Tanggal 25 Mei 2020 kemarin, profesi keperawatan Indonesia kembali berduka. Nanang Suyono, lelaki asal Tasikmalaya, 42 tahun, meninggal sesudah dirawat di Ibnu Sina Hospital di Kuwait, selama kurang lebih 1 bulan.Â
Nanang, demikian beliau biasa dipanggil, meninggalkan seorang istri yang juga perawat di Kuwait, Ny. Ria Widi, bersama 4 orang anak, masing-masing Salabila, Sanabel, Ridwan dan Sakira. Tiga orang anaknya berada di Indonesia, hanya yang bungsu (Sakira, 6 bulan) yang tinggal bersama mereka di Kuwait.
Nanang, lulusan Akper Bhakti Tunas Husada, Cilolohan, Jawa Barat, angkatan ke-4. Beliau berangkat ke Kuwait tahun 2001 dan bekerja di Al Nafisi Dialysis Center, Sabah Region-Kuwait.Â
Pak Nanang, yang biasa aktif dalam berbagai kegiatan social dan organisasi keagamaan, terkonfirmasi kena Covid-19, dengan keluhan panas dan sakit di seluruh tubuh.Â
Menurut Bisri, salah seorang sahabat beliau yang asal Banyuwangi-Jatim, diagnosanya diperkuat dengan adanya sedikit infiltrasi pada foto Rontgen pada tanggal 25 April. Almarhum kemudian dirawat di Sabah Hospital dan ditransfer ke Covid Specialist Center di Jaber Hospital.Â
Kondisi Nanang makin memburuk sesudah mengalami sesak dan susa nafas. Beliau dirawat di ICU di rumah sakit yang sama.Kondisinya makin memburuk kira-kira selama seminggu dan diintubasi. Kemudian dilepas lantaran kondisinya tidak lagi menunjukan perbaikan.Â
Kondisinya makin parah ketika terjadi penjalaran kerusakan pada organ Ginjal (Acute Kidney Injury) disertai sepsis. Pak Nanang Suyono, perawat Indonesia yang telah bekerja selama 19 tahun di Kuwait, berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 25 Mei 2020, jam 04.15 waktu Kuwait. Atau pukul 08.15 waktu Indonesia Barat. Â Â
Pak Nanang dikenal sangat akrab dengan kegiatan-kegiatan sosial dengan membantu kepentingan banyak orang. Beliau selain aktif di kegiatan perkumpulan masyarakat Pasundan di Kuwait (PPK), juga aktif di komunitas serta pengurus masjid Indonesia di Kuwait.Â
Menurut Khomsah, seorang perawat senior di Kuwait, Nanang orangnya ramah, cepat akrab dan bersahabat dengan banyak kalangan. Ketika terjadi wabah Covid-19 di Kuwait, beliau salah satu inisiator penyandang dana sosial berupa pengumpulan sembako bagi masyarakat Indonesia di Kuwait.Â
Nanang bersama rekan-rekan yang tergabung dalam Peduli Masyarakat Indonesia di Kuwait ini mampu mengumpukan bantuan untuk 1500 orang. Sebuah jumlah yang tidak sedikit untuk negara sebesar Kuwait.
Khomsah menceritakan bahwa Nanang selama di Kuwait orangnya sangat sederhana. Mimpinya ingin sukses dalam keluarga, mampu membantu adik-adik dan keluarga di Indonesia. Selama 19 tahun di Kuwait, Nanang menginvestasikan hasil kerjanya berupa rumah kontrakan di daerah Depok. Katanya untuk 'sangu' jika sudah balik nanti. Impiannya Alhamdulillah terwujud.
Nanang orangnya low profile. Tidak banyak bicara. Tetapi lebih suka kerja. Nanang memang 'pendiam', namun suka dengan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Makanya tidak heran ketika ada wabah Corona ini Nanang mengusulkan kepada beberapa teman-temannya untuk berbuat sesuatu bagi masyarakat Indonesia yang butuh bantuan.Â
Beliau kontak masyarakat Kuwait yang tergabung dalam wadah Diaspora Indonesia untuk berbagi guna meringankan beban mereka yang terkena dampak Corona ini. Sebuah misi yang sangat mulia.
Menurut Rana Purnama Lahardi, Ketua PPNI Perwakilan Kuwait periode 2017-2022, Nanang merupakan korban pertama perawat Indonesia yang meninggal di Kuwait. Saat ini terdapat 42 perawat kita yang terinfeksi di sana. Nanang adalah kasus pertama. Perawat Indonesia di Kuwait sedang 'berperang' dengan wabah Corona. Sebuah risiko profesi yag tidak ringan sementara hidup di negeri orang.
Benar, bahwa perawat seperti Nanang berangkat ke luar negeri ingin mengubah nasibnya, berupa peningkatan taraf sosial ekonomi. Namun lebih dari itu, esensi sebagai profesinya sebenarnya yang lebih ditekankan. Nanang mengabdikan dirinya demi kemanusiaan. Terbukti, beliau tidak hanya melulu kerja dan cari uang. Beliau juga aktif di berbagai kegiatan sosial yang memberikan faedah bagi banyak orang. Orang seperti Nanang Suyono tidak banyak jumlahnya.
Tidaklah berlebihan jika kita sematkan predikat sebagai Pahlawan Keperawatan pada sosok Nanang Suyono, yang rela mengurbankan diri, keluarga dan nyawanya demi merawat manusia. Nanang bukan hanya merawat dan peduli terhadap masyarakat Indonesia, tetapi juga orang-orang asli Kuwait serta masyarakat internasional yang tinggal di Kuwait. Keberaniaannya, pengabdianya, telah memberikan contoh terbaik bagi Diaspora Indonesia berupa membawa harum nama bangsa Indonesia.
Nanang tentu saja tidak ingin mendapatkan penghargaan dari apa yang telah dikerjakannya. Dari riwayat hidup serta perjalanan karirnya, sebagaimana yang telah dikisahkan oleh rekan-rekan kerjanya menggambarkan bagaimana sejatinya kesederhaan seorang Nanang.
Hari ini dunia Keperawatan Indonesia telah berduka dengan kehilangan seorang perawat asal Jawa Barat yang luar biasa pengabdiannya bagi profesi, masyarakat, bangsa dan negara. Sumbangsihnya tidak bisa kita nilai secara material. Nanang akan tetap dikenang oleh teman-teman sejawatnya, oleh PPNI Kuwait, oleh masyarakat Indonesia di Kuwait, serta seluruh Perawat Indonesia.
Duka dan do'a kami untuk saudara kita, Nanang Suyono. Semoga Allah SWT menempatkanmu di Jannah yang terbaik, sesuai dengan amal kebajikanmu. Diampuni segala dosa dan kesalahanmu, dilapangkan kuburmu, serta diberikan kesabaran kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan. Â Aamiin......Nanang Suyono, the Hero of Indonesian Covid-19 Nurse of Kuwait.
Malang, 27 Mei 2020
Ridha Afzal & Syaifoel Hardy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H