Mohon tunggu...
Rico  Anjari
Rico Anjari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Kuliah di Jepang

10 April 2017   13:36 Diperbarui: 10 April 2017   13:50 8766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ohayougozaimasu,

Assalamualaikum….

Setelah lulus SMA pada 2012 silam, tidak pernah terlintas di pikiran kalau saya akan mengambil jurusan Sastra Jepang saat kuliah nanti. Ketika liburan, saya sibuk mencari kampus mana yang bagus dan murah mengingat saya adalah anak yang lahir dari keluarga sederhana. Karena jurusan waktu SMA adalah Akuntansi, saya pun mencari jurusan yang sesuai. Tapi entah mengapa, selama dua bulan saya memikirkan hal itu rasanya tidak mungkin untuk mengambil jurusan yang berhubungan dengan Akuntansi.

“Apakah hati saya tidak suka dengan jurusan itu atau mungkin Allah berkehendak lain ?” Bertanya dalam hati. Akhirnya saya memutuskan mencari jurusan lain. Oh iya, waktu perpisahan, sempat diusulkan guru saya untuk mengambil jurusan Akuntansi di salah satu Perguruan Tinggi dengan beasiswa tentunya. (bisa dibilang kampusnya sangat bagus dan terkenal) tapi, bukan itu yang saya cari. Karena tidak tertarik dengan jurusan Akuntansi, saya memutuskan untuk menolaknya.

Ketika melihat program musik di TV, ada sebuah grup yang salah seorang anggotanya orang Jepang dan berbicara bahasa Jepang. Wah, saya sangat terkesan sekali (lebay dikit.) Saya pun langsung berpikir “kenapa saya tidak mengambil jurusan Sastra Jepang saja ?.” Walaupun jurusan Akuntansi, saya juga belajar bahasa Jepang di sekolah dan nilai bahasa Jepangnya pun paling tinggi ketika itu. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jurusan Sastra Jepang. Tapi, di mana saya harus mencari kampus yang ada jurusan bahasa Jepangnya.?

Sambil bertanya dengan teman-teman, saya juga mencari di internet. Kemudian saya diusulkan oleh teman untuk pergi ke STBA LIA Jakarta dan katanya di sana juga ada beasiswanya atau PBU (Program Beasiswa Unggulan) dari KEMENDIKBUD. Tanpa basa-basi, saya langsung pergi ke sana dengan melengkapi semua persyaratan yang diperlukan. Saya sangat berharap sekali untuk mendapatkan beasiswa itu. Selain tidak usah membayar biaya kuliah selama empat tahun, saya juga bisa meringankan beban kedua orang tua.

Akhirnya, saya diterima di STBA LIA dan di sinilah saya belajar bahasa Jepang tanpa perlu memikirkan biaya kuliahnya, karena semua biaya sudah ditanggung oleh KEMENDIKBUD, terimakasih KEMENDIKBUD !!!

Dengan mendapat beasiswa dari KEMENDIKBUD selama 4 tahun, saya berkesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar selama satu tahun di Jepang. di tahun ke tiga akhirnya saya bisa berangkat ke Jepang untuk belajar di Kochi University yang berada di kota Kochi tepatnya di pulau Shikoku. Tidak mudah saya mendapatkan kesempatan ini karena harus melewati ujian tertulis dan wawancara. Alhasil, dengan doa dan usaha yang keras saya bisa mendapatkannya. Alhamdulillah……..

September 2015 saya berangkat ke Jepang dan saat itu petualangan saya sebagai mahasiswa asing di Negeri Sakura pun DIMULAI !!!!

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Awal kedatangan saya sempat kesulitan dengan Bahasa meskipun saya pembelajar Bahasa Jepang tetap saja kata-kata yang dilontarkan oleh orang Jepang langsung sangat berbeda dengan saat kita belajar di kelas Chokai (*Chokai = Mendengarkan). Mendengar Bahasa Jepang standar saja sudah bingung apalagi Bahasa daerah, bingungnya dua kali lipat. Tapi akhirnya saya pun terbiasa dengan Bahasa mereka.

Kehidupan mahasiswa di Jepang sangat berbeda jauh dengan di Indonesia. Pagi hari kuliah, setelah kuliah mereka aktif dalam kegiatan ekskul, bila ada waktu kosong mereka pun bekerja paruh waktu, LUAR BIASA. Mau tidak mau saya juga harus mengikuti mereka supaya saya tahu bagaimana rasanya menjadi mahasiswa di Jepang. Di dalam kehidupan sehari-hari pun sangat berbeda contohnya dalam hal membuang sampah. Di sana sampah harus dibedakan berdasarkan klasifikasinya misal, sampah kertas, botol, dan beling itu berbeda tempatnya dan cara membuangnya pun juga sedikit repot karena harus diuraiakan terlebih dahulu. Kebanyangkan bagaimana disiplinnya hidup di Jepang.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Kelas yang saya ikuti kebanyakan adalah kelas khusus untuk mahasiswa asing yang sedang belajar Bahasa dan Budaya Jepang dan ada beberapa kelas yang saya ikuti bersama mahasiswa Jepang. Rasanya senang sekali menjadi orang asing di negeri orang, selain bisa mengenal teman dari berbagai negara, kita juga bisa melihat perbedaan karakter, cara berpikir dan budaya dari negara lain. Di Jepang semua akan diberlakukan sama antara orang Jepang dengan orang asing, baik dalam perkuliahan maupun pekerjaan. Meskipun sebagai orang asing bukan berarti akan mendapat perlakuan yang berbeda dengan orang Jepang. Kehidupan saya di Jepang tidak hanya belajar, tetapi saya mencoba untuk bekerja paruh waktu seperti halnya mahasiswa Jepang. ya, bekerja paruh waktu membuat kita harus disiplin dalam mengatur waktu. Saya benar-benar merasakan budaya Jepang tentang kedisiplinan dan kerja keras karena selama ini saya hanya melihat, mendengar dari TV dan pelajaran di kelas saja. Tidak afdol rasanya jika kuliah ke Jepang tidak melakukan pekerjaan paruh waktu karena disitulah kita bisa mengenal karakter dan budaya orang Jepang dalam bekerja.

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Saya juga berkesempatan untuk memperkenalkan Indonesia kepada orang Jepang. Karena ada kerjasama antara Kochi University dengan salah satu Universitas di Indonesia, jadi saya diminta untuk memperkenalkan Indonesia dalam berbagai hal seperti agama, masakan, dan budaya. Masih banyak orang Jepang khususnya di daerah Kochi yang belum tahu tentang Indonesia. Senang sekali dan menjadi kebanggan tersendiri bisa memperkenalkan Indonesia kepada orang asing.

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Ada sebuah Perkumpulam Pelajar Indonesia (PPI), meskipun anggotanya tidak banyak, tapi membuat saya bisa berkumpul dan melepas rindu dengan teman-teman dari Indonesia. Ketika rindu dengan makanan Indonesia PPI Kochi adalah jawabannya karena setiap kali berkumpul selalu ada hidangan masakan Indonesia. Selain itu PPI KOCHI juga menyelenggarakan solat Idul Fitri dan Idul Adha bersama dengan beberapa negara muslim lainnya.

Terakhir saya ingin sampaikan bahwa tidak ada perjuangan dan usaha yang keras yang sia-sia, semua akan bisa kita raih jika doa dan usaha yang kita lakukan sudah maksimal. Karena kesempatan adalah milik orang yang berani berjuang demi mencapai cita-citanya.

Saya berharap beasiswa ini tidak hanya diterima oleh sebagian orang saja, tetapi juga bisa diterima oleh semua kalangan baik dari  kalangan atas sampai kalangan bawah yang ingin melanjutkan pendidikannya tanpa harus membebani kedua orang tua.

Sekian dari saya .. SUKSES UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA

Penerima Program Beasiswa Unggulan 2012

Ricozira Anjari S

Japanese Literature 2012

STBA LIA JAKARTA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun