Mohon tunggu...
Muhammad Ricko Aji Saputro
Muhammad Ricko Aji Saputro Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

216. Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Bunyi dan Makna pada Tiga Puisi Pilihan dalam "Inspirasi Tanpa Api" Karya Tri Budhi Sastrio

25 Juli 2022   19:01 Diperbarui: 25 Juli 2022   19:09 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Irama adalah keras lembut ucapan bunyi serta pergantian tinggi rendah, panjang pendek. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi. Jadi jika ada perulangan kata di dalam puisi, maka itu termasuk irama. Pada puisi "Jejak Langkah Sang Pengabdi" terlihat banyak irama dengan perulangan kata berturut-turut. Pada setiap baris terlihat seringkali terdapat akhiran huruf yang sama maka puisi tersebut terdapat unsur irama.

Bunyi Kakofoni cenderung mengisyaratkan makna yang bernuansa penolakan atau negasi, membayangkan suasana yang tidak harmonis atau disharmoni, atau memorakporandakan harmoni yang telah dibangun sebelumnya. Jadi unsur kakafoni berada pada suasana yang sedih. Pada Puisi tersebut banyak menggambarkan bunyi kesepian yang dirasakan. Terlihat dari kata "Hidup dan pengabdian kadang sulit dan penuh misteri, sehingga tidak jarang sukar didalami apalagi diselami" yang menandakan betapa sepinya saat itu. Bahkan di bait-bait berikutnya banyak sekali ditemukan kalimat sedih yang berujung kesepian dikarenakan tokoh utama dalam puisi tersebut merasa kesepian dihari tua padahal sebagian hidupnya sudah dihabiskan untuk pengabdian terhadap negara. Puisi tersebut termasuk kakafoni karena terdapat suasana yang tidak menyenangkan.

Bunyi Efoni adalah suatu kombinasi vokal-konsonan yang berfungsi melancarkan ucapan, pemahaman arti, dan irama baris yang mengandungnya. Unsur efoni menggambarkan bunyi puisi ketika suasana damai dan menggembirakan. Dalam puisi tersebut ada bait yang menuliskan "Akhirnya karena kami semua yakin bahwa dalam hati tak pernah ada kata akhir bagi tekad guna mengabdi, Dan walau pasti suatu ketika nanti, engkau tidak lagi menjadi pemimpin tertinggi penentu sinergi negeri ini, Tetaplah diharap, dikau sudi berdiri di belakang kami. Agar jejak pengabdi, selalu abadi lestari di hati kami." menggambarkan bunyi suasana yang damai. Bait tersebut menandakan kedamaian pada akhir masa hidup sang pengabdi sehingga puisi tersebut terdapat unsur efoninya.

  • Mengampuni itu Indah dan Mudah

Pada puisi "Mengampuni itu Indah dan Mudah" terlihat banyak irama dengan perulangan kata berturut-turut. Pada setiap baris terdapat akhiran "h" maka puisi tersebut terdapat unsur irama. Dalam puisi tersebut, menurut saya tidak temukan unsur bunyi kakfoni, dikarenakan seluruh isi baitnya menceritakan tentang arti mengampuni atau memaafkan adalah suatu hal yang indah. Jadi tidak ada rasa kesedihan dalam puisi ini, lebih ke ikhlas karena sudah berdamai dengan segala hal kesedihan tersebut. Lalu pada unsur efoni, semua bait mengandung efoni yang menandakan kedamaian dalam puisi tersebut bahwa mengampuni itu indah dan suatu hal yang mudah. Terlihat pada salah satu bait "Memaafkan serta mengampuni sesama itu pasti mudah, juga sudah pasti amat, serta sangatlah terlalu mudah, karena sama serupa sama sekali tidak ada beda noktah, Dengan mengampuni dosa sendiri yang sebesar gajah" bait terakhir tersebut menggambarkan kedamaian yang indah jika kita bisa mengampuni kesalahan-kesalahan yang telat diperbuat orang lain ataupun diri sendiri.

  • Kisa Gotami Mencari Biji Sesawi

Pada puisi "Kisa Gotami Mencari Biji Sesawi" terlihat banyak irama dengan perulangan kata berturut-turut. Pada setiap baris terdapat akhiran "i" maka puisi tersebut terdapat unsur irama. Unsur kakafoni dalam puisi tersebut terdapat pada bait "Simak bagaimana  Sang Guru Utama, siap berapi-api berusaha menyadarkan orang bernama Kisa Gotami yang sedang sedih hati, karena kehilangan anak laki, hanya ada satu yang dapat hidupkan anak yang mati, Biji sesawi" dalam bait tersebut terlihat unsur bunyi kakafoni yang menandakan kesedihan ketika Gotami yang sedih karena ditinggal mati oleh anak laki-lakinya. Kemudian pada unsur efoninya terlihat pada bait "Kisa Gotami akhirnya kembali, mencapai cerah karena ia segera menyadari betapa di dalam hidup ini tidak ada yang tak mati, jika bukan sekarang yang nanti" dalam bait tersebut Gotami akhirnya sadar bahwa semua yang hidup pasti akan mati, dia mendapatkan kedamaian ketika sudah lelah mencari biji sesawi yang kemungkinan besar belum tentu bisa menghidupkan lagi anak laki-lakinya. Dia akhirnya berdamai dengan dirinya sendiri bahwa kematian pasti akan datang kepada semua yang hidup.

Analisis kajian makna konotasi dan denotasi pada puisi Jejak Langkah Sang Pangabdi, Mengampuni itu Indah dan Mudah, dan Kisa Gotami Mencari Biji Sesawi karya Tri Budhi Sastrio dalam buku "Inspirasi Tanpa Api" adalah sebagai berikut.

  • Jejak Langkah Sang Pangabdi

Makna konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Sebuah kata dapat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut. Makna denotasi adalah makna suatu kata sesuai dengan konsep asalnya, apa adanya, tanpa mengalami perubahan makna atau penambahan makna. Makna konotasi dan denotasi dalam puisi "Jejak Langkah Sang Pengabdi" adalah sebagai berikut.

Konotasi:

"Tetaplah diharap, dikau sudi berdiri di belakang kami" kalimat tersebut bermakna orang yang selalu ada untuk orang tersebut. Dalam puisi ini mengartikan seseorang yang akan terus mengabdi kepada pemimpinnya. Namun makna sebenarnya dari kalimat tersebut adalah orang yang berdiri tepat di bekang orang lain.

Denotasi:

"Yang sakit dan sekarat karena kelaparan dan tak berdaya" kata tersebut bermakna orang yang sedang kesakitakan dan sekarat dikarenakan suatu hal yang terlihat jelas. Jika dalam konotasi, orang yang ditinggalkan orang terkasihnya juga bisa merasakan sakit namun yang sakit perasaannya dan itu tidak dapat terlihat jelas.

  • Mengampuni itu Indah dan Mudah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun