Mohon tunggu...
Rida Fitria
Rida Fitria Mohon Tunggu... Freelancer - An author of several books; Sebongkah Tanah Retak, Bunga dan Duri, Paradesha, Jharan Kencak, dll.

Ketika kita berkata, "Selamatkan bumi!" Sejatinya kita sedang menyelamatkan diri sendiri dan anak cucu dari bencana dan kepunahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Energi Super Indonesia

18 Juli 2018   15:38 Diperbarui: 18 Juli 2018   15:41 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak hal baik terjadi selama Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pemerataan pembangunan untuk mensejahterakan rakyat di Indonesia Timur atau pulau-pulau lain selain pulau Jawa - yang belum pernah dilakukan pemerintahan sebelumnya - adalah langkah fenomenal yang patut diapresiasi. Menyamakan harga bbm di Papua dengan Jawa sungguh tak terbayangkan tantangan yang harus dihadapi pemerintah yang punya motto kerja, kerja, dan kerja ini. 

Namun toh menjadi kenyataan juga, bbm murah kemudian dapat dinikmati oleh jutaan rakyat wilayah ujung timur yang puluhan tahun pasca kemerdekaan seolah dianaktirikan. Cinta yang besar dari rakyat Indonesia Timurpun mengalir kepada presiden yang akrab dipanggil Pak De ini. 

Orang-orang terdekatnya menjadi saksi betapa rajinnya Pak De berpuasa. Meski harus bekerja keras namun dia tak melupakan untuk menggantungkan segala doa dan harapan indahnya untuk Indonesia kepada Sang Maha Perkasa. Akibatnya, energi baik seolah berlompatan dari berbagai arah menuju satu titik Tujuan; Membuat Indonesiamenjadi lebih hebat lagi. 

Tahun ini angka kemiskinan merosot turun tercatat sebagai yang paling rendah dalam sejarah sebagaimana yang dilansir Badan Statistik. Prestasi di dunia olah ragamenambah daftar kebanggaan pula, seolah menyempurnakan kabar baik berdaulatnya kembali Republik ini atas kepemilikan saham 51% atas perusahaan tambang emas raksasa Freeport. 

Tentu saja di balik kehebatan Sang Presiden yang pekerja keras ada jajaran menteri-menteri yang sama pekerja kerasnya juga. Sebutlah di balik divestasi saham freeport ada Menteri Jonanyang luar biasa yang berduet maut dengan Menteri Sri Mulyani dan lainnya. Siapa dari kita yang tidak tahu sepak terjang mereka sebelumnya dalam bekerja keras memajukan Indonesia. 

Tentu saja tak ada manusia yang sempurna, pun pemerintahan RI. Namun menghargai kerja keras mereka adalah sebuah kerendah hatian yang akan berpulang kepada kita sebagai pribadi-pribadi yang akan disatukan dalam sebuah energi besar untuk masa depan Indonesia sendiri.

Saat orang lain berbuat baik, bersikap menghargai adalah semacam wujud syukur supaya anugerah Tuhan semakin bertambah dalam kehidupan kita. Cobalah sesekali menonton The Secret, supaya kita yang mudah berprasangka buruk segera insyaf demi kebaikannya sendiri.

Berprasangka buruk dan menjadi kritis itu dua hal yang sama sekali berbeda. Berprasangka buruk yang biasanya diikuti hujatan dan amarah terpendam ataupun ditampakkan, akan terjebak dalam pusaran energi negatif yang akan dituai oleh pelakunya sendiri. Entah itu muncul sebagai perasaan depresi atau kehidupannya menjadi serba salah; semua yang diimpikan tidak tercapai. Kalaupun tercapai seringkali hanya menjadi bumerang bagi diri sendiri karena caranya yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh si impian tersebut.

Tetap Kritis Dan Menjadi Bagian Solusi, Bukan Pembuat Masalah

Sebagai seorang muslim, penulis selalu diajarkan ber-khusnudh-dhon, berbaik sangka, berpikir dan bersikap positif. Jika tidak sepakat dengan sesuatu maka yang harus dilakukan adalah benar-benar mempelajari sebuah 'persoalan' yang ada, kenapa bisa terjadi, apa sebab-sebab dan pemicunya, lalu dicarikan jalan keluar. 

Terkait negeri ini, tentu saja masalah-masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan selalu ada. Dunia ini memang demikianlah adanya. Namun kontribusi kita, sekecil apapun, baik dan buruknya akan mempengaruhi lingkungan sekitar dimana kita hidup bermasyarakat. 

Tidak perlu muluk-muluk ngomongin negara deh, di lingkup keluarga saja misalnya. Jika Bapak sebagai kepala rumah tangga tidak mau bekerja keras menafkahi keluarga, lalu bagaimana nasib isteri dan anak-anaknya? Bisakah sejahtera? 

Tentu akan sulit. Jika tidak bekerja keras bagaimana mendapatkan rumah yang layak huni, atau makanan yang cukup gizi, atau pakaian yang nyaman dikenakan. Lalu biaya pendidikan? Dan sesekali rekreasi untuk menyegarkan pikiran dari penatnya rutinitas sehari-hari. 

Menjadi sejahtera bukan hanya secara fisik saja namun juga mental. Belum lama terjadi tragedi bom bunuh diri yang dilakukan sebuah keluarga di Surabaya beberapa waktu lalu. Secara lahiriyah, kehidupan mereka terlihat normal sebagaimana orang lain, bahkan tampak religius. 

Namun nyatanya sebagai seorang muslim, mereka telah salah menerjemahkan ajaran agamanya yang rahmatan lil alamin. Indikasi bahwa secara mental dan ruhani tidak sejahtera, salah mengelola aspek batiniyahnya, sebab telah salah memilih 'lingkungan' bergaul dan belajar agama. 

Inilah yang penulis maksud dengan 'energi' tersebut. Energi baik akan menciptakan kehidupan yang baik pula, dan energi jelek bila tidak dilawan secara bijaksana bisa jadi dapat menghancurkan hal-hal baik yang selama ini diupayakan melalui kerja keras. 

Motto Pak De sudah benar, Kerja, kerja, dan kerja. Melawan energi negatif tidak efektif jika dihadapi dengan kenyinyiran semata. Seperti pepatah, tong kosong nyaring bunyinya. Kenapa bisanya cuma mengumpat dan berperilaku buruk? Yaa karena hanya itu yang kaum 'energi negatif' bisa. Suruh kerja gak tahu caranya atau pemalas akut. Maunya enak saja, gak mau berusaha dan berjuang. Mana adaaa?!

Salam Super Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun