Mohon tunggu...
Rico Adi Utama
Rico Adi Utama Mohon Tunggu... profesional -

Asli Piaman Laweh - Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesawat Air Asia QZ 8501 atau Grand Design?

4 Januari 2015   19:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:50 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_344789" align="aligncenter" width="640" caption="Foto: AIR ASIA/ lifestyle.okezone.com"][/caption]

Sebuah Pandangan - Pernahkah kita melayangkan pikiran, bahwa jatuhnya Pesawat Air Asia adalah sebuah 'grand design' atau konspirasi?. Tentunya, saya rasa, ini bukan hanya sebuah alibi. Bisa saja jatuhnya pesawat tersebut adalah dikehendaki oleh beberapa kepentingan, bisa saja?

Pertanyaan sebagaimana yang disebutkan itu, timbul dari diskusi saya dengan beberapa orang rekan - rekan, diantara mereka ada yang berlatar belakang profesional, politisi dan biasa - biasa saja, kami membahas soal tragedi Air Asia.

"Penerbangan adalah salah satu bentuk ukuran kecanggihan teknologi dan keamanan sebuah negara, Bung!'" celetuk seorang teman, ditengah hangatnya diskusi.

Wach...saya mulai berpikir melayang cukup jauh. lalu kemudian sayapun bertanya, "Apakah ini mungkin saja ada keterlibatan pihak - pihak inteligen?," tanya saya dengan heran.

"Mungkin saja, coba anda bayangkan, pesawat sekaliber AirbusA320-200, dengan kecanggihan yang mendekati sempurna itu, apakah bisa dengan mudah tertelan atau terpental oleh awan cumulonimbus begitu saja? tanpa terlebih dahulu memberi aba - aba darurat dengan panggilan May Day misalnya?," ulasnya teman saya itu.

"Benar juga Bung, lalu menurut anda seperti apa yang terjadi?," tanya saya, ingin tahu lebih jauh apa yang ia pikirkan.

"Nah, saya juga sebenarnya tidak bisa memastikan secara konkrit, tapi indikator untuk curiga juga ada sich.... Maka, coba kita telisik kembali sebelum Air Asia meminta izin untuk terbang di ketinggian 38.000 kaki demi  menghindari cuaca buruk. Lalu tidak berapa detik saja, kemudian sinyalnya dinyatakan hilang, aneh kan? itu Air Bus loch..." imbuhnya.

"Iya juga, tetapi mengapa anda menyatakan adanya konspirasi atau grand design dari awal pembicaraan kita tadi?," tanya saya lagi.

"Baik, penerbangan atau pesawat sebagaimana saya sebutkan tadi, adalah ukuran kecanggihan teknologi dan keamanan sebuah negara. Lihat saja resahnya Indonesia ketika Air Asia jatuh, itu bukan respon duka dan luka saja, tetapi itu adalah ancaman. Atau mari kita hubungkan dengan ditembak jatuhnya pesawat Malaysia yang sebelumnya Airlines Boeing 777 dilaporkan jatuh di perbatasan Ukraina dan Rusia, diduga karena ditembak kan? Banyak negara yang mengecam itu, tidak terlupa yang juga ikut mengecam adalah negara adikuasa Amerika Serikat," ulasnya.

Ia lantas melanjutkan lagi, nah, karena kepentingan apa sebenarnya pesawat Malaysia itu di 'jatuh' kan? itukan pesawat komersil, tidak membawa bala tentara atau orang - orang politik atau orang - orang pergerakan dan lain sebagainya sehingga menjadi alasan ia adalah target dan perlu di musnahkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun