Mohon tunggu...
Rida Nugrahawati
Rida Nugrahawati Mohon Tunggu... karyawan -

-- Penyuka Imajinasi dan Cerita Fiksi -- 🏡 Kuningan-Jabar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kesalahan Mendidik Clara

13 Januari 2019   15:00 Diperbarui: 13 Januari 2019   15:08 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Pixabay

Kebiasaan anak-anak masa kini itu mengikuti apa yang mereka lihat. Seperti sinetron di televisi. Yang sebenarnya tidak memberi pengaruh positif untuk anak-anak. Yang ada, mereka malah menjadi ratu drama.

Seharusnya para orang tua membatasi tontonan anak. Tidak semua tontonan televisi dapat anak-anak lihat. Sangat miris memang, ketika tayangan sinetron lebih banyak daripada tayangan mendidik atau kartun.

Pantas saja para orang tua sekarang memberikan ponsel untuk anak-anak. Agar anak dapat menonton kartun atau tayangan mendidik yang ada di youtube. Tapi para orang tua juga harus tetap mengawasi dan membatasi tontonan. Ada saatnya untuk belajar, bermain dan menonton.

Ya, para orang tua harus tetap mengawasi tontonan anak yang di hadirkan di youtube. Agar tidak terulang kembali seperti Clara. Ia tetanggaku, berusia 4 tahun. Ia baru memasuki sekolah TK.

Aku melihatnya dari balik jendela kamar. Setiap hari yang ia lakukan hanya memainkan ponsel sambil makan camilan. Kadang, aku melihatnya menari-nari sendiri dan tertawa sendiri. Padahal di luar sana banyak anak seusianya sedang bermain permainan tradisional. Mungkin ia sudah kecanduan ponsel.

Sore hari, ibu menyuruhku untuk mengantar bolu pesanan ke rumah Clara. Padahal tinggal jalan sebentar ke samping rumah. Mengapa pula ibu menyuruhku mengantar bolu. Sebagai anak yang berbakti, aku pergi ke rumah Clara.

"Kak Wipoh.." Sapa Clara, ia sedang duduk depan rumah sambil memainkan ponsel.

Tetanggaku memang memanggilku Wipoh singkatan dari Winnie The Pooh. Karena di kamarku banyak boneka Winnie The Pooh.

"Hai Clara, dimana ibumu?." Tanyaku sambil mengacak-acak rambutnya.

"Ibu sedang masak di dapur kak." Jawabnya sambil memainkan ponsel.

"Clara, jika sedang mengobrol itu jangan sambil memainkan ponsel. Itu tidak sopan ya." Kataku, sambil tersenyum.

"Tapi Clara sedang fokus melihat tarian-tarian ini. Keren sekali, kan." Katanya sambil melihatkan ponselnya ke arahku.

Aku kira ia sedang melihat tarian-tarian tradisional. Namun, ia malah melihat dance yang sedang viral saat itu. Yang aplikasinya sempat di blokir oleh Kominfo. Dengan percaya dirinya, Clara menari-nari sambil berjalan ke arah dapur. Dan ia terjatuh karena kakinya terkilir. Untung tidak terjadi apa-apa dengannya. Aku langsung memberikan bolu ke bu Hani.

"Terima kasih kak Wipoh, ayo kita berbincang dulu di sana. Sudah lama kita tidak bertemu, padahal rumah kita bersebelahan." Kata Bu Hani sambil menunjuk ke arah kursi belakang rumah, ia ibunya Clara.

"Iya ibu mari kita berbincang dulu. Aku sibuk bekerja, jadi jarang keluar rumah." Kataku, sambil kita berjalan menuju belakang rumah.

Kita berdua berbincang di temani secangkir kopi. Bu Hani terlihat senang melihat tingkah laku anaknya yang sedang bernyanyi dan menari-nari. Begitu terlihat dari raut wajahnya.

"Coba-coba de, tunjukan bagaimana gaya lagu dance dangdut yang kemarin itu." Kata bu Hani sambil tertawa.

Kemudian Clara mempraktikkan dengan manja sambil menyanyikan lagunya. Sebenarnya tidak masalah, tapi ia masih kecil. Jadi sedikit tidak enak untuk di lihat. Anak kecil itu harusnya bernyanyi lagu anak-anak, bukan dangdut. Atau harusnya menari tarian tradisional seperti yang guruku ajarkan ketika TK dulu.

"Kak Wipoh suka membuat dan melihat video seperti Clara?." Tanya bu Hani.

"Tidak bu, aku tidak menyukainya." Kataku.

"Itu bagus loh padahal. Lihat, sekarang tambah banyak gaya dancenya." Kata bu Hani sambil menunjukkan beberapa video terhadapku.

Ternyata ibunya juga menyukai, pantas saja anaknya seperti itu. Harusnya sebagai ibu, mencontohkan hal positif. Tidak semata-mata ingin terlihat kekinian saja. Tapi lihat apa dampak buruk untuk anak. Karena masa depan anak di awali dengan pendidikan masa kecilnya.

Jika sejak kecil sudah kecanduan ponsel. Bagaimana masa dewasanya?. Jika sejak kecil sudah mengikuti pergaulan yang kekinian. Bagaimana masa dewasanya?. Orang tua sangat memiliki peran penting dalam mendidik anak.

***

Kuningan, 13 Januari 2019
Rida Nugrahawati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun