Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harkitnas: Bangkit dari Keterpurukan atau Terpuruk dari Kebangkitan

20 Mei 2020   05:05 Diperbarui: 20 Mei 2020   05:15 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sektor budaya, harus diakui bahwa dengan berkembangnya teknologi, ternyata berdampak pula terhadap meluasnya globalisasi. Hal ini mengakibatkan sejumlah kearifan lokal yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia mulai pudar, bahkan punah. Beberapa yang bisa disebut antara lain pengobatan herbal. 

Dulu, orangtua mengobati anak-anaknya yang sakit dengan pengobatan alami. Misalnya beras kencur untuk memar, bawang putih untuk flu dan masuk angina, dan lain-lain. Demikian pula soal budaya gotong royong, sekarang nyaris sulit ditemukan kampung yang ronda bergiliran, atau membersihkan jalan dan selokan setiap minggu bersama-sama. 

Yang namanya makanan tradisional mulai sulit mendapatkannya, misalnya Urap Jagung, Kopi Tutuk Lesung/Tumbuk, Leuit (bahasa Sunda: Lumbung), Gaok (Kesenian Lisan Majalengka), Tabuik (Upacara mengusung jenazah di Sumbar), dll. Ini pertanda, ada yang hilang dari bangsa ini. Di India, pemerintah mereka sangat serius terhadap kearifan lokal ini. 

Hal yang sama mestinya bisa dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Misalnya melalui pendidikan formal yang menangani masalah obat tradisional di bawah Kemenkes. Ada kecenderungan derasnya arus komunikasi dan informasi global telah menggerogoti akar budaya kita yang mulai rapuh.  

Kondisi pendidikan, kesehatan, industri, pertanian, peternakan dan budaya di Indonesia yang diuraikan di atas merupakan gambaran hasil perjuangan kita sesudah Hari Kebangkitan Nasional yang sudah berusia seabad lebih. Meski demikian, bukan berarti kita tidak serius melaksanakan pembangunan. 

Kita menyadari, terlalu banyak factor 'X' yang barangkali perlu dikaji lebih serius lagi. Perlu penelitian dan penanganan serius jika tidak ingin terlanjur. 

Kondisi kita saat ini masih jauh dari harapan tokoh-tokoh Boedi Oetomo  tahun 1908, yakni memajukan tanah tumpah darah dan bangsa Indonesia secara harmonis.

Agaknya perjalanan kita masih jauh. Terlebih di tengah wabah Covid-19 ini, kita sepertinya dihadapkan pada ketidak-pastian. India yang miskin saja berani ambil langkah yang jelas bagaimana mengatasinya, kita masih ribet bicara soal PSBB, pulang kampung dan konser. Kita masih gontok-gontokan di DPR untuk mencari pendukung dan menjaring proyek daripada mengurus pembangunan bangsa ini. 

Dengan kondisi seperti ini, kita rakyat kecil, yang kerjanya diperintah, ditata dan dibina, tidak etis jika bikin polemik. Tapi boleh menyimpan tanda tanda tanya. Sebenarnya, kita ini sedang bangkit dari era keterpurukan, atau sedang terpuruk dari era kebangkitan? Wallahu a'lam!

Malang, 19 Mei 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun