2. Perkembangan Emosi
Emosi merupakan respons psikologis dan fisiologis terhadap rangsangan, berupa perasaan kuat yang sering diikuti perubahan fisik, seperti peningkatan detak jantung atau napas cepat.
- Tahapan Perkembangan Emosi
- Sensorimotor (0-2 tahun)Â
- Pra Operasional (2-7 tahun)Â
- Operasional Konkret (7-11 tahun)Â
- Operasional Formal (12 tahun ke atas)Â
- Jenis-Jenis Emosi
- Bahagia: Ditandai dengan perasaan senang, puas, dan sejahtera.Â
- Sedih: Ditandai dengan perasaan kecewa, kurang semangat, atau berduka.Â
- Takut: Muncul sebagai respons terhadap ancaman, penting untuk bertahan hidup.Â
- Jijik: Biasanya berasal dari pengalaman rasa, pemandangan, atau bau yang tidak menyenangkan.Â
- Marah: Jika tidak terkendali, dapat menyebabkan masalah psikologis dan fisik.Â
- Terkejut: Ditunjukkan saat menghadapi situasi yang tak terduga.
- Hubungan Emosi dengan Tingkah Laku
  Emosi mempengaruhi perilaku seseorang, dapat menjadi pendorong atau penghalang semangat, memengaruhi konsentrasi, serta memengaruhi hubungan sosial.
3. Moral, Nilai, dan Sikap
Moral, nilai, dan sikap saling berkaitan dalam membentuk perilaku seseorang.:
- Moral: Standar perilaku mengenai baik dan buruk yang berlaku dalam masyarakat.Â
- Nilai: Dasar individu dalam menilai pentingnya sesuatu.Â
- Sikap: Respons terhadap objek yang mencerminkan nilai dan moral, diekspresikan melalui kata-kata dan perilaku.
- Tahap Perkembangan Moral Menurut Piaget
- Tahap pertama (2-7 tahun): Anak mematuhi otoritas dengan pemikiran moral yang kaku.Â
- Tahap kedua (7-11 tahun): Muncul fleksibilitas, kerja sama, dan pemahaman bahwa benar-salah tidak sepenuhnya absolut.Â
- Tahap ketiga (11-12 tahun ke atas): Anak mampu memahami standar moral berdasarkan usia dan situasi.
- Karakteristik Moral, Nilai, dan Sikap Remaja
  Pada tahap ini, remaja mulai berpikir lebih abstrak dan kognitif, serta pengaruh dari lingkungan sosial seperti orang tua dan guru sangat penting untuk perkembangan moral.
4. Kreativitas
Santrock (2002) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan berpikir secara inovatif dan melahirkan solusi unik terhadap masalah. Menurut Mayesty (1990), kreativitas meliputi proses berpikir dan bertindak secara orisinal dan berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Contohnya adalah permainan imajinatif anak dengan benda-benda sederhana, seperti menggunakan sapu sebagai kuda mainan atau kursi sebagai mobil. Hal ini melatih imajinasi dan mendorong anak untuk menciptakan ide tanpa batasan kenyataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H