Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Umar Bin Khattab, You are My Inspiration

10 Mei 2020   01:00 Diperbarui: 10 Mei 2020   02:32 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUMBER GAMBAR: https://potlot.id/

Sosok besar Sahabat Rasulullah SAW yang selalu menjadi inspirasi saya adalah Umar Bin Khattab R.A. Terutama ketika Ramadan tiba. Saya menyimpan DVD nya. Kembali saya putar ulang setiap Ramadan. 

Saya tidak pernah bosan melihatnya. Kebesarannya diriwayatkan oleh banyak ahli sejarah, agama serta penulis kondang, sebagai sosok Sahabat Nabi Muhammad SAW yang keras tapi lembut, disegani sekaligus ditakuti kalangan Quraisy yang membenci Islam. Umar Bin Khattab (RA) adalah Khalifah Kedua yang berkuasa pada tahun 634 sampai 644, selama 11 tahun. Jasa dan pengaruhnya luar biasa, hingga Michael H.Heart menempatkan beliau sebagai orang yang paling berpengaruh nomor 51 sepanjang masa.  

Umar Bin Kattab (RA) menjadi inspirasi saya karena tiga alasan. Yang pertama karena kecerdasannya. Umar (RA) tumbuh menjadi pemuda yang disegani. Beliau juga disebut oleh kaumnya sebagai Dutabesar, yang pandai berbicara, negosiasi juga berargumentasi. Yang kedua, beliau sosok yang kokoh dengan pendiriannya tetapi tidak menolak kebenaran. 

Hal ini terlihat ketika menjumpai saudaranya sedang membaca aya-ayat Al Quran (Surat Thaha), ia marah dan memukulnya. Melihat saudaranya berdarah, beliau iba. Kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat dilihatnya. 

Dari situ hati beliau tergoncang dan meminta diantar untuk menemui Baginda Rasulullah SAW untuk memeluk Islam pada hari yang sama. Yang ketiga, beliau sangat sederhana. 

Umar (RA) meskipun sebagai seorang pemimpin negara waktu itu, namun tetap meiliki untuk hidup sebagaimana pemeluk Islam lainnya waktu itu yang miskin.

Ada banyak ratusan keteladan lain yang bisa saya ambil dari sosok besar Umar (RA) dari sejak beliau muda, hingga wafatnya. Adalah tidak salah, jika beliau dipilihkan oleh Allah SWT sebagai salah seorang Sahabat dekat oleh Rasulullah SAW pada tahun-tahun pertama Islam. Membaca riwayat Umar bin Khattab (RA) selain menyejukkan, juga selalu memberi semangat.

Di Bulan Ramadan ini, bertepatan dengan terjadinya Covid-19, saya masih ingat akan sebuah adegan dalam DVD tersebut yang mirip dengan kondisi saat ini. 

Pada bulan Rabiul Awwal tahun ke delapan Hijriyah, Umar (RA) sempat berdebat dengan Gubernur Syam (Abu Ubaidah, RA) tentang wabah dan takdir. Wabah sedang terjadi di Saragh, sebuah daerah dekat Syam. Abu Ubaidah (RA) memberitahu Umar (RA) bahwa sedang terjadi wabah. Umar (RA) lantas menghentikan perjalanannya. 

Pada saat itulah Umar (RA) mengajak diskusi dengan beberapa tokoh senior Muhajirin namun tidak ada titik temu. Umar (RA) kemudian meminta dipanggilkan sesepuh Quraisy yang dulu pernah hijrah pada saat penaklukan Makkah. 

Dari dua orang Quraisy tersebut Umar (RA) mengambil keputusan untuk mengurungkan niat mendatangi daerah yang terkena wabah penyakit, lantas kembali ke Madinah. "Apakah engkau ingin lari dari takdir wahai Amirul Mukminin?" Tanya  Abu Ubaidah (RA) sang Gubernur. "Ya, kita akan lari dari takdir Allah, menuju takdir Allah yang lain." Jawab Umar (RA). 

Jawaban cerdas Umar (RA) ini didukung oleh Abdurrahman bin Auf, bahwa apa yang dilakukan oleh Umar (RA) persis sama dengan sabda Rasulullah SAW. 

"Apabila kalian mendengar suatu wabah di suau daerah, maka janganlah kalian mendatanginya. Sebaliknya, kalau wabah tersebut berjangkit di suatu daerah, sedangkan kalian ada di sana, maka janganlah kalian keluar melarikan diri darinya."

Beberapa saat kemudian, didengar berita Abu Ubaidah (RA) terkena wabah dan meninggal dunia, karena tetap tinggal di Syam di daerah wabah. Beliau digantikan oleh Muaz bin Jabal sebagai Gubernur Syam yang juga meninggal karena wabah. Wabah di Syam redah sesudah Gubernur Syam dipegang oleh Amr bin Ash (RA) yang menganalisa penyebab wabah. Amr bin Ash inilah yang memberlakukan teknik isolasi yang kita kenal dengan 'Lockdown' ini. Wabah penyakit di Syam perlahan kemudian menghilang.

Hikmah yang saya dapat dari kisah Umar bin Khattab sebagai sosok Inspirasi adalah terlepas dari posisinya sebagai orang besar, pemimpin negara, disegani, pandai, bijak, sabar, lembut, beliau tidak egois dan sangat demokratis. Beliau (RA) gunakan logika jika tidak mendapatkan landasan hukum baik dari Rasulullah SAW atau Al Quran. 

Pada suatu hari, sambil menyandarkan kepalanya pada sebatang pohon Kurma di dekat rumahnya, sesudah menyelesaikan masalah beberapa masyarakat yang mengadu kepadanya selaku Amirul Mukminin, beliau berbisik pada dirinya sendiri.: "Ya Allah, saya gunakan logika untuk menyelesaikan masalah ini. Jika ini baik, itu datang dariMu. Jika buruk, itu karena kelalaianku." Subhanallah......

Umar bin Khattab (RA). Kalaupun tidak bisa menyontohnya dalam kehidupan saya pribadi, minimal sejarah kebesarannya tidak akan pernah hilang dari memori ini. 

Setiap hari saya tonton, episode demi episode selama Ramadan. Sambil menunggu saat kedua mata ini mengantuk, biasanya usai Tarawih di rumah, saya menyimaknya. Tapi tidak sampai malam larut, agar bisa bangun lebih awal nanti menjelang Makan Sahur. Umar bin Khattab: cerdas, kokoh dalam pendirian dan sederhana. You are my Inspiration.
 
Malang, 10 Mei 2020.
Ridha Afzal
WA: 0823-6815-5600

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun