Tidak cukup sampai disitu, ternyata bundanya sulit melepas ASI dari anaknya, akhirnya baru bisa lepas di usia ke 3 tahun. Dan sampai saat itu ASI bundanya masih juga ada dan keluar selama bayinya menyedot. Di samping itu, ajaibnya sekalipun ASI sudah dilepas, tapi bayinya tidak begitu tertarik dengan sufor.
Kami pernah coba dan ganti-ganti merk, sempat betah dengan 1 merk yang harganya minta ampun. Bayinya mau bahkan minta nambah terkadang. Tapi ternyata tidak bertahan lama. Sekarang di usianya menuju 4 tahun, anak kami ikut susu yang diminum bapaknya, bahkan minum kopi juga haha (jangan ditiru, kami rasa ini tidak baik).
Kesimpulannya
Baik ASI maupun Sufor itu terletak pada pilihan bunda dan bapaknya ya. Namun untuk diketahui, ASI itu sudah dirancang sesuai kebutuhan anak selama 9 bulan di dalam rahim bundanya.
Sementara sufor itu formula umum yang mendekati formula ASI manusia. Tidak pernah bisa sama, karena ASI itu karya Maha Pencipta sedangkan Sufor itu karya mesin buatan manusia sekalipun sekarang sudah banyak metode dari produk sufor mendekati kebutuhan bayi, hanya saja harganya sangat tinggi terutama jika dibandingkan dengan saya yang pendapatannya setara UMR.
Sekali lagi, saya tidak menyalahkan bunda yang memilih memberikan sufor dibanding ASI Eksklusif, tetapi bunda dan bapak bisa menjadikan tulisan saya ini sebagai pertimbangan kedepannya.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H