecel Blitar dan Ponorogo, Tahu Kediri, Pisang Lumajang, Keripik Magetan, Alen-alen Trenggalek, Kopi Dampit, Pudak Gresik, Lapis Surabaya, Nasi Tempong Banyuwangi dan Bakso Malang. Masih ada ratusan lagi yang tidak saya sebut di sini. Di antaranya Tempe Malang.  

Memang di daerah lain di Jawa Timur juga memproduksi Tempe. Saya pernah ke Magetan dan Trenggalek. Di kedua kabupaten ini Tempe juga sangat terkenal. Ada yang dalam kemasan goreng ada pula dalam kemasan Keripik. Banyak dijual di toko-toko, dari kelas pinggir jalan hingga supermarket. 

Namun ada yang unik, yang membedakan antara Tempe Magetan dan Trenggalek ini dengan yang saya temui di Malang.

Source: Hello Sehat
Source: Hello Sehat

Tiada Hari Tanpa Tempe

Kira-kira 20 km sebelum masuk kota Malang, tepat sebelum masuk pintu gerbang kecamatan Lawang, di sebelah kanan jalan dari arah Surabaya, terdapat desa Tempe, di daerah Purwodadi. Wilayahnya ada di Kabupaten Pasuruan sebenarnya. 

Namun karena lebih dekat dengan Malang, pemasaran Tempe penduduk penghasil Tempe di kampung ini lebih banyak ke Malang dari pada ke di Pasuruan. Jadi, masyarakat di sekitar kabupaten Malang juga memproduksi Tempe.
 
Di kota kecil Lawang dan Singosari, tempat kami tinggal, Tempe ini merupakan makanan wajib yang sangat populer. Nyaris tidak ada orang yang memasak tanpa Tempe dalam keseharianya. Tempe menjadi menu Fardhu Ain, yang tidak ada bosan-bosannya. Masyarakat sepertinya tidak pernah jenuh dengan Tempe dari bahan Kedelai ini.

Kalau tidak digoreng, dibotok, dicampur dengan sayur bening, sayur santan hingga Tempe Penyet. Selalu ada dalam kemasan macam-macam yang menarik. Apalagi di warung atau restaurant. Tidak pernah ketinggalan. Tempe selain sebagai menu makanan juga dipajang untuk Snack. Dan sangat murah. Harga mahasiswa.

Di Aceh memang ada Tempe. Orang Aceh ada yang suka Tempe, tetapi tidak makan setiap hari seperti yang kami temui di Malang. Lagi pula, entahlah apakah cara proses pembuatannya, bahannya, mengolah atau tangan yang membuat. Tempe di Aceh saya rasakan beda dengan yang saya temui di Malang. Ini bukan promosi lho ya? Saya tida jualan Tempe. Trust me!

Desa Tempe

Malang merupakan salah satu wilayah penghasil Tempe terbesar di Indonesia. Di Malang, ada satu kampung yang secara khusus mendedikasikan sebagai wilayah penghasil Keripik Tempe. Namanya Kampung Sanan. Terletak di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, masuk wilayah Kodya Malang.

Kampung ini konon menghasilkan sekitar dua ton Tempe sehari. Produk berlimpah ini gabungan dari beberapa wilayah Rukum Warga (RW) di Sanan. Mereka tidak tahu pasti kapan memulai memproduksi Tempe ini sebagai mata pencaharian utama. Kayaknya sudah mendarah daging turun temurun beberapa dekade.  

Saya hampir setiap dua kali sepekan mondar-mandir di kota Malang. Kalau anda main ke Malang, di Jalan Bengawan Solo, terdapat puluhan toko berderet, menjajakan aneka Keripik Tempe dengan berbagai rasa. Dari yang Ori, Pedas,  Brownies, Stick, Cokelat, Burger, Sate dan lain-lain. Rasa Ori yang paling banyak diminati.

Menurut warga, usaha produksi Tempe ini pernah mendapatkan bantuan dari Dinas Perindustrian Kota Malang berupa dana Revitalisasi. Para pengrajin dibekali dengan mesin Kedelai, mesin pemotong, alat packing, pelatihan standard mutu hingga proses marketing-nya.

Pemerintah daerah juga membantu memperbaiki sarana penunjang lain seperti jalan-jalan serta pembuatan gapura. Akan tetapi warga juga ber-swadaya guna mempercantik wajah kampung mereka dengan aneka warna. Ini penting guna menarik minat pembeli khususnya dari luar kota atau luar negeri.

Nilai Gizi

Menurut Tabel Nutrisi Bahan Pangan Indonesia, kandungan gizi yang ada dalam setiap 100 gram Tempe meliputi: energi: 150 kalori, Protein: 20.8 gram, Lemak: 77 gram, Karbohidrat: 9.1 gram, Serat: 1.4 gram, Kalsium: 517 mg, Natrium: 7 mg, dan Fosfor: 202 mg.  Kandungan protein yang ada pada Tempe ternyata lebih tinggi dari Daging Sapi. Tempe merupakan sumber protein Nabati.  

Sementara di setiap 100 gram Daging Sapi, mengandung kalori: 273 kkal, 17.5 gram protein dan 22 gram lemak. Jadi Tempe, selain lebih murah harganya, nilai protein nya lebih baik daripada Daging Sapi. Kini daging sapi bisa berharga lebih dari Rp 100.000 per kg, Tempe hanya dengan Rp 2000 bisa cukup untuk 4 orang anggota keluarga.

Memang, masing-masing memiliki kelebihan. Namun kandungan nutrisi Tempe yang luar biasa ini bisa dijadikan sebagai sumber nutrisi masyarakat yang sehat dan sangat terjangkau. Murah serta mudah di dapat di mana-mana.

Source: Kumparan.com
Source: Kumparan.com
Cara Membuat Tempe Manual

Saya pribadi tidak pernah membuatnya. Suatu saat ingin mencoba. Siapa tahu bisa laris dan saya jual di Aceh sana. Berikut ini resepnya yang saya dapat dari seorang pengrajin. Semoga membantu:  

Sediakan 1 kg kacang kedelai. Ragi Tempe instan 1sendok makan (bikin sendiri juga bisa dengan tempe yang udah jadi dijemur sampai kering setelah kering ditumbuk sampai halus dan bisa di campur dengan tepung tapioca 250 gram tepung beras (Rose Brand).

Langkahnya sebagai berikut:

1. Cuci bersih kacang kedelai yangg akan direbus.

2. Rebus kacang kedelai sampai mengembang dan agak lunak.

3. Tiriskan kacang kedelai sampai dingin baru kelupas kulitnya, manual dengan tangan selama masih sedikit bisa di atasi dengan tangan. Tapi kalau sampai 3-5kilo, (maaf) dikupas menggunakan kaki, kecuali ada mesin.

4. Cuci ulang kembali kacang kedelai yang sudah terkelupas tadi sampai bersih dan kulit bisa di buang atau dipisah di tempat lain.
5. Rendamlah kacang kedelai tadi dengan air selama satu malam dan sisa kulit terkelupas tadi direndam di tempat lain. Kebanyakan kulit kedelai dibuang.

6. Bila sudah direndam semalam, kemudian cuci bersih kembali kacang kedelai tadi dan proses perebusan kurang lebih 30 menit, atau sampai kacang kedelai sudah lunak bisa di angkat kembali. Usahakan alat-alatnya jangan sampai kena minyak goreng.

7. Setelah kacang kedelai selesai direbus. Tiriskan ke tempat yang bisa membuat kacang kedelai cepat kering.

8. Setelah kering adoni tepung beras usahakan sebelum diadonin tepung beras diayak atau disaring dulu agar lebih halus hingga tak ada tepung yang menggumpal.

9. Setelah selesai disaring, campurlah tempung beras dan ragi jadi satu.
10. Campurlah kacang kedelai dengan adonan tepung beras dan ragi tadi. Usahakan bahan pencampuran kacang kedelainya sudah kering.

11. Setelah tercampur rata, tinggal proses pembungkusan. Pakai plastik atau daun pisang. Isi kantong pastik sesuai selera anda 7 sendok atau 8 sendok makan.
12. Setelah selesai pembungkusan tusuklah bungkusan plastik tadi dengan tusuk gigi bolak balik usahakan di tusuk agar ada ruang udaranya.
13. Diamkan bungkusan yang ada odonan tempe itu kurang lebih selama dua hari biar bisa menjamur.

Selamat mencoba!

Malang, 12 July 2020
Ridha Afzal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun