Ohayougozaimasu,
Assalamualaikum….
Setelah lulus SMA pada 2012 silam, tidak pernah terlintas di pikiran kalau saya akan mengambil jurusan Sastra Jepang saat kuliah nanti. Ketika liburan, saya sibuk mencari kampus mana yang bagus dan murah mengingat saya adalah anak yang lahir dari keluarga sederhana. Karena jurusan waktu SMA adalah Akuntansi, saya pun mencari jurusan yang sesuai. Tapi entah mengapa, selama dua bulan saya memikirkan hal itu rasanya tidak mungkin untuk mengambil jurusan yang berhubungan dengan Akuntansi.
“Apakah hati saya tidak suka dengan jurusan itu atau mungkin Allah berkehendak lain ?” Bertanya dalam hati. Akhirnya saya memutuskan mencari jurusan lain. Oh iya, waktu perpisahan, sempat diusulkan guru saya untuk mengambil jurusan Akuntansi di salah satu Perguruan Tinggi dengan beasiswa tentunya. (bisa dibilang kampusnya sangat bagus dan terkenal) tapi, bukan itu yang saya cari. Karena tidak tertarik dengan jurusan Akuntansi, saya memutuskan untuk menolaknya.
Ketika melihat program musik di TV, ada sebuah grup yang salah seorang anggotanya orang Jepang dan berbicara bahasa Jepang. Wah, saya sangat terkesan sekali (lebay dikit.) Saya pun langsung berpikir “kenapa saya tidak mengambil jurusan Sastra Jepang saja ?.” Walaupun jurusan Akuntansi, saya juga belajar bahasa Jepang di sekolah dan nilai bahasa Jepangnya pun paling tinggi ketika itu. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jurusan Sastra Jepang. Tapi, di mana saya harus mencari kampus yang ada jurusan bahasa Jepangnya.?
Sambil bertanya dengan teman-teman, saya juga mencari di internet. Kemudian saya diusulkan oleh teman untuk pergi ke STBA LIA Jakarta dan katanya di sana juga ada beasiswanya atau PBU (Program Beasiswa Unggulan) dari KEMENDIKBUD. Tanpa basa-basi, saya langsung pergi ke sana dengan melengkapi semua persyaratan yang diperlukan. Saya sangat berharap sekali untuk mendapatkan beasiswa itu. Selain tidak usah membayar biaya kuliah selama empat tahun, saya juga bisa meringankan beban kedua orang tua.
Akhirnya, saya diterima di STBA LIA dan di sinilah saya belajar bahasa Jepang tanpa perlu memikirkan biaya kuliahnya, karena semua biaya sudah ditanggung oleh KEMENDIKBUD, terimakasih KEMENDIKBUD !!!
Dengan mendapat beasiswa dari KEMENDIKBUD selama 4 tahun, saya berkesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar selama satu tahun di Jepang. di tahun ke tiga akhirnya saya bisa berangkat ke Jepang untuk belajar di Kochi University yang berada di kota Kochi tepatnya di pulau Shikoku. Tidak mudah saya mendapatkan kesempatan ini karena harus melewati ujian tertulis dan wawancara. Alhasil, dengan doa dan usaha yang keras saya bisa mendapatkannya. Alhamdulillah……..
September 2015 saya berangkat ke Jepang dan saat itu petualangan saya sebagai mahasiswa asing di Negeri Sakura pun DIMULAI !!!!
Awal kedatangan saya sempat kesulitan dengan Bahasa meskipun saya pembelajar Bahasa Jepang tetap saja kata-kata yang dilontarkan oleh orang Jepang langsung sangat berbeda dengan saat kita belajar di kelas Chokai (*Chokai = Mendengarkan). Mendengar Bahasa Jepang standar saja sudah bingung apalagi Bahasa daerah, bingungnya dua kali lipat. Tapi akhirnya saya pun terbiasa dengan Bahasa mereka.
Kehidupan mahasiswa di Jepang sangat berbeda jauh dengan di Indonesia. Pagi hari kuliah, setelah kuliah mereka aktif dalam kegiatan ekskul, bila ada waktu kosong mereka pun bekerja paruh waktu, LUAR BIASA. Mau tidak mau saya juga harus mengikuti mereka supaya saya tahu bagaimana rasanya menjadi mahasiswa di Jepang. Di dalam kehidupan sehari-hari pun sangat berbeda contohnya dalam hal membuang sampah. Di sana sampah harus dibedakan berdasarkan klasifikasinya misal, sampah kertas, botol, dan beling itu berbeda tempatnya dan cara membuangnya pun juga sedikit repot karena harus diuraiakan terlebih dahulu. Kebanyangkan bagaimana disiplinnya hidup di Jepang.
Saya juga berkesempatan untuk memperkenalkan Indonesia kepada orang Jepang. Karena ada kerjasama antara Kochi University dengan salah satu Universitas di Indonesia, jadi saya diminta untuk memperkenalkan Indonesia dalam berbagai hal seperti agama, masakan, dan budaya. Masih banyak orang Jepang khususnya di daerah Kochi yang belum tahu tentang Indonesia. Senang sekali dan menjadi kebanggan tersendiri bisa memperkenalkan Indonesia kepada orang asing.
Ada sebuah Perkumpulam Pelajar Indonesia (PPI), meskipun anggotanya tidak banyak, tapi membuat saya bisa berkumpul dan melepas rindu dengan teman-teman dari Indonesia. Ketika rindu dengan makanan Indonesia PPI Kochi adalah jawabannya karena setiap kali berkumpul selalu ada hidangan masakan Indonesia. Selain itu PPI KOCHI juga menyelenggarakan solat Idul Fitri dan Idul Adha bersama dengan beberapa negara muslim lainnya.
Terakhir saya ingin sampaikan bahwa tidak ada perjuangan dan usaha yang keras yang sia-sia, semua akan bisa kita raih jika doa dan usaha yang kita lakukan sudah maksimal. Karena kesempatan adalah milik orang yang berani berjuang demi mencapai cita-citanya.
Saya berharap beasiswa ini tidak hanya diterima oleh sebagian orang saja, tetapi juga bisa diterima oleh semua kalangan baik dari kalangan atas sampai kalangan bawah yang ingin melanjutkan pendidikannya tanpa harus membebani kedua orang tua.
Sekian dari saya .. SUKSES UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA
Penerima Program Beasiswa Unggulan 2012
Ricozira Anjari S
Japanese Literature 2012
STBA LIA JAKARTA
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI