Mohon tunggu...
Rida Fahima
Rida Fahima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rekonstruksi Teologi Islam: Dari Teosentris ke Teo-Antroposentris

22 Desember 2024   22:50 Diperbarui: 22 Desember 2024   22:57 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BOOK REVIEW: REKONSTRUKSI TEOLOGI ISLAM KARYA NASIHUN AMIN

Identitas Buku

Judul                : "Rekonstruksi Teologi Islam"

Penulis             : Nasihun Amin

Penerbit           : SeAP (Southeast Asian Publishing), Semarang

Cetakan           : Cetakan Pertama, November 2024

Tebal Buku      : viii + 202 halaman; 20 cm

ISBN               : 978-623-5794-76-1

 

Kerangka Paradigmatik Teologi Islam

Teologi Islam merupakan disiplin ilmu dengan rumusan yang telah ada pada ribuan tahun lalu. Teologi dalam Islam pun masih tidak bergeser dari persoalan ilahiyyat (ketuhanan) tanpa menyentuh aspek insaniyyat (kemanusiaan). Islam mendapatkan berbagai gempuran dari aliran-aliran filsafat, agama dan kepercayaan yang ada di sekitar di mana mereka hidup, terutama filsafat Yunani, agama Yahudi, Kristen dan Zoroaster. Namun demikian, teologi Islam masih berkutat dengan persoalan ketuhanan tanpa menyentuh persoalan kemanusiaan. Sebab ini, perlu adanya konstruksi mengenai fungsi dan relevansi teologi bagi realitas sosial. Sebagaimana umat Islam sekarang ini, yang memiliki cara berpikir berbeda dan kompleksnya dinamika zaman. Jika dibandingkan dengan para perumus teologi, mereka hidup dalam cara berpikir dan tantangan zaman yang sangat jauh berbeda. Ketidakmampuan teologi menyesuaikan bahasa dengan perkembangan ilmu-ilmu modern empiris tersebut menjadikan teologi kurang relevan dengan perkembangan pengalaman manusia.

Dalam bab dua buku ini, Nasihun Amin menuliskan bahwa pemahaman historis teologi tidak lebih adalah formulasi pemikiran ketuhanan yang berusaha menjawab berbagai persoalan agama yang muncul pada waktu tertentu. Oleh karena itu, teologi juga bagian pemikiran Islam yang seharusnya, selalu mengalami perkembangan. Tidak hanya terkurung didalam konsepsi-konsepsi teologi klasik seakan-akan menjadi dogma yang bersifat universal. Perkembangan pemikiran teologis mengantarkan pada beberapa paradigma yang ditawarkan oleh para cendekiawan muslim masa kontemporer, seperti paradigma tradisional, rasional, fundamentalis, dan transformatif.

Menurut penulis, yang perlu dilakukan adalah teologi sebagai sebuah disiplin ilmu harus menyesuaikan dan mengaitkan diskursusnya dengan perkembangan kehidupan manusia. Karena jika tidak, teologi akan menjadi usang (out of date) dan ketinggalan mode sebab ketidakmampuan menghadapi realitas sosial serta berhadapan dengan globalisasi budaya. Oleh karena itu, diperlukan adanya rekonstruksi teologi. Dari teologi yang berada dalam zona ke-tuhanan metafisik -- spekulatif, menuju realitas sosial zona kemanusiaan yang aktual -- eksistensial.

Revolusi Teologi Hassan Hanafi dan Asghar Ali Engineer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun