Mohon tunggu...
Rida Ratna Purwanti
Rida Ratna Purwanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah sebuah kegiatan menyampaikan ekspresi seseorang yang dapat memberikan pengaruh kepada pembaca. Tulisan yang baik adalah yang memberikan dampak positif bagi pembaca baik itu perasaan emosinya maupun tingkah laku kehidupannya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Proram Karyasari I Berkarisma sebagai Inovasi Pengembangan Kurikulum Menuju Indonesia Emas

8 April 2024   13:21 Diperbarui: 8 April 2024   13:41 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2.4 Dokumentasi Cerdas Berkarisma (Kegiatan Literasi dan Numerasi) SDN Karyasari I/Dokpri

ABSTRAK

Program Karyasari I Berkarisma sebagai Inovasi Pengembangan Kurikulum Menuju Indonesia Emas

Oleh:

Rida Ratna Purwanti, S.Pd, M.M

Best practice ini dilatarbelakangi oleh kenyataannya hasil belajar murid di SDN Karyasari I kurang maksimal. Berdasarkan data hasil ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) melalui rapor Pendidikan tahun 2022, kompetensi literasi dan numerasi masih jauh di bawah kompetensi minimum. Pada aspek karakter, masih perlu dikembangkan. Sedangkan pada aspek iklim keamanan sekolah berada pada keadaan waspada. Kajian makalah ini merupakan best practice (pengalaman terbaik) dalam meningkatkan prestasi sekolah. Pengalaman tersebut dilakukan melalui penanaman nilai-nilai karakter dan lingkungan belajar yang bermakna

Inovasi Pengembangan Kurikulum di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang terdiri atas: a). Peningkatan kompetensi guru dalam Kombel dengan nama "Pusaka Satu Berkarisma", b). Kegiatan Pembiasaan "Senyum Berkarisma", c). Cantik Berkarisma pada Projek P5, d). kegiatan ekstrakurikuler di kemas dalam "Tangkas Berkarisma",  e). kegiatan literasi dan numerasi agar "Cerdas Berkarisma"..

Dampak inovasi Pengembangan Kurikulum di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang dapat meningkatkan nilai-nilai karakter sehingga terwujudnya siswa-siswi yang Berkarisma Menuju Indonesia Emas yang terdiri atas: a). Berkarya, b). berprestasi c). Berakhlak Mulia. Dampak akhir dari Inovasi Pengembangan Kurikulum ini dapat meningkatkan prestasi di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang. Terbukti  dengan perolehan kejuaraan dan prestasi sekolah di berbagai kegiatan seperti KSN, FLS2N, OSN, FTBI, Pentas PAI  dan kegiatan Pramuka.

BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Sekolah adalah tempat pembentukan karakter peserta didik sebagai bekal kehidupannya dimasa yang akan datang. Indonesia emas dinyatakan sebagai target pencapaian kesuksesan peserta didik pada usianya yang produktif pada tahun 2045, sekitar dua puluh tahun ke depan. Generasi bangsa harus dipersiapkan untuk menyongsong masa perjalan satu abad dari saat Indonesia merdeka pada tahun 1945. Lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik. Sekolah yang efektif merupakan kondisi ideal yang diharapkan setiap kepala sekolah. Fadhli (2016:23) mengungkapkan bahwa "Effective school shows the match between the results achieved and the expected results" (Sekolah efektif menunjukkan kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan). Pada sekolah efektif, seluruh murid dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Mereka dapat menggali berbagai potensi dirinya, sehingga mereka berkembang menjadi manusia seutuhnya yang akan mampu hidup secara baik dengan kondisi mental yang siap menerima tuntutan dan tantangan zaman, terutama pada masa satu abad Indonesia Merdeka.

The headmaster is one of the key and important factors in creating an effective school (Kepala sekolah merupakan salah satu faktor kunci dan penting dalam menciptakan sekolah yang efektif). Kepala sekolah yang efektif sebagai berikut: a) memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya, b) memiliki harapan tinggi, c) memastikan pembelajaran berjalan efektif, d) pemanfaatan waktu secara efisien dan meminimalisasi stres dan konflik negatif, e) mendayagunakan berbagai sumber belajar, f) memanfaatkan informasi untuk mengarahkan perencanaan pembelajaran, g) melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan.

SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga belum dapat dinyatakan sebagai sekolah yang efektif. Berdasarkan data hasil ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) melalui rapor Pendidikan tahun 2022, kompetensi literasi dan numerasi masih jauh di bawah kompetensi minimum. Pada aspek karakter, masih perlu dikembangkan. Sedangkan pada aspek kualitas pembelajaran masih sangat butuh pengembangan. Data rinci mengenai hasil ANBK di SDN Karyasari I pada tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1

Hasil ANBK pada Rapor Pendidikan SDN Karyasari I Tahun 2022

Dari tabel di atas, hal yang menjadi fokus utama dalam rapor pendidikan tersebut adalah lingkungan belajar yang kurang efektif. Keadaan tersebut memicu rendahnya hasil belajar murid. Febriani (2021:2) mengemukakan bahwa, "upaya untuk mendapatkan proses dan hasil belajar yang optimal adalah mendapatkan kenyamanan lingkungan belajar". Dengan demikian diperlukan lingkungan belajar yang nyaman yang syarat dengan penguatan profil pelajar Pancasila.

Upaya kepala sekolah yang diduga kuat dapat menindaklanjuti lingkungan belajar yang kurang efektif adalah dengan  Inovasi Pengembangan Kurikulum dengan Program Karyasari I Berkarisma. Program Karyasari I Berkarisma merupakan sebuah brand yang selalu digaungkan dalam semua kegiatan untuk menjadi landasan pembentukan karakter yang Berkarisma yaitu Berkarya, berprestasi, dan berakhlak mulia. Program ini mencakup keseluruhan pengelolaan kurikulum sekolah SDN Karyasari I dalam mencapai visi misi sekolah, dan mengantarkan peserta didik mencapai kesuksesan pada masa Indonesia Emas. Program ini mencakup 1). Peningkatan kompetensi guru dalam Kombel Pusaka Satu Berkarisma, 2). Kegiatan Proses Pembelajaran dengan Kreatif Berkarisma 3). Pembiasaan dengan Senyum Berkarisma, 4). Projek P5 dengan Cantik Berkarisma, 5). Kegiatan ekstrakurikuler dengan Tangkas Berkarisma,   6). Kegiatan literasi dan numerasi dengan Cerdas Berkarisma . Sekolah  ini menanamkan nilai-nilai karakter sebagai pondasi dasar prestasi. Program Karyasari I Berkarisma sejalan dengan quote Albert Einstein yang mengungkapkan bahwa, "kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar, mereka salah, karakter lah yang melahirkannya". Dengan demikian untuk menghasilkan prestasi sekolah, diawali dari pembentukan karakter yang baik melalui Program Karyasari I Berkarisma.  

Peserta didik SDN Karyasari I diharapkan memiliki karakter Berkarisma, baik secara makna kata Berkarisma maupun sebagai akronim dari kata berkarya, berprestasi, dan berakhlak mulia, sehingga nilai-nilai karakter ini akan tertanam sekarang dan terbawa sebagai bekal kehidupannya kelak.

Berdasarkan uraian di atas,  kajian  makalah  ini  merupakan best practice (pengalaman terbaik) dalam meningkatkan prestasi sekolah. Pengalaman tersebut dilakukan melalui penanaman nilai- nilai karakter dan lingkungan belajar yang efektif. Best practice ini berjudul: "Program Karyasari I Berkarisma sebagai Inovasi Pengembangan Kurikulum  Menuju Indonesia Emas".

  1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikaji dalam best practice ini yaitu, "Apakah Program Karyasari I Berkarisma dapat mewujudkan Karakter Berkarya, Berprestasi, dan Berakhlak mulia di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang?"

Adapun rumusan masalah secara khusus dari best practice ini, antara lain:

  1. Bagaimana penerapan Program Karyasari I Berkarisma di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang?

  2. Bagaimana dampak penerapan Program Karyasari I Berkarisma terhadap nilai karakter di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang?

  3. Bagaimana dampak penerapan Program Karyasari I Berkarisma terhadap prestasi di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang?

  1. Tujuan Best Practice

Tujuan yang diharapkan pada best practice ini yaitu mengetahui penerapan Program Karyasari I Berkarisma di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang

Adapun tujuan secara khusus dari best practice ini, antara lain:

  1. Mengetahui penerapan Program Karyasari I Berkarisma di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang;

  2. Mengetahui dampak penerapan Program Karyasari I Berkarisma terhadap nilai-nilai karakter di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang.

  3. Mengetahui dampak penerapan Program Karyasari I Berkarisma terhadap prestasi di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang.

  1. Manfaat Best Practice

Manfaat best practice ini yaitu:

  1. Bagi murid, dapat meningkatkan karakter baik dan prestasi/hasil belajarnya di SDN Karyasari I.

  1. Bagi guru, dapat menerapkan nilai-nilai karakter Berkarisma dalam semua proses pendidikan di SDN Karyasari I secara menarik, inovatif dan kreatif.

  2. Bagi sekolah, dapat meningkatkan prestasi secara komprehensif dan mewujudkan sekolah yang efektif.

BAB II 

KAJIAN TEORI

  1. Konsep Kurikulum

Kurikulum merupakan patokan teoritis dalam mencapai hasil pembelajaran yang menjadi bekal kehidupan peserta didik. Secara harfiah modern terkait kurikulum adalah sebagai program studi (course of study). Para individu "bertanding" dengan mengutamakan kapasitas individual agar mampu mengaktualisasi diri di masa lalu, sekarang, dan masa depan. Dari hasil aktualisasi diri, para individu memiliki visi tertentu dalam menapaki kehidupan masa depan (William H Schubert dalam Ansyar, 2015: 25).

Kurikulum harus disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan zaman menurut Ansyar (2015: 23) menyatakan "kurikulum sebagai suatu bidang studi yang dinamis, maka perbedaan tersebut wajar, karena konsep kurikulum berubah dan berkembang mengikuti perubahan zaman dan tuntutan kemajuan serta perbedaan persepsi atau pandangan filosofis".

Kurikulum Merdeka yang diluncurkan olek kemendibudristek pada tahun 2022 adalah  upaya nyata pemenuhan kebutuhan kurikulum yang dinamis. Kurikulum ini kembali kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa proses pendidikan harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Perubahan diri peserta didik menjadi sasaran utama sebuah kurikulum seperti yang disampaikan Wiles (2009: 3) kurikulum sebagai hasil belajar lebih fokus pada pencapaian suatu perubahan pada diri peserta didik, daripada mata pelajaran atau materi ajarnya. Implikasi praktiknya adalah kurikulum harus memuat bukan saja materi, tujuan kurikulum atau tujuan instruksional saja, tetapi juga komponen kurikulum lain seperti kegiatan belajar, susunan materi, metode, media atau alat bantu belajar, dan sistem evaluasi. Henderson & Gornik (2006: 47) menambahkan bahwa kurikulum ini lebih memposisikan mata pelajaran dan materi ajar sebagai alat (tools), daripada sebagai target kurikulum.

Penggunaan Kurikulum merdeka dengan pembelajaran berpusat pada murid diharapkan dapat menggali berbagai potensi peserta didik yang berbeda-beda dengan perlakuan berbeda dan sesuai kebutuhan yang berbeda pula, maka pembelajaran berdiferensiasi menjadi upaya pengembangan potensi peserta didik.  Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidik  seorang petani atau tukang kebun, dan siswa adalah benih tanaman yang ditabur petani, maka sekolah harus menjadi lahan pertanian yang akan merawat jagung menjadi jagung dan padi akan menjadi padi yang berkualitas.

  1. Pendidikan Karakter dan Budaya Positif.

Pendidikan karakter adalah modal dasar dalam pengembangan dan pembentukan manusia seutuhnya. Sekolah merupakan lingkungan terbaik dalam upaya pembentukan tersebut. Lingkungan sangat esensial dalam kegiatan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lingkungan adalah semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia. Manurut Saroni dalam Febriani (2021:2) mengungkapkan bahwa, "lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan". Lingkungan ini mencakup dua hal utama yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.  Kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga murid merasa nyaman di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan atau keterpaksaan.

Jumrawarsi dan Suhaili (2020:51) mengemukakan bahwa, "Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan belajar di sekolah dalam suasana berlangsungnya interaksi pembelajaran". Situasi belajar yang kondusif ini perlu diciptakan dan dipertahankan agar pertumbuhan dan perkembangan murid efektif dan efisien, sehingga tujuan tercapai optimal. Situasi belajar mengajar yang kondusif ini penting dirancang dan diupayakan oleh guru sengaja agar dapat dihindarkan kondisi yang merugikan murid.

 Pendidikan Karakter harus dimulai dengan menciptakan lingkungan yang baik. Lingkungan belajar tidak hanya terbatas pada adanya interaksi antara guru dengan murid yang berupa proses belajar mengajar di kelas, tetapi meliputi semua proses belajar yang dialami oleh murid baik di lingkungan keluarga, lingkungan  masyarakat, dan juga lingkungan sekolah. Febriani (2021:3) menjelaskan bahwa, "salah satu lingkungan yang memiliki pengaruh bagi murid adalah lingkungan sekolah". Lingkungan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang sangat dekat. Aktivitas anak dilihat dari cara mengajar yang menyenangkan, relasi guru dengan murid yang sangat dekat, fasilitas murid yang mencukupi di sekolah,  sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran serta suasana lingkungan yang aman, dalam proses pembelajaran. Lingkungan sekolah memiliki peran penting dalam mensukseskan keberhasilan pembentukan karakter. 

Dari uraian di atas, lingkungan sekolah merupakan lingkungan belajar yang efektif, bukan sekedar memenuhi prasyarat administrasi dalam proses pembelajaran, tetapi bagaimana peran sumber daya manusia, sumber daya alam, dan potensi yang ada akan memberi dampak positif terhadap pembelajaran. Upaya pembentukan karakter harus diawali dari guru dengan penerapan disiplin positif dan/atau budaya positif.

"Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Budaya positif yang diterapkan di sekolah adalah salah satu perwujudan dari visi guru yang mengandung nilai-nilai kebajikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dijabarkan dalam profil pelajar Pancasila.

Budaya positif dikembangkan dalam implementasi kurikulum merdeka sebagai salah satu strategi penguatan karakter baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Budaya Positif ini harus dimiliki oleh semua warga sekolah  tanpa terkecuali, karena sumber daya manusia merupakan objek dan subjek tercapainya pembentukan karakter di sekolah. Makanya penanaman budaya positif ini harus dimulai dari gurunya terlebih dahulu. Dalam kegiatan KKG dengan bentuk IHT guru diberikan materi budaya positif dan merancang berbagai bentuk kegiatan sebagai strategi penerapan budaya positif tersebut terhadap siswa.

Bagian dari pengembangan kurikulum budaya positif diantaranya disiplin positif. Disiplin Positif adalah suatu pendekatan untuk menerapkan disiplin dari dalam diri anak tanpa hukuman dan hadiah. Disiplin Positif perlu diterapkan baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Dengan menerapkan Disiplin Positif, diharapkan tindak kekerasan dapat dihindari.

Diana Gossen menyatakan bahwa kata disiplin berasal dari bahasa latin, disciplina yang berarti belajar. Kata disciplina juga berasal dari akar kata yang sama, yaitu disciple atau murid/pengikut. Diana juga menyatakan bahwa, disiplin juga berkonotasi dengan disiplin diri siswa. Disiplin diri dapat membuat seseorang menggali semua potensi dirinya untuk mencapai suatu tujuan, sesuatu yang dihargai dan bermakna.

Tujuan Disiplin Positif adalah untuk menanamkan motivasi kepada semua siswa kita, agar mereka menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Motivasi ini berasal dari diri siswa (Internal) sehingga akan berdampak jangka panjang dan tidak akan terpengaruh dengan adanya hukuman dan hadiah. Dari makna dan tujuan pembentukan disiplin positif maka penanaman budaya positif dan atau disiplin positif ini menjadi strategi pendidikan terbaik dalam pencapaian penguatan karakter di SDN Karyasari I.

  1. Hasil Belajar

Hasil belajar murid merupakan kompetensi murid yang dihasilkan dari proses belajar mengajar. Widayanti dalam Andriani dan Rasto (2019:80) mengungkapkan bahwa, "Hasil belajar adalah pola-pola, perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap- sikap, apresiasi, dan keterampilan sebagai hasil interaksi dalam pembelajaran." Hasil belajar yang dimaksud bersifat individual, kontekstual, dinamis, aktual, dan berkembang secara berkelanjutan seiring dengan tingkat perkembangan kedewasaan murid serta perkembangan yang terjadi dalam berbagai segi kehidupan secara keseluruhan.

Mulyana  (2023:1)  berpendapat  bahwa,   "hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh murid dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di  sekolah  yang diwujudkan dalam bentuk raport  pada  setiap  semester".  Hasil belajar murid  diartikan  sebagai  sejumlah  kemampuan  dasar (ability) yang dibutuhkan murid dalam melakukan sesuatu secara efektif. Di dalam terminologi  pendidikan,  hasil  belajar  murid tersebut berupa performance yang terlihat pada kemampuan yang dapat diamati (observable) dan terukur (measurable).

Andriani dan Rasto (2019:80) mengungkapkan bahwa, "Hasil pembelajaran dapat dijadikan tolak ukur untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tujuan pembelajaran.

Murid dikatakan telah memiliki hasil belajar apabila perubahan-perubahan yang terjadi pada murid sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan murid, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian terhadap hal yang bersifat negatif dan tidak sesuai dengan kebutuhan murid tidak dapat dikatakan hasil belajar walaupun diperoleh dari latihan atau pengalaman.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan beberapa hasil belajar murid dalam proses pembelajaran, antara lain: 

  1. Pemahaman konsep yakni mendefinisikan konsep, mengidentifikasi, dan memberikan contoh.

  2. Prosedur yaitu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar.

  3. Komunikasi yaitu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis atau mendemonstrasikan.

  4. Penalaran yakni memberikan alasan induktif dan deduktif sederhana, e) pemecahan masalah yaitu memahami masalah, memilih strategi penyelesaian dan menyelesaikan masalah.

Dari kutipan itu, maka yang dimaksud dengan hasil belajar murid itu mencakup: a) pemahaman konsep, b) prosedur pengerjaan, c) komunikasi, d) penalaran, dan e) pemecahan masalah.

BAB III 

PEMBAHASAN

  1. Implementasi Program  Karyasari I Berkarisma di SDN Karyasari I.

Karyasari I Berkarisma merupakan program dalam inovasi pengembangan kurikulum sekolah untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah. Program ini mencakup pengembangan kurikulum secara keseluruhan dengan memberikan jargon "Berkarisma" pada setiap program pengembangan kurikulum, dengan tujuan memberikan brand terhadap kualitas program dan diharapkan perubahan karakter yang nyata sesuai jargon tersebut. Karyasari I Berkarisma merupakan sebuah do'a dan harapan yang pasti agar peserta didik memiliki karakter berkarisma baik sebagai makna dari kata "berkarisma" itu sendiri maupun dari akronim "berkaya, berprestasi, dan berakhlak mulia. 

Peserta didik diberikan fasilitas terbaik dalam proses pendidikan di sekolah baik dalam pembelajaran di kelas, pembiasaan, ekstrakurikuler, dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Guru sebagai pemberi pelayanan harus mampu memberikan fasilitas tersebut dengan terlebih dahulu menjadi teladan bagi peserta didik dengan menunjukan Guru yang berkarisma baik secara makna kata, maupun akronim berkarya, berprestasi, berakhlak mulia.

Untuk melaksanakan program Karyasari I Berkarisma maka dilakukan inovasi dalam berbagai aspek pendidikan yang ada di sekolah karyasari I, dengan memulai dari program kegiatan guru SDN Karyasari I, yang akan menjadi subjek dalam pengembangan kurikulum di sekolah SDN Karyasari I.

Program Karyasari I Berkarisma terdiri dari berbagai program yang diterapkan di sekolah SDN Karyasari I, yaitu: 

  1. Pusaka Satu Berkarisma (Kegiatan Guru)

  2. Kreatif Berkarisma (Proses Pembelajaran)

  3. Senyum Berkarisma (Kegiatan Pembiasaan)

  4. Cerdas Berkarisma (Literasi dan Numerasi)

  5. Tangkas Berkarisma (Kegiatan Ekstrakurikuler

  6. Cantik Berkarisma (Kegiatan Projek P5)

Program tersebut disusun dan dirancang oleh guru-guru SDN Karyasai I sesuai dengan kebutuhan pencapaian tujuan dan visi misi sekolah. Penyusunan Program sekolah dilakukan dari Perencanaan Berbasis Data (PBD) sesuai dengan rapor pendidikan SDN Karyasari I pada tahun 2022, dengan mempelajari akar masalah, prioritas dan rekomendasi. Setelah itu kami menyusun rencana program untuk pembenahan dengan menyusun program Rencana Kerja Tahunan.

Kami menunjuk 2 orang guru untuk penanggung jawab masing-masing program kegiatan. 1). Pusaka Satu Berkarisma (Neneng Tanjihah, S.Pd dan, Imas Sumarni S.Pd, Marwatullaela, S.Pd.I), 2), Kreatif Berkarisma (Ahmad Faisal Ayuni Eka Dewi, dan Fatrizza AH), 3). Senyum Berkarisma (Ropikoh, S.Ag dan Subhan, S.Ag) 4). Tangkas Berkarisma (Warma Wiguna, S.Pd. dan Tri Ananda Putra) 5). Cerdas Berkarisma (Sindy Triany, S.Pd dan Ulfa Mubarokah, S.Pd) 6). Cantik Berkarisma (Neneng Cucu Kurnia, S.Pd dan Tuti Helmina, S.Pd.I).

Program Karyasari I Berkarisma dilakukan oleh semua guru SDN Karyasari I, dengan penerapannya  adalah sebagai berikut :

  1. Pusaka Satu Berkarisma (Pusat Satuan Kerja Guru Karyasari I Berkarisma)

Pusaka Satu Berkarisma merupakan kelompok kerja guru yang mewadahi komunitas belajar guru-guru sehingga dapat menghasilkan kerja profesional sebagai tenaga pendidik di SDN Karyasari I. Guru SDN Karyasari I harus memiliki brand yang berkualitas sehingga dapat menggali potensi dirinya sehingga mampu melayani kebutuhan peserta didik dan menggali potensinya, serta mengembangkan karakter berkarisma sebagai manusia Indonesia yang siap menjadi pembangun bangsa dan siap menerima tantangan zaman pada masa yang akan datang terutama era Indonesia Emas. 

Guru menjadi ujung tombak dalam pencapaian karakter manusia Indonesia menuju Indonesia Emas. Guru haruslah menjadi tenaga profesional sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu : Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Guru harus memiliki kompetensi sebagai tenaga pendidik yaitu; a). Kompetensi Kepribadian, b). Kompetensi Pedagogik, c). Kompetensi Profesional, d). kompetensi sosial.

Sebagai kepala sekolah yang memiliki kompetensi manajerial, harus mampu mengelola secara keseluruhan sumber daya yang ada di sekolah apalagi guru yang merupakan sasaran utama dalam pengembangan kurikulum. Guru harus memiliki kualifikasi akademik yang linier dengan kebutuhan dan tupoksinya. Jadi dalam rekrutmen dan pemilihan atau pembagian tugas mengajarnya pun harus sangat mempertimbangakan empat kompetensi guru.

Setelah pemilihan linieritas kualifikasi akademik, maka selanjutnya adalah peningkatan kompetensi secara komprehensif agar guru mampu mengikuti perkembangan zaman dan memberikan pelayanan terbaik sesuai kebutuhan peserta didik. Untuk melakukan itu maka dibuatlah sebuah Program Kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru SDN Karyasari I dalam wadah "Pusaka Satu Berkarisma". Dalam program tersebut guru diberikan pembinaan, keleluasan berdiskusi, belajar mandiri, belajar secara berkolaborasi, menciptakan karya, bahkan memberikan kesempatan untuk berprestasi. Dalam program ini materi disesuaikan dengan kebutuhan, selain belajar guru pun harus dapat membuat karya yang bermanfaat bagi dirinya sebagai guru dan bagi pembelajaran dalam kelasnya. Guru selalu dibina agar karakter yang akan diterapkan pada peserta didik, terlebih dahulu ditunjukan oleh guru yaitu berkarisma, berkarya, berprestasi, dan berakhlak mulia.

Program Pusaka I Berkarisma meliputi kegiatan sebagai berikut:

  1. Komunitas belajar dilakukan dalam dua minggu sekali.

  2. Pembinaan dan diskusi satu bulan satu kali.

  3. IHT atau workshop dua bulan sekali.

  4. Diikutsertakan dalam webinar atau diklat di luar sekolah.

  5. Ikut serta dalam ajang perlombaan atau uji kompetensi guru.

  6. Supervisi dan Penilaian Kinerja Guru.

  7. Melibatkan semua guru dalam berbagai kegiatan program sekolah, serta memberikan tugas secara bergilir baik sebagai ketua pelaksana atau tugas yang lainnya.

  8. Mengirimkan guru menjadi panitia kegiatan di tingkat kecamatan.

                                                                                                                             

screenshot-2024-04-08-10-19-10-661362a8de948f405d293022.png
screenshot-2024-04-08-10-19-10-661362a8de948f405d293022.png

Gambar 2.1 Pusaka I Berkarisma (Komunitas Belajar) SDN Karyasari I/dokpri
Gambar 2.1 Pusaka I Berkarisma (Komunitas Belajar) SDN Karyasari I/dokpri

         2. Kreatif Berkarisma (Kegiatan Proses Belajar Mengajar) Karyasari I.  

Belajar Mengajar adalah proses yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik, kegiatan tersebut bernilai edukatif yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan potensi peserta didik, maka dari itu pendidik diharapkan mampu mendesain pembelajaran yang  mempermudah pecapaian tujuan.
Aunurrahman (2016: 35) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Proses Belajar Mengajar sangat tergantung kepada Pendidik dan Lingkungan belajar. Bagaimana proses Pendidikan ini akan menjadi bermanfaat bagi beserta didik tergantung para pendidik menciptakan proses dan lingkungannya. Dengan demikian SDN Karyasari I melakukan kegiatan pembinaan terhadap guru serta merancang program-program yang dapat menunjang ketercapaian tujuan belajar. Adapun Proses KBM yang dilakukan sekolah SDN Karyasari I harus memiliki prinsip berikut ini yaitu:

  • Penyusunan perangkat ajar disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan lingkungan dan karakter peserta didik.

  • Pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan dengan Pembelajaran berpusat pada murid yaitu pembelajaran yang berdiferensiasi.

Hasil belajar yang baik akan dapat dicapai peserta didik melalui sebuah proses yang baik pula. Proses pembelajaran yang baik harus disajikan oleh guru yang memiliki kecakapan dalam kompetensi pedagogik, maka dari itu guru harus selalu aktif dalam upaya peningkatan kompetensi baik yang ada di sekolah maupun kegiatan sejenisnya di luar sekolah. Dalam kegiatan Pusaka Satu Berkarisma profesionalisme dilatih agar guru mampu menyusun perangkat ajar yang lengkap berupa : bahan ajar, metode, media, asesmen, dan melakukan refleksi dalam pembelajaran.

Guru menjadi faktor utama keberhasilan proses pembelajaran, guru harus menguasai berbagai strategi pembelajaran agar proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan mampu menggali potensi peserta didik. Pembelajaran berpusat pada murid dengan pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu strategi yang dikembangkan oleh guru SDN Karyasari I agar potensi peserta didik tergali dengan baik dan dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. 

Selain strategi pembelajaran, penataan  kelas  dan  sekolah  memiliki  peran yang cukup penting agar suasana pembelajaran lebih kondusif. Penataan kelas selain agar kelas kelihatan lebih indah juga merupakan upaya untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar. Penataan (display) ruang kelas menurut Usep Saepudin, antara lain:

  1. Keleluasaan gerak (berkegiatan), komunikasi mudah dilakukan tanpa gangguan kebisingan.

  2. Visibilitas (keleluasaan pandangan, tidak silau dan terhalang).

  3. Aksesbilitas, dengan kata lain segala sesuatu mudah untuk diakses.

  4. Fleksibilitas  agar  guru dan murid dapat menjalankan aktifitas dengan lancar.

  5. Kecukupan cahaya (tanpa harus menggunakan lampu di siang hari) dan sirkulasi udara yang memadai.

  6. Nyaman dan indah.                                                                                                                                                                                                                                        

Selain lingkungan sebagai tempat belajar, lingkungan sekitar juga sebagai media dan sumber pembelajaran. Penggunaannya  adalah upaya yang baik dalam pencapaian tujuan pembelajaran, lingkungan yang baik menjadi sumber belajar yang baik. Guru dan peserta didik sama-sama mengelola lingkungan, sekaligus menciptakan lingkungan yang indah dan nyaman sebagai tempat belajar dan pengelolaannya merupakan proses pembelajaran. Dengan demikian lingkungan sekolah baik fisik, moral, ekonomi, dan sosial merupakan aset sekolah dalam proses pembelajaran, yang dapat menjadi penentu perubahan hasil belajar siswa.
Penggunaan IT dalam pembelajaran sudah menjadi tuntutan dan kewajiban, apa lagi sekolah SDN Karyasari I memiliki berbagai sarana teknologi yang memadai untuk pemenuhan kebutuhan pembelajaran. Penggunaan IT dalam proses pembelajaran merupakan jawaban terhadap tantangan dan kebutuhan zaman, sebelum peserta didik, maka gurunya harus mampu membuat karya-karya yang mendukung proses dan hasil belajar dalam memanfaatkan teknologi. Teknologi Informasi ini harus menjadi media, sumber, materi pembelajaran yang dapat digunakan guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Pengembangan kurikulum dengan berbagai sumber belajar ini diharapkan menghasilkan pembelajaran yang kreatif sehingga peserta didik pun akan menjadi kreatif dalam kehidupannya sesuai dengan Program "Kreatif Berkarisma" artinya berkarya, berprestasi dan berakhlak mulia.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Gambar 2.2 Dokumentasi Kreatif Berkarisma (Kegiatan Belajar Mengajar) SDN Karyasari I/Dokpri
Gambar 2.2 Dokumentasi Kreatif Berkarisma (Kegiatan Belajar Mengajar) SDN Karyasari I/Dokpri

3. Senyum Berkarisma (Kegiatan Pembiasaan) SDN Karyasari I.

Kegiatan yang tidak kalah penting untuk mendukung proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar di sekolah adalah sebuah kegiatan pembiasaan. Program pembiasaan di sekolah bertujuan membantu mewujudkan pendidikan karakter yang sesuai fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional terdapat dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3. Kandungan dalam pasal tersebut intinya bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan karakter bernilai dalam proses pengajaran akhlak bagi siswa.

1712558344081-66139108de948f47fb2abc02.jpeg
1712558344081-66139108de948f47fb2abc02.jpeg
Dengan demikian untuk mencapai pendidikan karakter yang optimal, maka kegiatan pembiasaan adalah salah satu upaya yang terbaik untuk satuan pendidikan guna menyiapkan generasi berkualitas secara intelektual dan karakter. Kegiatan pembiasaan merupakan kegiatan sederhana dan mudah dilaksanakan dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. Pembiasaan akan mendapatkan hasil yang optimal ketika kegiatan berjalan secara continew dan berkesinambungan, sehingga menjadi sebuah budaya yang terus mengakar. Hasil dari kegiatan Pembiasaan ini diharapkan akan melekat pada peserta didik sehingga menjadi karakter yang tidak mudah dipengaruhi, bahkan akan menjadi figur atau contoh positif bagi yang lainnya. 

Pembiasaan dirancang dan diprogram sesuai dengan visi misi, dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan lingkungan sekolah baik untuk hari ini maupun sebagai bekal dimasa yang akan datang, lagi-lagi menyongsong Indonesia Emas. Dengan peradaban yang serba canggih dan persaingan yang sangat ketat, dibutuhkan manusia yang cerdas, tangguh, unggul dan berakhlak mulia. Karakter manusia yang demikian itu diharapkan akan sangat siap menghadapi tantangan masa depan dan tantangan kehidupan global selaku penduduk dunia. Sekolah punya kewajiban untuk menyiapkan generasi tersebut dengan baik.

Program Pembiasaan "Senyum Berkarisma" merupakan budaya positif yang diikuti oleh seluruh peserta didik, berdasarkan kesepakatan semua pihak sekolah.  Senyum Berkarisma adalah kumpulan pembiasaan dari berbagai aspek perkembangan pendidikan di sekolah SDN Karyasari I, yaitu : a). aspek spiritual, b). aspek mental, c). aspek sosial emosional dan c). aspek fisik. Program pembiasaan ini dilaksanakan baik di dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran. Kegiatan tersebut bertujuan untuk melakukan pembinaan dan pembentukan karakter agar terbiasa hidup sehat jasmani dan sehat rohani, adapun pembiasaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

  1. Senyum, salam, sapa, santun dengan tambahan menyebutkan Asmaul Husna setiap bersalaman, budaya ini dibiasakan bersalaman antara semua warga sekolah dan tamu. Selain itu Asmaul Husna dibaca sebelum pembelajaran dimulai. Tujuan dari program ini agar terjadi budaya baik sekaligus media menghapal Asmaul Husna, serta do'a meminta keberkahan dari Allah pemilik Asmaul Husna, sehingga kami guru dan peserta didik memiliki kelembutan hati serta kecerdasan dalam memberi dan menerima pembelajaran. 

  2. Jum'at Mengaji dilaksanakan setiap Jum'at dua minggu sekali, dengan kegiatan pembacaan surat Yasin, pembacaan surat-surat pendek, Sholawat, hadiah, do'a bersama dan siraman rohani dengan petugas bergiliran. Satu kegiatan tak kalah penting adalah Sedekah Jum'at. Tujuan kegiatan ini membudayakan kegiatan religius Islami (bagi Non muslim tidak mengikuti), sebagai nilai tambah untuk pembentukan karakter dan penguatan materi Pendidikan Agama Islam, serta mencari keberkahan dan keridhoan dari Sang Maha Pencipta.

  3. Kegiatan PHBN (Peringatan Hari Besar Nasional) dan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) sebagai upaya membentuk peserta didik yang memiliki kepekaan sosial dan terus terlibat pada isu-isu yang aktual.

  4. Upacara Bendera, Upacara Hari Besar Nasional, dan menyanyikan lagu Wajib Nasional untuk membentuk jiwa nasionalisme, lagu wajib ini dinyanyikan sebelum pulang.

  5. Kesadaran Sosial Emosional dilakukan sebelum, saat, atau setelah belajar dengan melakukan berdo'a, ice breaking, pemberian motivasi, relaksasi, kesadaran diri, sosialisasi anti bullying, santunan yatim. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk jiwa yang baik, tenang, pandai muhasabah diri, memiliki empati yang tinggi, mampu mengendalikan emosi, dan tidak mudah marah dalam kesehariannya.

  6. Pembiasaan Jum'at sehat yaitu olahraga, membawa sarapan dari rumah atau makan bersama (agar mengurangi jajan sembarangan/jajanan yang tidak sehat), dan jumat bersih. Kegiatan ini bertujuan membiasakan pola hidup sehat, agar lingkungan, jiwa dan badannya sehat.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Gambar 2.2 Dokumentasi Senyum Berkarisma (Kegiatan Pembiasaan) SDN Karyasari I/Dokpri
Gambar 2.2 Dokumentasi Senyum Berkarisma (Kegiatan Pembiasaan) SDN Karyasari I/Dokpri
  1. Cerdas Berkarisma (Kegiatan Literasi dan Numerasi) SDN Karyasari I

Literasi dan numerasi adalah kemampuan dasar yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Literasi merujuk pada kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan memahami teks tertulis, sementara numerasi merujuk pada kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan memanipulasi angka. Dan pada akhirnya kemampuan literasi numerasi adalah kemampuan menyerap data, menganalisis data, dan mengolah data.

Peran penting guru dan kepala sekolah dalam kesuksesan implementasi kurikulum baru ini, terlihat dengan meningkatnya kompetensi literasi dan numerasi peserta didik yang akan di evaluasi dalam pelaksanaan ANBK. Pada tahun 2022 Literasi dan numerasi di SDN Karyasari memiliki nilai yang merah, pengembangan kurikulum di sekolah yang sudah menggunakan implementasi Kurikulum Merdeka selain meningkatkan Proses dan hasil pembelajaran, literasi dan numerasi harus menjadi perhatian penting dengan merancang kegiatan literasi baik dalam proses PBM maupun di luar itu. 

Sekolah menyusun strategi pembelajaran yang lebih mengutamakan proses literasi dan numerasi dalam proses PBM. Selain itu sekolah membuat program literasi dan numerasi sekolah dalam bentuk pembiasaan dan berbagai asesmen terkait literasi numerasi. Adapun program literasi numerasi yang dikemas dalam Program Cerdas Berprestasi di antaranya adalah : Pembiasaan sarapan pagi (kegiatan literasi numerasi sebelum masuk kelas), pembiasaan membaca bersama di lapangan, pembiasaan membaca buku di pojok baca, membaca buku di perpustakaan, dan mengisi kegiatan PHBN dan PHBI dengan lomba-lomba literasi dan numerasi.

Gambar 2.4 Dokumentasi Cerdas Berkarisma (Kegiatan Literasi dan Numerasi) SDN Karyasari I/Dokpri
Gambar 2.4 Dokumentasi Cerdas Berkarisma (Kegiatan Literasi dan Numerasi) SDN Karyasari I/Dokpri
  1. Tangkas Berkarisma (Kegiatan Ekstrakurikuler) SDN Karyasari I.

Kegiatan dan proses belajar peserta didik dibagi menjadi tiga yaitu Intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler menekankan pada pendidikan akademik yang di dalamnya terjadi proses belajar mengajar yang sesuai atau sejalan dengan kegiatan kurikulum. Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan penunjang yang berfungsi untuk memperdalam pemahaman siswa seperti penugasan, dan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam sekolah untuk pilihan bakat dan minat.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal, menyatakan bahwa "Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan sebagai wadah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal. Oleh sebab itu, kegiatan ekstrakurikuler harus dikelola secara sistematis dan terpola agar bermuara pada pencapaian tujuan yang diharapkan." Selanjutnya peraturan tersebut menyatakan tujuan Ekstrakurikuler sebagai berikut:

  • Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal serta terpadu yang melingkupi bakat, minat, serta kreativitas;

  • Memantapkan kepribadian siswa untuk dapat mewujudkan ketahanan sekolah sehingga terhindar dari pengaruh negatif serta bertentangan dengan tujuan pendidikan;

  • Mengaktualisasi potensi siswa di dalam pencapaian potensi unggulan sesuai bakat serta minat;

  • Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang mempunyai akhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia (HAM) dalam rangka mewujudkan sebuah masyarakat mandiri (civil society).

  • Berpijak dari tujuan tersebut SDN Karyasari I merancang sebuah rangkaian ekstrakurikuler demi pencapaian tujuan tersebut dan pencapaiaan yang sesuai dengan visi misi sekolah yang tertuang dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), yaitu "Terwujudnya Peserta Didik yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Mandiri, dan Memiliki Kecakapan Hidup sebagai Generasi Berkebinekaan Global dengan berlandaskan Iman dan Taqwa". Sekolah mengelompokkan ekstrakurikuler untuk pembentukan jiwa, raga dan spiritual agar terbentuk karakter berakhlak mulia yang te dan ekstrakurikuler yang menggali potensi unggulan dalam rasa nasionalis, seni dan olahraga. Adapun Kegiatan Ekstrakurikuler di SDN Karyasari I dibagi menjadi 3 macam bakat dan minat yaitu:

    1. Kepramukaan terdiri dari anggota Pramuka dengan golangan siaga dan golongan penggalang

    2. Bakat Seni : Degung, marawis, qasidah,.

    3. Bakat Olahraga : Bulu tangkis, bola Volly, sepak bola, karate, silat, takraw.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Gambar 2.5 Dokumentasi Tangkas Berkarisma (Kegiatan Ekstrakurikuler) SDN Karyasari I/Dokpri
Gambar 2.5 Dokumentasi Tangkas Berkarisma (Kegiatan Ekstrakurikuler) SDN Karyasari I/Dokpri


  1. Cantik Berkarisma (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) SDN Karyasari I.

Sekolah adalah tempat peserta didik menuntut ilmu. Namun lebih dari itu sekolah memiliki fungsi sebagai sebuah proses pendidikan yang mengharapkan hasil baik secara spiritual, emosional, sosial, intelektual, maupun fisik yang mengalami perkembangan secara maksimal sehingga manusia dapat tumbuh berkembang sebagai Makhluk Tuhan yang paling sempurna. Dengan tugas yang mulia ini maka sekolah harus memiliki target dan perancangan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. 

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (2022:2) mengungkapkan bahwa, "Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni murid dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia". Dalam konteks tersebut, profil pelajar Pancasila memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi fokus di dalam pencapaian Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang satuan Pendidikan dalam hal penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Kompetensi profil pelajar Pancasila memperhatikan faktor internal yang berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia, serta faktor eksternal yang berkaitan dengan konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di Abad ke-21 yang sedang menghadapi masa revolusi industri 4.0. Pelajar Indonesia diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga negara yang demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif, bahkan secara keseluruhan mampu menunjukan  sebagai pribadi Bangsa Indonesia yang sukses dalam membangun dan memajukan negara pada masa Indonesia emas. Oleh karenanya, Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan. 

Menurut Kemendikbud Ristek Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui Budaya satuan pendidikan, Iklim satuan pendidikan, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di satuan pendidikan. Profil Pelajar Pancasila ini dikembangkan dalam pembelajaran intrakurikuler, muatan pembelajaran, kegiatan/pengalaman belajar, projek penguatan profil pelajar Pancasila maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler. Semua proses pengembangan bertujuan pembentukan karakter manusia Pancasila, yang akan menjadi ciri khas pribadi manusia Indonesia yang akan bertanggungjawab atas kemajuan bangsa dan sebagai warga dunia yang akan berpartisipasi menjunjung martabat manusia di dunia.

Kementerian Pendidikan meluncurkan Kurikulum Merdeka disertai dengan pengembangan Karakter Profil Pelajar Pancasila Profil Pelajar Pancasila memiliki karakter: Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, Berbhinekaan global, Bergotong-royong, Mandiri, Bernalar kritis, Kreatif.

Pemilihan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah SDN Karyasari I. Pemilihan tema didasarkan kepada hal yang kontekstual untuk menjadi solusi dari permasalahan yang paling crucial dan harus segera diselesaikan. Tema Pertama yang dipilih adalah Gaya Hidup Berkelanjutan dengan fokus pengembangan karakter hidup sehat dan kreatif.

Lingkungan SDN Karyasari dengan peserta didik padat sangat terlihat kotor, sampah berserakan di halaman depan dan halaman belakang sekolah. Peserta didik memiliki kebiasaan buang sampah sembarangan. Dari kondisi tersebut diharapkan P5 dapat menjadi solusi terbaik dengan mengadaptasi berbagai gagasan dan umpan balik untuk menghadapi situasi dan permasalahan sampah yang ada di sekolah SDN Karyasari I. Maka tujuan P5 semester 1 tahun 2022/2023 dengan Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Yaitu : 

  1. Membantu peserta didik mengubah gaya hidup secara berkelanjutan.

  2. Mencintai Lingkungan sekolah.

  3. Memilah sampah organik dan non organik.

  4. Memanfaatkan sampah menjadi produk yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengenal 3R (Reuse, Reduce, Recycle).

Pada semester 2 tahun 2022/2023 SDN Karyasari I memilih tema sesuai kebutuhan yaitu Kearifan Lokal dengan sub tema Kebudayaan, karena kebutuhan peserta didik untuk memiliki rasa peduli, menghargai dan melestarikan budaya lokal terutama Jawa Barat. Selain tema tersebut pada kegiatan panen karya sekolah memadukan tema tersebut dengan tema sebelumnya. Panen Karya kearifan lokal ini dilaksanakan sebagai hiburan acara kenaikan kelas, sehingga panen Karya diwarnai dengan penampilan budaya disertai penggunaan aksesoris dan properti dari bahan daur ulang. Yang paling menarik adalah dekorasi panggung yang memanfaatkan kertas bekas yang diberi cat, sehingga dibentuk seperti batuan dalam gua. Pembuatan dekorasi ini dibuat oleh peserta didik dibantu oleh tukang bangunan dan orang tua siswa.

Untuk semester beikutnya yaitu semester 1 tahun pelajaran 2023/2024 SDN Karyasari I memilih tema kearifan lokal dengan Sub Tema makanan sehat. Pemilihan tersebut berdasarkan permasalahan yang dialami sekolah yaitu anak sering mengkonsumsi jajanan yang diluar standar keamanan. Selain itu program ini berkesinambungan dengan tema pertama yang dipilih sekolah, sehingga ketika anak mengurangi jajan di sekolah maka sampah pun akan berkurang.

Rangkaian kegiatan tema ini adalah : memilah jajanan sehat dengan tidak sehat, merancang makanan yang sehat, membawa sarapan dari rumah, membiasakan mengkonsumsi makanan sehat dan buah, makan bersama pada pembiasaan Jumat berkah

Tujuan yang diharapkan dari ketiga tema projek tersebut secara umum dan keseluruhan peserta didik dapat dilihat hasil dan perubahan karakter yang nyata, dan mudah-mudahan akan menjadi budaya positif yang akan terus berkembang pada jiwa peserta didik, bahkan menjadi duta budaya hidup sehat.

Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini diserahkan kepada penanggung jawab program Cantik Berkarisma, dengan kembali memilih Tim fasilitator untuk tiap tema. Semua guru dilibatkan sebagai pelaksana program dibantu oleh stakeholder sebagai narasumber dan beberapa perwakilan orang tua siswa. 

Dokpri
Dokpri

Gambar 2.6  Dokumentasi Cantik Berkarisma (Projek Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) SDN Karyasari I/dokpri
Gambar 2.6  Dokumentasi Cantik Berkarisma (Projek Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) SDN Karyasari I/dokpri

B. Dampak Hasil Implementasi

1. Character Building SDN Karyasari I

Penerapan Program Karyasari I Berkarisma berpengaruh besar terhadap perubahan karakter baik peserta didik maupun guru di SDN Karyasai I. Dengan berubahnya karakter peserta didik dan guru  nampak jelas perubahan budaya dan kondisi lingkungan sekolah. Lingkungan sosial sangat menjadi sorotan karena sudah terjalin kerjasama yang baik dari seluruh warga sekolah dengan menunjukan berbaga karakter positifnya. Program sekolah berjalan dengan baik dan hasilnya sangat komprehensif. Kolaborasi semua warga sekolah semakin baik.

Berbagai perubahan karakter diantaranya adalah karakter Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan berkembangnya budaya positif Senyum Berkarisma, Asmaul Husna ritin diucapkan peserta didik pada saat bersalaman, kegiatan sholat Dhuha dan Jumat mengaji selalu diikuti peserta didik, mereka antusias menjadi pengisi acara seperti pembaca Tilawatil Qur'an, sholawat, do'a, bahkan ceramah. Peserta didik lebih disiplin dan berakhlak mulia. Perubahan karakter lainnya adalah menjaga dan merawat lingkungan sekitar. Lingkungan sekolah terlihat lebih rapi dan bersih, penghijauan sekolah dijaga oleh semua warga sekolah, sampah tidak lagi berserakan dimana-mana. 

Peserta didik memiliki kreativitas yang tinggi, sehingga mereka selalu merasa siap dengan tugas sekolah untuk melakukan praktek, mereka tidak merasa terbeban, bahkan justru sudah menuangkan berbagai ide dalam kreatifitasnya. Peserta  didik sangat terbiasa belajar berkolaborasi dan saling mendukung. Mereka memiliki jiwa sportifitas yang tinggi dalam pelaksanaan berbagai kegiatan lomba atau penampilan di sekolah. Prestasi bukan tujuan utamanya tapi mereka lebih menyukai proses kompetisi untuk menguji kemampuannya.

Budaya sehat sudah mulai nampak dengan munculnya bentuk antusiasme peserta didik ketika kegiatan jumat sehat ditandai dengan berkurangnya para pedagang keliling yang biasanya nongkrong di sekitar sekolah. Dengan kegiatan jum'at bersih peserta didik mau turut serta menjaga  kebersihan lingkungan sekolah, sehingga sekolah terlihat rapi, sejuk, asri dan nyaman.

Secara mengejutkan Peserta didik terlihat lebih percaya diri dalam mengikuti program sekolah, terutama nampak sekali ketika berpartisipasi sebagai peserta lomba baik di sekolah maupun di luar sekolah.  Nampak jelas peserta didik mengatuliasaikan dirinya dalam berbagai program sekolah sesuai bakat dan minatnya, bahkan muncul beberapa peserta didik yang multi talenta.


2. Prestasi Murid dan Sekolah

Implementasi Program Karyasari I Berkarisma berdampak besar terhadap Prestasi di SDN Karyasari I. Sekolah yang pernah mengalami kemunduran dalam prestasi kini sudah menemukan kembali dirinya. SDN Karyasari I selalu ambil bagian dalam berbagai lomba baik yang diselenggarakan oleh Dinas maupun secara umum di luar sekolah. Jiwa kompetitif guru dan peserta didik sangat meningkat.  Bukan peringkat juara tujuan utamanya tapi menggali pengalaman berharga diberbagai ajang sehingga kemampuanya lebih terasah.

Prestasi yang diraih SDN Karyasari I meningkat dalam berbagai ajang kompetensi sekolah yaitu KOSN, FLS2N, OSN, FTBI, Pentas PAI dan Pramuka, bahkan prestasi diraih dalam kegiatan perlombaan yang diselenggarakan oleh umum.

Dokpri
Dokpri

Gambar 2.8 Dokumentasi Pencapaian Prestasi SDN Karyasari I/Dokpri
Gambar 2.8 Dokumentasi Pencapaian Prestasi SDN Karyasari I/Dokpri

Selain perubahan karakter dan prestasi sekolah SDN Karyasari I, jelas terbukti peningkatan hasil Asesmen Nasional dalam kegiatan ANBK SDN Karyasari I tahun 2023 dengan pencapaian berikut ini:

Tabel 1.2

Hasil ANBK pada Rapor Pendidikan SDN Karyasari I Tahun 2023

Best Paktis Rida Ratna Purwanti, S.Pd., M.M
Best Paktis Rida Ratna Purwanti, S.Pd., M.M

BAB IV 

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari best practice ini yaitu Implementasi Karyasari I Berkarisma sebagai lingkungan belajar yang efektif dapat mewujudkan school melalui penanaman nilai-nilai karakter dan prestasi di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang, meliputi:

  1. Implementasi atau penerapan program Karyasari I Berkarisma.

  1. Dampak implementasi Program Karyasari I Berkarisma di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang dapat meningkatkan nilai-nilai karakter di SDN Karyasari I yang terdiri atas: a) Beriman dan Bertakwa, b) Berprestasi, c) Akhlak Mulia dan d) Berbudaya.

  2. Dampak implementasi Program Karyasari I Berkarisma dapat meningkatkan prestasi di SDN Karyasari I Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang. Ini dapat dibuktikan dari perolehan prestasi guru dan prestasi peserta didik dalam kejuaraan di berbagai kegiatan seperti FLS2N, OSN, KSN, Pentas PAI, FTBI, dan Pramuka, serta kegiatan umum di luar sekolah

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, dapat direkomendasikan bahwa:

  1. Kepada kepala sekolah SDN Karyasari I terus menganalisis dan mengevaluasi program agar terjadi kesinambungan antara program dengan visi misi sekolah yang akan membentuk peserta didik yang diharapkan sesuai perundang-undangan pemerintah.

  2. Kepada guru-guru SDN Karyasari I agar melakukan refleksi dan evaluasi mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dalam implementasi Program Karyasari I Berkarisma.

  3. Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang agar memberikan dukungan secara optimal melalui kegiatan-kegiatan yang mengakomodir kegiatan serupa  yang sesuai denganpelaksanaan Program Karyasari I Berkarisma baik untuk kegiatan guru maupun kegiatan peserta didik. 

  4. Lingkungan sosial (stakeholder, komite sekolah, CSR) dapat turut berpartisipasi memberikan dukungan baik secara, moral, spiritual, tenaga, maupun sarana prasarana yang dibutuhkan dalam peningkatan program Karyasari I Berkarisma.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Rike dan Rasto. (2019). "Motivasi Belajar sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa". Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. Vol. 4 No. 1, Januari 2019, Hal. 80-86. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Fadhli, Muhammad. (2016). "Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif dalam Menciptakan Sekolah Efektif". Jurnal  Tarbiyah. Vol. 23 No.1 Januari-Juni ISSN:0854-2627. Medan: UIN Sumatera Utara.

Febriani, Alsa Putri. (2021). "Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Proses Pembelajaran Kelas XI di SMK Negeri 1 Cianjur". JPPHK (Jurnal Pendidikan Politik, Hukum dan Kewarganegaraan).  Volume   11  No  1  Edisi   Maret   2021.  ISSN

2087-5185 E-ISSN: 2622-8718. Cianjur: Universitas Suryakancana.

Jumrawarsi dan Suhaili, Neviyarni. (2020). "Peran Seorang Guru dalam Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif". Ensiklopedia Education Review. Vol. 2 No.3 Desember  2020. ISSN 2657-0297 50.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Dan Teknologi. (2022). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan.Mulyana, Aina (2023). Pengertian Hasil Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya.[online].Tersedia: https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil- belajar-dan-faktor.html. Diakses tanggal 1 Maret 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun