Mohon tunggu...
Rico Simanjuntak
Rico Simanjuntak Mohon Tunggu... -

Penggerak Pangan Lokal Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hari Pangan Sedunia dan Capaian Pembangunan Pertanian Era Jokowi

17 Oktober 2016   12:02 Diperbarui: 26 Oktober 2016   20:47 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Capaian Program

Berpijak dari kebijakan tersebut, kinerja sektor pertanian Era Jokowi telah menghasilkan karya besar, baik berupa peningkatan produksi, eskpor maupun kesejahteraan petani yang diikur dari meningkatnya daya beli. Tercatat, telah terjadi peningkatan produksi pangan di tahun 2015. Produksi padi mencapai 75,4 juta ton, jagung 19,6 juta ton, kedelai 0,963, cabai 1,915 juta ton, tebu 2,58 juta ton, kelapa sawit 29,34 juta ton, dan daging 3.015 ton.

Sementara, produksi padi 2014 hanya 70,84 juta ton, jagung 19 juta ton, kedelai 0,954 juta ton, cabai 1,88 juta ton, tebu 2,55 juta ton, kelapa sawit 27,78 juta ton, dan daging hanya 2.885 ton. Dari data ini, sangat jelas terlihat telah terjadi peningkatan produksi pangan yang dihasilkan petani.

Peningkatan produksi ini memberikan dampak peningkatan volume ekspor komoditas padi, jagung, kedelai, bawang merah dan cabai 2015 mencapai 290.035 ton. Sementara ekspor di tahun 2014 hanya sebesar 115.617 ton.

Selain itu, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di tahun 2015 lebih besar dibanding 2014. NTUP 2015 mencapai 107,45 sedangkan 2014 hanya 106,05. NTUP ini mengindikasikan kemampuan petani untuk membeli input produksi. Hal ini pun menunjukkan tingkat kesejahteraan petani.

Harus dicatat juga, keberhasilan program pertanian saat ini mampu meningkatkan ketahanan pangan Indonesia dibandingkan negara-negara lain. Hal ini diungkapkan oleh data The Economist Intelligence Unit menunjukkan indeks ketahanan pangan global atau Global Food Security Index (GFSI) tahun 2016 Indonesia meningkat dari peringkat ke 74 menjadi ke 71 dari 113 negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami perubahan terbesar pada indeks keseluruhan (2.7). Aspek Ketersediaan Indonesia tahun 2016 berada pada peringkat ke 66, jauh di atas peringkat Keseluruhannya (ke 71).

Deretan capaian di atas mengindikasikan pemerintah saat ini benar-benar menaruh perhatian besar dan masif mengimplementasikan program di lapangan. Akan tetapi, yang harus dilakukan juga adalah membangun pertanian harus diintegrasikan dengan nilai luhur atau budaya masyarakat setempat. Pengembangan komoditas pangan harus disesuaikan dengan spesifikasi lokasi dan keunggulan komparatif suatu daerah. Tentunya hal ini harus didorong oleh keterlibatan nilai luhur atau budaya suatu daerah.

Keterlibatan nilai luhur masyarakat dapat mencegah terjadinya moral hazard masyarakat yang dapat merusak dan meniadakan lahan pertanian. Misalnya mencegah terjadinya konversi lahan yang saat ini kian parah. Dengan bersandar pada nilai luhur, masyarakat tidak akan berani menjual lahannya karena takut akan hukum adat dan kutukan alam.

Selain itu, keterlibatan nilai luhur pun dapat mendorong masyarakat tanpa ada paksaan untuk membangun lumbung pangan. Apabila semua masyarakat petani di seluruh pelosok tanah air memiliki lumbung pangan, maka tidak akan pernah terjadi kelangkaan stok dan harga pangan rendah yang diterima petani. Sehingga, tidak menemukan petani yang dalam keadaan miskin.

Oleh karen itu, semoga di HPS ke-35, pemerintah bersama para pemangku kepentingan dapat bergandengan tangan untuk memajukan pertanian bahkan membawa pertanian Indonesia nomor wahid di mata dunia. Para mafia pangan pun dapat segera diberantas demi terwujudnya merah putih yakni Indonesia yang berdaulat pangan dan masyarakat sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun