Yang saya lihat di lapangan, teman-teman tidak jarang betah-betahin kerja meski atasan 'galak', karena memang tidak punya pilihan lain. Kalau keluar atau mengundurkan diri, mereka harus bayar denda jutaan Rupiah. Makanya, lebih baik bertahan dengan apa yang ada.
Menghadapi atasan yang macam-macam wataknya, bisa jadi pembelajaran mental kerja terbaik tanpa harus mengikuti pelatihan atau kuliah lagi S2 Jurusan Anger Management.
Saya punya rumus mengenai hal ini. Hemat saya, ada 3 langkah utama. Yang pertama, langkah pencegahan. Kedua angkah persiapan. Yang ketiga langkah mempraktikan dalam menghadapi Boss yang suka sewot.
Langkah pertama, pencegahan. Untuk mencegah agar atasan tidak marah, kita harus paham aturan, atau Standard Operating Procedure perusahaan. Ini penting agar bisa dapat julukan pekerja yang baik.Â
Kalau melakukan kesalahan, harus sadar, akibatnya bisa dimarahin, ya memang itu konsekuensinya. Menyadari konsekuensi ini sangat penting agar diri tidak sakit hati.
Kalaupun atasan harus marah karena kesalahan kita, cobalah mengerti bahwa 'marah' ini membantu kita mengetahui apa yang dia suka dan apa yang tidak disuka oleh atasan.
Dengan demikian kita tahu ke depan, akan hati-hati. Kita tahu trigger apa yang kita-kira jadi penyebab kemarahan nantinya. Makanya jika ini terjadi, cobalah belajar bernegosiasi, manakala kemarahannya sudah redah. Minta maaf.
Langkah kedua, persiapan. Â Kalau kita telah berbuat sebuah kesalahan atau sesuatu yang tidak disuka oleh atasan/supervisor, kita harus siap menghadapinya.Â
Siapkanlah sebanyak mungkin kata-kata yang sifatnya positif. Ingat, jangan ngumpulin kata-kata yang sifatnya membela diri sendiri sementara kita jelas-jelas salah di kacamata manajemen.
Yakinkan pada diri sendiri untuk 'calm down'. Tetap tenang dan dingin hati serta kepala. Katakan pada diri sendiri bahwa "I can stay calm now", atau "I can manage my angry feelings".Â
Langkah ini akan sangat membantu. Jika tidak mampu, bicarakan dengan kolega yang netral. Jangan bicara dengan rekan yang justru ngomporin untuk 'perang' dengan atasan. Bisa berabe, 'Perang Dunia III'.