"Tapi Clara sedang fokus melihat tarian-tarian ini. Keren sekali, kan." Katanya sambil melihatkan ponselnya ke arahku.
Aku kira ia sedang melihat tarian-tarian tradisional. Namun, ia malah melihat dance yang sedang viral saat itu. Yang aplikasinya sempat di blokir oleh Kominfo. Dengan percaya dirinya, Clara menari-nari sambil berjalan ke arah dapur. Dan ia terjatuh karena kakinya terkilir. Untung tidak terjadi apa-apa dengannya. Aku langsung memberikan bolu ke bu Hani.
"Terima kasih kak Wipoh, ayo kita berbincang dulu di sana. Sudah lama kita tidak bertemu, padahal rumah kita bersebelahan." Kata Bu Hani sambil menunjuk ke arah kursi belakang rumah, ia ibunya Clara.
"Iya ibu mari kita berbincang dulu. Aku sibuk bekerja, jadi jarang keluar rumah." Kataku, sambil kita berjalan menuju belakang rumah.
Kita berdua berbincang di temani secangkir kopi. Bu Hani terlihat senang melihat tingkah laku anaknya yang sedang bernyanyi dan menari-nari. Begitu terlihat dari raut wajahnya.
"Coba-coba de, tunjukan bagaimana gaya lagu dance dangdut yang kemarin itu." Kata bu Hani sambil tertawa.
Kemudian Clara mempraktikkan dengan manja sambil menyanyikan lagunya. Sebenarnya tidak masalah, tapi ia masih kecil. Jadi sedikit tidak enak untuk di lihat. Anak kecil itu harusnya bernyanyi lagu anak-anak, bukan dangdut. Atau harusnya menari tarian tradisional seperti yang guruku ajarkan ketika TK dulu.
"Kak Wipoh suka membuat dan melihat video seperti Clara?." Tanya bu Hani.
"Tidak bu, aku tidak menyukainya." Kataku.
"Itu bagus loh padahal. Lihat, sekarang tambah banyak gaya dancenya." Kata bu Hani sambil menunjukkan beberapa video terhadapku.
Ternyata ibunya juga menyukai, pantas saja anaknya seperti itu. Harusnya sebagai ibu, mencontohkan hal positif. Tidak semata-mata ingin terlihat kekinian saja. Tapi lihat apa dampak buruk untuk anak. Karena masa depan anak di awali dengan pendidikan masa kecilnya.