Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Syaifoel Hardy, Perawat Inovator Berkelas Dunia

28 Mei 2020   07:30 Diperbarui: 29 Mei 2020   05:32 2419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak lain demi perbaikan generasi muda. Saya tidak melihat satu pun professional senior keperawatan yang pernah memberikan masukan atau kritik sebagai bentuk kepedulian sebagaimana yang ditunjukkan oleh Syaifoel Hardy. Beliau nulis surat terbuka kepada Bapak Prabowo, kepada Bapak Jokowi, juga kepada Bapak Menteri Kesehatan untuk memberikan perhatian kepada perawat dan profesi keperawatan di Indonesia. Beliau memberi masukan karena pernah menjalaninya. Bukan sekedar masukan tanpa ada saran bagaimana menyelesaikan masalahnya. Di antaranya terkait kesenjangan upah, peluang kerja dan kurikulum pendidikan keperawatan Indonesia.  

Perawat Motivator
Buku-buku yang ditulisnya sarat akan motivasi. Yang paling gres adalah Melawan Takdir Nurses. Beberapa karya kondang lainnya yang banyak dimintai adalah Enjoy Nursing yang ditestimoni oleh Duta Besar Indonesia untuk negeri Belanda Ibu Retno LP Marsudi (sekarang Menteri Luar Negeri), From Qatar to Indonesia dengan testimony Bapak Saiful Hadi (Duta Besar Indonesia untuk Qatar), Motivating Nursing, the Sleeping Giant, dan lain-lain.

Mendobrak pintu out of the box.

Syaifoel Hardy orangnya reatistik. Mengedepankan solusi, bukan birokrasi. Misalnya, beliau sangat mendukung adanya sistem registrasi berupa STR (Surat Tanda Registrasi) sebagai surat sakti perawat yang bekerja sebagai praktisi dan klinisi. Akan tetapi harus difikirkan juga perawat yang tidak memiliki STR atau yang punya STR tetapi tidak mendapatkan tempat di RS, klinik atau balai kesehatan. Oleh karenanya yang diusung beliau adalah program Out of the Box. 

Jadi perawat tidak harus bekerja di RS. Perawat seharusnya bisa kerja di mana saja dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Bisa di industri, alat-alat kesehatan, farmasi, layanan kesehatan kontemporer, hotel, dan lain-lain. Saya mengalami langsung saat diajak ikut serta dengan mengundang saya membawakan materi Hipnoterapi. Ini realita, bukan sebatas ide. Pengalaman saya adalah berdasarkan kenyataan dalam mengatasi fenomena yang ada. Beliau lihat, analisa kemudian dicarikan pemecahannya.  

dokpri
dokpri

Peraih penghargaan internasional.

Mungkin karena terlalu banyaknya sertifikat penghargaan yang diperolehnya, sampai kekurangan tempat. Namun saya lihat sendiri. Kalau untuk dalam negeri, barangkali tidak seberapa nilainya. Kenapa saya menempatkan beliau untuk kelas dunia karena penghargaan yang diperolehnya adalah selama bekerja 21 tahun di mana negara. 

Yang paling bergengsi adalah Diapsora Award (Los Angeles 2012), Best Performance Employee (Dubai, 2006), Best Motivator (Qatar, 2012), Long Life Achievement Award (PPNI Qatar, 2014), Best Performance Employee Qatar Petroleum (2009, 2010, 2011) dan Al Hasbah Award (Qatar Petroleum, 2012).  

Ringkasnya, kita membutuhkan sosok perawat-perawat handal sekelas beliau. Bung Karno pernah sampaikan dalam oratornya, :"Beri aku 10 pemuda, niscaya aku gundangkan dunia". Sepertinya profesi kita membutuhkan hal yang sama. "Beri kami 10 perawat muda guna mendongkrak reputasi profesi dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia." 

Syaifoel Hardy, sosok perawat sederhana di Indonesia, dengan segudang karya dan prestasinya sudah sepantasnya berkelas dunia. Ungkapan yang saya tidak akan pernah lupa dari beliau adalah, "Jadilah professional yang luar biasa. Jangan nanggung dan biasa-biasa saja. Prosesnya tidak susah. Justru sangat mudah, asalkan mau serius dan istiqamah. Karena keberhasilan dalam hidup itu tidak harus diraih dengan mengantongi predikat sebagai sang juara."

Malang, 28 Mei 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun