Ia hanya mengangguk dan menangis. Aku berkata agar ia jangan menangis takut jika ada yang mendengar. Ia langsung terdiam, menatap dalam mataku. Ia terlihat sangat lusuh dan kotor akhirnya aku mengajak untuk membersihkan badannya. Ia mengangguk terlihat senang.
Sebenarnya mandi malam tidak dianjurkan namun daripada tubuhnya kotor. Aku memandikannya menggunakan air hangat. Ia hanya tersenyum, tertawa. Untung saja aku masih menyimpan kaos dan celana keponakan perempuanku di dalam lemari. Bagiku tak masalah daripada ia memakai pakaian kotor.
Aku pergi ke dapur sendiri mencari makanan untuk anak itu. Aku terlalu fokus mencari makanan di kulkas sampai-sampai tak melihat kakak sedang berdiri di samping kulkas.
"Ko kamu tumben de malam-malam begini makan?" tanya kakak.
"Memang tak boleh kak kalau aku makan malam-malam? Aku lapar sekali kak" jawabku.
"Tapi aneh saja" ucap kakakku.
Aku mengabaikan perkataan kakak dan langsung pergi ke kamar. Aku membawa roti tawar, selai, susu hangat dan nugget. Dengan lahapnya ia menghabiskan semua makanan.
"Besok aku antarkan kamu ke rumah, rumahmu jauh tidak dari sini?" tanyaku.
Ia mengangguk dan menunjuk pipi kanan dan kiri.
"Oh jaraknya seperti ini, jadi masih dekat ya" ucapku sambil menunjuk pipi kanan dan kiri.
Ia mengangguk dan tersenyum.
"Apakah kamu mempunyai nama?" tanyaku.