Langkah ketiga, praktikkan. Jika sudah dimarahin sama atasan, praktikkan teori ini. Bayangkan tentang hal-hal yang positif. Diam saja, tidak perlu banyak omong, kecuali diminta. Kalau ingin selamat.Â
Dalam kamus 'Bawahan', yang namanya bawahan itu tidak ada yang benar. Apalagi yunior, baru masuk kerja, pasti tempatnya 'salah'. Karyawan baru, dianggap tidak tahu apa-apa, tempatnya kesalahan.Â
Jika demikian, saya suka bayangin sesuatu yang enak-enak saja. Misalnya sedang berada di tempat rekreasi, jogging sebentar, atau loncat. Tapi ingat, jangan dilihat oleh orang lain. Ntar dikira 'sinting'. Berikutnya, cobalah mencari jalan keluarnya. Kalau tidak tahu solusinya 'leave it', tinggalkan. Tidak perlu difikirkan. Percuma.
Yang bagus lagi, Be assertive. Itu bagus sekali. Artinya, sikap yang mampu mengungkapkan ketidak-nyamanan dan unek-unek secara terbuka, namun dengan seni yang tinggi tanpa merendahkan martabat orang lain. Malah mereka yang dikritik dapat menerima secara respek, karena disampaikan dengan cara halus, santun dan tidak menyakiti perasaan. Dengan catatan, kita tidak berbuat salah di kantor lho ya? Â
Atau anda punya resep lain?
Malang 11 June 2020
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H